Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tepuk Tangan 500 Nakes, Simbol Hari Kesehatan

13 November 2020   16:28 Diperbarui: 13 November 2020   16:31 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekitar 500 tenaga kesehatan Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, bertepuk tangan 56 detik serta bertekad bersatu untuk memberikan pelayanan terbaik, demi menuju Indonesia Sehat. Foto: isson khairul

Hari Kamis (12/11/2020), tepuk tangan terdengar di mana-mana. Berlangsung 56 detik di sejumlah upacara. Inisiasi tepuk tangan itu datang dari Kementerian Kesehatan. Kenapa tepuk tangan? Kenapa 56 detik?

Tangan Penyebar Covid

Jawaban atas kedua pertanyaan itulah yang dijabarkan Dr. dr. Tugas Ratmono pada Kamis itu, di taman samping tower 2 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet. Kamis siang itu, sekitar 500 tenaga Kesehatan (nakes) yang merawat pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, menggelar upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Mereka terdiri dari para dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Dr. dr. Tugas Ratmono bertindak selaku inspektur upacara. Ia mengenakan seragam militer, lengkap dengan topi loreng, karena ia adalah dokter militer yang menjadi Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, ini.

"Kita bertepuk tangan 56 detik, karena tahun ini kita memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56," ujar Tugas Ratmono di hadapan sekitar 500 tenaga kesehatan. "Tepuk tangan dan angka 56 itu, tentu memiliki banyak makna. Kita masing-masing bisa memaknainya, dalam konteks kesehatan," lanjut Tugas Ratmono yang berpangkat Mayor Jenderal TNI Angkatan Darat.

Sekitar 500 tenaga kesehatan Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, bertepuk tangan 56 detik serta bertekad bersatu untuk memberikan pelayanan terbaik, demi menuju Indonesia Sehat. Foto: isson khairul
Sekitar 500 tenaga kesehatan Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, bertepuk tangan 56 detik serta bertekad bersatu untuk memberikan pelayanan terbaik, demi menuju Indonesia Sehat. Foto: isson khairul
Dalam konteks Covid-19, tepuk tangan tentu saja menjadi simbol yang tepat. Karena, kedua tapak tangan yang beradu saat bertepuk tangan, adalah bagian tubuh kita yang berpotensi sebagai penyebar Covid-19. Itulah sebabnya, kita dianjurkan sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Juga, pakai hand sanitizer. Dan, tidak dianjurkan bersalaman.

Mayjen Tugas Ratmono mengajak ke-500 tenaga kesehatan tersebut bertepuk tangan. "Mari kita bertepuk tangan untuk saling menyemangati. Para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, juga tenaga non-kesehatan, telah bekerja sama dengan baik, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, yang langsung disambut dengan tepuk tangan.

Pada kesempatan itu, Mayjen Tugas Ratmono mengingatkan "Satu Tekad Menuju Indonesia Sehat" sebagai tema Peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2020 ini. Dengan mengadopsi spirit tema tersebut, Mayjen Tugas Ratmono mengajak para tenaga kesehatan untuk menyatukan tekad, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19.

Sejauh ini, pelayanan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, sudah teruji. Nyatanya, jumlah pasien yang pulih, terus bertambah. Bahkan, jauh lebih banyak yang pulih, dibandingkan dengan pasien yang masuk. Dari empat tower yang digunakan untuk pasien, kini satu tower, yaitu tower 4, ditutup sementara karena jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet menurun drastis.

Mayjen Tugas Ratmono (kanan) yang menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI, berbincang dengan sejumlah tenaga kesehatan di taman samping tower 2 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet. Ini bagian dari upaya untuk saling menyemangati. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono (kanan) yang menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI, berbincang dengan sejumlah tenaga kesehatan di taman samping tower 2 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet. Ini bagian dari upaya untuk saling menyemangati. Foto: isson khairul
Doa untuk Tenaga Kesehatan

Peringatan Hari Kesehatan Nasional pada Kamis (12/11/2020) tersebut, juga dimanfaatkan oleh para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, untuk berdoa bersama. Di RSDC Wisma Atlet, sejak dioperasikan pada Senin (23/03/2020) hingga saat ini, belum seorang pun tenaga kesehatan yang gugur. Masih zero kematian tenaga kesehatan.

Doa bersama itu dipimpin oleh Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin, selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Dimulai dengan berdoa agar para tenaga kesehatan senantiasa diberi kekuatan serta kesehatan untuk melayani pasien. Kemudian, berdoa agar rekan sejawat mereka yang telah gugur dalam tugas, diberi kelapangan.

Selanjutnya, berdoa untuk pasien yang kini tengah dirawat, agar segera pulih dan pulang ke rumah masing-masing. "Mari kita berdoa bersama agar para tenaga kesehatan di manapun berada, diberi kekuatan untuk merawat pasien Covid-19," tutur Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin.

Lebih lanjut, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet tersebut mengajak para tenaga kesehatan menjadikan pandemi Covid-19 ini sebagai momentum untuk meningkatkan keahlian. Karena, tantangan dunia kesehatan di masa depan, tentulah akan lebih beragam. Salah satu caranya, menurut Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin, adalah dengan menjaga kekompakan serta saling berbagi pengalaman.

Covid-19 adalah masalah bangsa Indonesia, juga masalah dunia. Maka, para tenaga kesehatan yang sudah terjun menangani pasien Covid-19, hendaknya berbagi pengetahuan serta keterampilan kepada tenaga kesehatan yang lain. Dengan demikian, semakin banyak tenaga kesehatan yang mampu menangani pasien Covid-19.

Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin percaya, kekompakan para tenaga kesehatan akan menjadi salah satu kunci penting untuk melawan virus corona ini. Artinya, kekompakan masyarakat menerapkan protokol Covid-19 ditambah dengan kekompakan para tenaga kesehatan, tentulah akan mempercepat penanganan Covid-19 di tanah air.

Isson Khairul (kiri) bersama Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Letkol Muhamad Arifin sudah terlibat dalam penanganan Covid-19 sejak di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru. Ia dokter militer yang handal di lapangan. Foto: isson khairul
Isson Khairul (kiri) bersama Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Letkol Muhamad Arifin sudah terlibat dalam penanganan Covid-19 sejak di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru. Ia dokter militer yang handal di lapangan. Foto: isson khairul
Tekad Bersama Atasi Covid

Seusai upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional, Mayjen Tugas Ratmono langsung dirubung oleh insan pers. Di taman samping tower 2 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet itu, ia kembali menegaskan, betapa pentingnya kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. "Gangguan kesehatan, dengan sendirinya akan mengganggu aktivitas sosial ekonomi masyarakat," ujar Mayjen Tugas Ratmono.

Pandemi Covid-19 ini menjadi contoh kongkrit, betapa gangguan kesehatan berkorelasi langsung dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, penanganan Covid-19 menjadi poin penting untuk memulihkan kondisi sosial ekonomi. Efek berantai itulah yang beberapa kali diingatkan Mayjen Tugas Ratmono kepada para tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet.

Semua itu dimulai dengan pelayanan terbaik. Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, pelayanan terbaik dari para tenaga kesehatan, akan mempercepat pulihnya pasien. Akan menenangkan keluarga pasien di rumah masing-masing.

"Untuk itu, seluruh institusi kesehatan di Indonesia, harus bersatu dan satu tekad memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, sebagai suatu sistem kesehatan nasional, dengan tujuan utama Indonesia Sehat," ujar Mayjen Tugas Ratmono, yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Jakarta 13-11-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun