Di era vaksinasi Covid-19 ini, peran vaksinator tentulah sangat penting. Vaksinator adalah tenaga kesehatan yang menyuntikkan vaksin ke orang yang divaksin. Mereka terdidik dan terlatih, juga harus tersertifikasi tentunya. Di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, ada 60 vaksinator yang sudah tersertifikasi. Kita patut acungkan dua jempol untuk mereka. Kenapa?
Tanggung Jawab Mereka Tinggi
Sebagai vaksinator, tanggung jawab mereka tinggi. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada orang yang divaksin, mereka tentulah akan diperiksa. Tim medis akan menyusuri, apakah mereka sudah melakukan vaksinasi sesuai prosedur atau tidak. Artinya, akurasi kerja mereka senantiasa dipantau secara saksama. Tak boleh ada kesalahan, karena menyangkut kesehatan orang yang menjalani vaksinasi.
Karena itulah, menurut Mayjen Tugas Ratmono, Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, para vaksinator tersebut menjalani pendidikan serta pelatihan secara ketat, sebelum ditugaskan sebagai vaksinator. Mereka yang dinilai lulus dari pendidikan serta pelatihan tersebut, akan mendapatkan sertifikat. Itu menjadi bukti otentik bahwa mereka berhak melakukan vaksinasi. Mereka inilah yang disebut sebagai vaksinator yang sudah tersertifikasi.
RSDC Wisma Atlet Kemayoran memiliki 60 vaksinator yang sudah tersertifikasi. Sejak Januari hingga akhir Maret 2021 lalu, mereka sudah melakukan vaksinasi terhadap 3.400 lebih tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran. Masing-masing menjalani dua kali vaksin, dengan rentang 14 hari antara pemberian vaksin pertama dengan pemberian vaksin yang kedua.
Sejauh ini, menurut Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, tidak ada dampak ikutan yang dialami 3.400 lebih tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, yang sudah divaksinasi. Ini tentu saja menunjukkan tingginya kredibilitas para vaksinator tersebut. Mereka dengan cermat memeriksa kondisi kesehatan tiap orang yang hendak mereka vaksin.
Yang secara kesehatan memenuhi kriteria, akan divaksin. Yang tidak, akan ditunda. Salah satu yang dicermati adalah tekanan darah tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan tersebut. Nah, dengan tidak ada dampak ikutan akibat vaksinasi, maka hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kondisi kesehatan para tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, dalam keadaan prima untuk menjalankan tugas.
Menjadi Vaksinator untuk Publik  Â
Kita tahu, RSDC Wisma Atlet Kemayoran memiliki 60 vaksinator yang sudah tersertifikasi. Nah, apa aktivitas puluhan vaksinator tersebut, setelah seluruh tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, divaksin? Ini yang juga patut diacungkan dua jempol. Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, mendayagunakan kompetensi para vaksinator tersebut untuk kepentingan publik yang lebih luas.
Antara lain, membantu Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kongkritnya, warga yang sudah direkomendasikan untuk divaksin oleh Puskemas Kemayoran, Jakarta Pusat, dipersilakan datang ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran, untuk kemudian divaksin di RSDC. Yang memvaksinasi tentu saja para vaksinator yang sudah tersertifikasi tersebut. Dan, yang merekomendasikan warga untuk divaksin adalah team Puskemas Kemayoran.
Kebijakan lain yang ditempuh Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, adalah mengirimkan vaksinator yang sudah tersertifikasi ke tempat-tempat vaksinasi massal yang diadakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Salah satunya ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di pasar itu, diadakan vaksinasi massal terhadap hampir 10.000 pedagang Pasar Tanah Abang. Vaksinasi tersebut dilakukan di lantai 8 Blok A Pasar Tanah Abang.
Presiden Joko Widodo meninjau secara langsung vaksinasi massal tersebut. Sebagian dari vaksinator yang bertugas di sana, berasal dari RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Kebijakan publik Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran tersebut, tentulah merupakan langkah yang strategis. Artinya, tenaga kesehatan di RSDC juga aktif memutus rantai penyebaran Covid-19 di ranah publik secara luas. Â Â Â
Menurut Mayjen Tugas Ratmono, kebijakan tersebut ia tempuh untuk mempercepat tercapainya kekebalan masyarakat atau herd immunity. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers virtual pada Senin (08/03/2021) menyebut, herd immunity baru bisa terbentuk jika sudah 70 persen populasi Indonesia disuntik vaksin Covid-19.
Hingga Minggu (25/04/2021), jumlah warga yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis kedua, mencapai 6.822.304 orang. Jumlah warga yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 11.733.923 orang. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi, herd immunity kemungkinan baru bisa dicapai Indonesia pada Maret 2022.
Jakarta 27-04-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H