Lonjakan pasien di RSDC Wisma Atlet, menjadi perhatian banyak pihak. Jumat (04/12/2020) kemarin, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman berkunjung ke sana. "Pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya, kepada para tenaga kesehatan," tutur Mayjen Dudung Abdurachman memberikan semangat.
Nakes Tumpuan Harapan
Apresiasi yang demikian, tentu saja perlu dan dibutuhkan para tenaga kesehatan (nakes). Mereka kini benar-benar menjadi tumpuan harapan. Di masa pandemi Covid-19 ini, para nakes di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, berjibaku merawat ribuan pasien Covid-19. Sebagian besar dari para nakes tersebut, bahkan sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah masing-masing.
"Hanya Tuhan Yang Kuasa yang bisa memberikan penilaian pada kemuliaan hati para tenaga kesehatan dan petugas keamanan," ujar Mayjen TNI Dudung Abdurachman lebih lanjut, di hadapan sekitar 100 tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet, yang berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun dari sipil.
100 tenaga kesehatan itu mewakili rekan-rekan mereka, yang jumlah totalnya mencapai 1.952 nakes. Mereka terdiri dari dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, tenaga kesehatan lainnya, dan petugas pengamanan. Dari 1.952 nakes tersebut, 359 di antaranya adalah anggota TNI, yang berasal dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Mereka memang butuh apresiasi, sekaligus pompaan semangat. Mayjen TNI Dudung Abdurachman menuturkan, para tenaga kesehatan tersebut adalah pahlawan masyarakat, karena mereka telah mengorbankan jiwa dan raga demi merawat pasien Covid-19. Mereka telah menempuh risiko besar, dari kemungkinan tertular virus Corona.
Di kesempatan itu, Mayjen TNI Dudung Abdurachman minta agar masyarakat mengapresiasi serta menghargai perjuangan para tenaga kesehatan tersebut. Caranya ya dengan mematuhi protokol kesehatan. "Kerja para tenaga kesehatan di sini akan efektif menangani pandemi Covid-19, jika masyarakat patuh menjalankan protokol kesehatan," tukas Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pertemuan dengan 100 tenaga kesehatan itu, berlangsung di lantai 2 tower 1 RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ada empat tower yang digunakan di sana untuk merawat pasien Covid-19, yaitu tower 4, 5, 6, dan 7. Secara keseluruhan, kini ada 3.000 lebih pasien yang tengah dirawat di RSDC Wisma Atlet. Artinya, tingkat keterisiannya sudah mencapai lebih dari 70 persen.
Hargai Nakes, Taati Protokes
Lonjakan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet itu, terjadi setelah libur panjang 4 hari, pada 27-30 Oktober 2020 lalu. Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, mengemukakan, lonjakan pasien di RSDC Wisma Atlet mulai terasa sejak awal November 2020.
Kini, rata-rata ada 200 pasien Covid-19 per hari yang masuk ke RSDC Wisma Atlet. Mereka terutama berasal dari wilayah DKI Jakarta, selain pasien yang berasal dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Lonjakan pasien tersebut tentu saja menunjukkan masih rendahnya tingkat ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan (protokes).
Senada dengan Mayjen TNI Tugas Ratmono, pada Senin (23/11/2020), Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan, ada peningkatan kasus pasca libur panjang akhir Oktober lalu. Ada peningkatan kasus yang cukup signifikan di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Bahkan, menurut Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, sejumlah Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah juga mengalami peningkatan okupansi kasur ICU hingga lebih dari 70 persen. Dengan kata lain, rendahnya tingkat ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan (protokes), merata di sejumlah wilayah.
Mayjen TNI Tugas Ratmono berharap, lonjakan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, juga lonjakan pasien di sejumlah wilayah di tanah air, hendaknya semakin menyadarkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 tidak bisa dipandang remeh. Kenyataan ini seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.
Dalam konteks tenaga kesehatan, lonjakan pasien Covid-19 tersebut, tentu saja menambah beban kerja para nakes. "Sejauh ini, para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, masih mampu menangani lonjakan pasien tersebut. Belum, belum sampai kewalahan," ujar Mayjen TNI Tugas Ratmono dengan meyakinkan.
Secara keseluruhan, Mayjen TNI Tugas Ratmono yang juga merupakan Kepala Pusat Kesehatan TNI, menyebutkan, sistem kerumahsakitan yang diterapkan di RSDC Wisma Atlet sudah didukung penuh dengan teknologi informasi digital. "Aktivitas tenaga kesehatan serta perkembangan tiap pasien bisa dipantau secara cermat, secara real time," ungkap Mayjen TNI Tugas Ratmono.
Concern Nakes, Dialog Nakes
Selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Mayjen TNI Tugas Ratmono sangat concern kepada para tenaga kesehatan. Pertama, seluruh nakes secara berkala diwajibkan menjalani swab test, untuk memastikan bahwa mereka benar-benar dalam kondisi fit dan bebas Covid-19. Tujuannya, agar nakes dan pasien sama-sama terlindungi.
Kedua, Mayjen TNI Tugas Ratmono secara berkala mengunjungi pos demi pos yang ada di RSDC Wisma Atlet. Dengan cara ini, ia memiliki kesempatan untuk berdialog dengan para tenaga kesehatan, juga para petugas pengamanan di lokasi masing-masing. Kondisi terkini di lapangan dengan leluasa ia cermati.
Ketiga, Mayjen TNI Tugas Ratmono secara berkala mengunjungi para tenaga kesehatan yang tengah bertugas melayani pasien di tower 4, 5, 6, dan 7. Untuk itu, ia tentu saja mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Dengan demikian, ia paham situasi yang dihadapi para nakes dan kondisi pasien di tiap tower.
Untuk aktivitas lapangan tersebut, Mayjen TNI Tugas Ratmono tentu saja didampingi oleh Letkol Laut Muhammad Arifin, selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Kedua petinggi RSDC Wisma Atlet itu senantiasa berinteraksi, hingga tiap situasi bisa mereka atasi secara cepat dan tepat. Sinergi keduanya itu menjadi kunci utama yang senantiasa menumbuhkan semangat para tenaga kesehatan dalam bertugas.
Menghadapi lonjakan pasien sejak awal November 2020 ini, misalnya. Mayjen TNI Tugas Ratmono dan Letkol Laut Muhammad Arifin telah mengambil kebijakan cepat dan tepat, yaitu menggunakan tower 4 untuk perawatan pasien bergejala rendah dan sedang. Sebelumnya, tower 4 dan 5 khusus untuk pasien OTG.
Kebijakan itu diambil, karena sejak awal November 2020 pasien yang masuk ke RSDC Wisma Atlet didominasi oleh pasien bergejala rendah dan sedang. "Distribusi pasien ke tiap tower, kami pertimbangkan dengan matang. Tujuannya adalah agar kerja para tenaga kesehatan bisa berlangsung efektif, hingga tiap pasien terlayani dengan baik," kata Letkol Laut Muhammad Arifin.
Dengan kata lain, lonjakan pasien belakangan ini, tetap tertangani dengan baik oleh manajemen RSDC Wisma Atlet. Maka, pasien dengan leluasa menjalani perawatan dan keluarga pasien bisa dengan tenang di rumah. Agar lonjakan ini bisa diredam, Mayjen TNI Dr. dr Tugas Ratmono, SpS, MARS, MH menekankan pentingnya kewaspadaan seluruh elemen bangsa.
Intinya, taati 3M yaitu Mencuci Tangan, Mengenakan Masker, dan Menjaga Jarak. Selanjutnya, waspada 3H yaitu Hindari Kerumunan, Hindari Kontak Erat, dan Hindari Ruang Tertutup. Semua itu adalah bagian dari upaya Bersama untuk percepatan penanganan Covid-19.
Jakarta 05-12-2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI