Ada suasana baru di Wisma Atlet Kemayoran. Sejak dua pekan lalu, Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, kedatangan sejumlah pasien baru. Pada Jumat, 27 Agustus 2021, misalnya, ada 231 pasien baru yang dirawat di sana.
Pekerja Migran Indonesia
Itu bukan berarti ada lonjakan warga yang terpapar Covid-19 di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Bukan. Mereka sebagian besar adalah warga dari berbagai wilayah tanah air, yang baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Selama ini, mereka bekerja di berbagai negara di luar negeri.
Menurut Mayjen DR. dr. Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, mereka ini dikenal sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, banyak pekerja migran yang kembali ke tanah air. Ada yang kembali karena inisiatif sendiri. Ada pula yang terpaksa kembali karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di luar negeri.
Selain itu, ada pula yang kembali karena ada perbaikan sistem di tempat kerja mereka di luar negeri. Itu diungkapkan oleh para pekerja di kapal ikan China, yang dipulangkan ke Indonesia melalui Singapura. "Kami pulang, karena ada perbaikan kapal," ujar Andri, salah seorang dari 35 pekerja kapal ikan tersebut di RSDC Pademangan.
Nah, sesuai aturan Satgas Covid-19, para pekerja migran tersebut harus menjalani masa karantina, sejak tiba di tanah air. Dari Bandara Soekarno-Hatta, misalnya, para pekerja migran dibawa ke Wisma Atlet Pademangan yang berada di Jalan Benyamin Sueb, Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Ada tiga tower di sana, yaitu Tower 8, 9, dan 10. Tiga tower tersebut digunakan untuk karantina pekerja migran. Setiba di sana, tiap pekerja migran menjalani test Antigen dan atau test PCR. Mereka yang hasil test-nya negatif, akan menjalani karantina beberapa hari di Wisma Atlet Pademangan.
Mayjen Tugas Ratmono menjabarkan, mereka yang hasil test-nya positif, akan dibawa ke Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani perawatan. Dari 231 pasien baru pada Jumat, 27 Agustus 2021 tersebut, 188 di antaranya adalah pekerja migran yang terdeteksi positif. Karena itulah mereka perlu menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran.
Dominan Arab Saudi dan Malaysia
Pada Jumat, 27 Agustus 2021 itu, ada 4.743 pekerja migran yang menjalani karantina di Wisma Atlet Pademangan. Mereka terdiri dari 2.523 pria dan 2.219 perempuan. Detailnya, 119 orang bekerja di Arab Saudi, 22 orang di Malaysia, 11 orang di Fiji, 7 orang di Papua Nugini, 3 orang di Korea, 3 orang di Jepang, dan di negara lainnya.
"Hari ini, pasien baru dari pekerja migran yang masuk ke Wisma Atlet Kemayoran, sebanyak 36 orang. 21 orang pekerja migran dari Arab Saudi dan selebihnya dari Malaysia," ujar Mayjen Tugas Ratmono, pada Selasa, 31 Agustus 2021. Pencermatan terhadap mereka, tentu saja harus lebih saksama, dalam konteks masuknya varian baru ke tanah air.
Para pekerja migran yang telah menyelesaikan masa karantina, masing-masing akan mendapatkan surat keterangan tentang kondisi kesehatan mereka. Dengan demikian, mereka bisa menunjukkan surat tersebut kepada petugas, jika ada pemeriksaan di jalan. Surat keterangan itu juga bisa digunakan untuk melapor ke Rukun Tetangga (RT) dan atau Rukun Warga (RW) tempat yang bersangkutan berdomisili.
Suasana di Tower 8, 9, dan 10 Wisma Atlet Pademangan, lumayan ramai. Para pekerja migran yang sudah dibolehkan pulang, menunggu kendaraan di pelataran. Mereka yang sama-sama pulang ke daerah yang sama, bersepakat untuk mencarter kendaraan. Di luar pagar Wisma Atlet Pademangan, ada sejumlah kendaraan yang siap untuk mereka sewa.
Ada yang mencarter kendaraan langsung ke daerah tujuan. Ada pula yang mencarter hanya sampai Stasiun Kereta Pasar Senen dan atau Stasiun Kereta Gambir, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta ke daerah asal masing-masing. Selain itu, ada yang mencarter kendaraan dengan tujuan Terminal Bus untuk melanjutkan perjalanan dengan bus antar kota. Ada juga sebagian pekerja migran yang dijemput oleh keluarga mereka.
Dengan banyaknya pekerja migran yang kembali ke tanah air, tentu menjadi penanda, betapa kian sedikitnya lapangan kerja yang tersedia. Bukan hanya di negara-negara luar, tapi juga di dalam negeri Indonesia. Dan, mereka nampaknya lebih memilih pulang ke tanah air, mengingat pandemi Covid-19 masih akan berlangsung cukup lama.
Jakarta 04 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H