"Melalui riset, kita mencari jawaban secara ilmiah, yang hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," ujar Mayjen Tugas Ratmono, pada Kamis (08/10/2020), ketika mendirikan Unit Riset Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Dengan kata lain, Mayjen Tugas Ratmono sudah merintisnya. Itu ia eksekusi di bulan ke-6 setelah RSDC Wisma Atlet Kemayoran beroperasi.
Keberadaan Unit Riset Covid-19 tersebut tentu saja merupakan track record baru RSDC Wisma Atlet. Langkah awal untuk menguak misteri pandemi virus corona. Secara latar belakang pendidikan, tradisi keilmuan memang sudah mendarah-daging di diri Mayjen Tugas Ratmono. Ia adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990.
Tak hanya sampai di situ. Mayjen Tugas Ratmono kemudian melanjutkan studi spesialis syaraf. Juga, manajemen kerumahsakitan. Maka, lengkapnya menjadi Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. Deretan jenjang akademik tersebut menjadikan Mayjen Tugas Ratmono sebagai leader yang visioner.
Di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, visinya tentang pelayanan kesehatan berbasis teknologi digital, sangat mengesankan. Sejak awal, Mayjen Tugas Ratmono sudah membangun sistem manajemen rumah sakit berbasis Informasi Teknologi (IT). Untuk itu, ia di-support oleh tim IT dari Valista, perusahaan spesialis IT Rumah Sakit.
Karena data pasien sudah berbasis digital dan terintegrasi, maka Mayjen Tugas Ratmono hanya membutuhkan beberapa langkah saja, ketika hendak mengeksekusi Unit Riset Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Data detail 73.098 orang pasien Covid-19 sudah ter-record secara cermat di sana.
Dalam konteks riset ilmiah tentang Covid-19, data tersebut tentulah sangat berharga. Sejumlah lembaga riset di tanah air sudah menggunakan data tersebut untuk berbagai topik penelitian. Nah, mengingat pandemi Covid-19 masih terus berlanjut, bahkan sudah terdeteksi virus corona varian baru, maka basis penelitian Covid-19 sudah seharusnya diperkuat.
Mayjen Tugas Ratmono sudah merintis dan mengembangkannya di Unit Riset Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Mudah-mudahan para stakeholder di negeri ini, yang peduli pada kesehatan bangsa ini, terketuk hati mereka untuk mengembangkan riset ilmiah tentang Covid-19. Setidaknya, sebagai pembanding hasil riset Covid-19 di luar negeri.
Lebih keren lagi jika peneliti Covid-19 dari dalam negeri mampu berkontribusi terhadap pengembangan riset virus corona di dunia internasional.
Jakarta 16 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H