Apalah arti mudik bagi seorang Angga. Remaja 15 tahun itu, duduk sendiri di tangga, yang terbuat dari potongan dahan kayu. Beberapa meter di depannya, mengalir Sungai Musi, yang menurut Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumatera Selatan, kedalamannya berkisar antara 10-12 meter. Kedalaman hidup seperti apa yang bisa kita selami dari Angga?
Angga Memandang Tongkang
Lebar Sungai Musi antara 250-504 meter, dengan panjang aliran sungai mencapai 750 kilometer. Di sungai besar yang melintasi Kota Palembang itu, saban hari berseliweran sejumlah tongkang dengan muatan batubara. Muatan tongkang tersebut penuh membubung, membentuk gunungan. Penuh, sangat penuh.
Sebuah tongkang bisa memuat  8 ribu ton batubara untuk sekali jalan. Bisa juga lebih. Tiap hari, ada banyak tongkang yang melintasi Sungai Musi. Ada puluhan, bahkan ratusan ton batubara yang diangkut tiap hari. Nilainya tentulah miliaran rupiah. Remaja 15 tahun bernama Angga itu, hanya bisa memandangi saja.
Sorotan matanya, seakan mewakili ratusan pasang mata warga yang mendiami Selat Punai, yang dilintasi oleh puluhan tongkang batubara tersebut. Kini, Lebaran tinggal hitungan jam. Apalah arti mudik bagi seorang Angga? Ibunya sudah wafat beberapa tahun lalu. Ayahnya pergi entah ke mana dan tak pernah kembali.
Desa tersebut merupakan desa yang nyaris terisolir, tergolong desa tertinggal. Senin (10/05/2021) siang lalu, saya berjumpa dengan Angga, secara tak sengaja. Dengan perahu mesin yang disebut ketek, Senin itu saya dengan empat rekan melayari Sungai Musi dari dermaga PT Laut menuju Selat Punai.
Ada Didik Wiratno dan Erwin Hadi dari Reportase News, Budi Tanjung dari CNN Indonesia TV, dan Mada Mahfud dari Ring Satu. Selain kami berlima, ada juga AKP Kusyanto, Kapolsek Gandus Polrestabes Palembang, Aiptu Jumani, Babinkamtibmas Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus, Palembang, dan Mazmur, Ketua RW 06 Selat Punai.
AKP Kusyanto, Aiptu Jumani, dan Mazmur memang mengagendakan kami berkunjung ke Selat Punai. Tujuannya, antara lain, untuk menyaksikan gerakan pencegahan penyebaran Covid-19 di sana. Kami berlima, sejak September 2020, menjadi relawan media di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ironi dari Tepian Sungai Musi