Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Remehkan Orang-orang Muda Ini

7 November 2020   10:03 Diperbarui: 20 November 2020   04:07 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isson Khairul bersama orang-orang muda yang menjadi relawan kemanusiaan di RSDC Wisma Atlet. Mereka generasi milenial, mereka relawan yang melayani pasien Covid-19 dengan ikhlas. Foto: isson khairul

Ada ratusan relawan kemanusiaan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang muda.

Mereka well educated. Ada dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Mereka generasi milenial yang telah berbuat nyata, menyelamatkan anak-anak bangsa dari pandemi Covid-19.

Berbuat untuk Bangsa

Ada yang bertanya: apa kontribusi generasi milenial untuk bangsa? Perjuangan relawan kemanusiaan di RSDC Wisma Atlet tersebut, itulah jawabannya. Satu dari sekian banyak jawaban dari kaum milenial.

Mereka menjawab dengan perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata. Secara usia, mereka memang masih muda. Pengalaman mereka memang masih terbatas. Tapi, dengan jiwa-raga, mereka ikhlas berjuang untuk bangsa melalui jalan kemanusiaan.

Jalan kemanusiaan yang ditempuh generasi milenial tersebut adalah jalan yang penuh risiko. Karena, virus corona hingga saat ini belum ada obatnya. Para ahli masih terus meneliti, sementara virus corona terus berkembang menjadi kian beragam.

Belum ada yang tahu, kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Kapan vaksin yang benar-benar ampuh ditemukan, untuk membentengi diri agar tak terpapar. Artinya, semua penuh dengan ketidakpastian.

Di tengah ketidakpastian itulah relawan milenial Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, berjuang. 

Mereka bukannya tak memiliki rasa takut. Mereka bukannya tak cemas. Dorongan jiwa-raga untuk berbuat terhadap sesama, itulah yang menguatkan tekad mereka untuk menjadi relawan Covid-19. Mereka siap dengan segala risikonya. Itu mereka nyatakan, sebelum mereka terjun menjadi pejuang kemanusiaan.

Ratusan relawan milenial di RSDC Wisma Atlet itu sadar, ini pilihan. Pilihan mereka. Bukan karena hendak disebut sebagai pahlawan. Bukan pula karena tidak ada pilihan aktivitas yang lain.

Semata-mata karena ingin menjadi bagian dari perjalanan bangsa ini. Semata-mata karena ingin berbuat untuk sesama, sekecil apa pun itu. Dengan kata lain, ratusan relawan milenial tersebut ingin belajar menjadi orang yang berguna bagi orang lain, selagi muda.

Atas dasar itulah, mereka ikhlas berpisah dengan orangtua, jauh dari tanah kelahiran, untuk melayani pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet.

Selama menjadi relawan, mereka tidak meninggalkan area RSDC Wisma Atlet. Tiap saat mereka harus waspada, agar tak terpapar. Mereka pun harus menjaga semangat, karena salah satu tugas mereka adalah menyemangati para pasien. Membangkitkan optimisme pasien. Men-support pasien.

Melayani Tanpa Membedakan

Mencermati ratusan relawan milenial di RSDC Wisma Atlet, saya teringat pada orang-orang muda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Ketika itu, Indonesia belum merdeka. Jauh sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. 

Tapi, orang-orang muda yang berasal dari berbagai suku, yang menyebut diri sebagai Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, serta jong lainnya, sudah berikrar: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 itu, diingatkan kembali oleh Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. pada Rabu (28/10/2020) lalu.

Tugas Ratmono adalah Koordinator RSDC Wisma Atlet. Ia lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, tahun 1990. Pada Rabu itu, Mayjen Tugas Ratmono melepas sekitar 50 dokter muda di lantai 2 tower 3 RSDC Wisma Atlet.

Ke-50 dokter muda tersebut adalah relawan milenial, yang sudah menjadi relawan 3 bulan di RSDC Wisma Atlet. Rabu (28/10/2020) lalu itu adalah hari terakhir mereka bertugas.

Mereka berasal dari berbagai Fakultas Kedokteran, dari berbagai perguruan tinggi di tanah air. Mereka juga berasal dari berbagai suku dan agama. Tapi, mereka bersatu di RSDC Wisma Atlet, menjadi relawan untuk melayani para pasien Covid-19 yang dirawat di sana.

"Semangat persatuan dan semangat kemanusiaan yang sudah kalian perbuat di RSDC Wisma Atlet, jangan sampai terkikis," ujar Mayjen Tugas Ratmono kepada 50 dokter muda yang menjadi relawan milenial tersebut.

"Kembangkan semangat itu, wujudkan serta tularkan di mana pun kalian berdinas. Bagi pengetahuan serta pengalaman kalian dalam menangani pasien Covid-19 kepada yang lain, agar negeri ini lebih cepat terbebas dari pandemi Covid-19," lanjut Mayjen Tugas Ratmono.

Dalam konteks Sumpah Pemuda, Mayjen Tugas Ratmono berpesan agar para dokter muda tersebut menyerap spirit universal yang telah ditanamkan para pemuda dan diikrarkan pada 28 Oktober 1928.

"Layani tiap pasien sebaik-baiknya, tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan status sosial-ekonomi mereka. Teruslah berbuat demi kemanusiaan," ungkap Koordinator RSDC Wisma Atlet itu.

Suasana lantai 2 tower 3 RSDC Wisma Atlet tersebut langsung hening. Pesan kemanusiaan dari Mayjen Tugas Ratmono itu, sungguh menyentuh, sungguh menguatkan.

Jakarta 07-11-2020


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun