Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menggetarkan, Sumpah Para Pelayan Pasien Covid

31 Oktober 2020   08:43 Diperbarui: 31 Oktober 2020   08:54 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah relawan tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet memperingati Sumpah Pemuda, pada Rabu (28/10/2020) lalu, sebelum bertugas. Mereka adalah orang-orang muda dari berbagai etnis, yang bertekad bersatu melayani pasien Covid-19 sebaik-baiknya. Spirit Sumpah Pemuda sangat tercermin dari sikap mereka. Foto: isson khairul

Sumpah Pemuda terjadi hampir satu abad yang lalu. Ketika Sumpah Pemuda itu digelorakan pada Rabu (28/10/2020) kemarin, rasanya sangat menggetarkan. Para pemuda itu berteriak, tapi suara mereka teredam oleh face shields. Tangan mereka mengacung, tapi dibalut oleh alat pelindung diri (APD) yang serba putih. Mereka sungguh menggetarkan.

Sumpah Pelayan Pasien Covid

Pada Rabu (28/10/2020) pagi itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 8. Belasan orang muda dengan APD lengkap, berbaris di anak tangga Tower 3 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Mereka bersiap menunaikan tugas kemanusiaan, melayani ratusan pasien Covid-19 yang tengah dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet.

Mereka adalah orang-orang muda yang tak lupa pada sejarah. Dengan semangat tinggi, mereka berbaris di anak tangga Tower 3 Wisma Atlet. Secara bergantian, mereka meneriakkan: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Sorot mata mereka lurus ke depan, ke Tower 4, 5, 6, dan 7 tempat ratusan pasien Covid-19 menjalani perawatan.

Pagi itu, mereka memang tidak mewakili Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong lainnya, seperti pada 28 Oktober 1928, 92 tahun yang lalu. Tapi, mereka berasal dari beragam suku. Ada Betawi, Sunda, Jawa, Minang, Bugis, dan suku-suku lainnya. Mereka secara nyata telah menyatukan tekad. Bukan hanya berikrar tapi juga telah berbuat ... berbuat demi kemanusiaan.

Letkol Muhamad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, bersama sejumlah relawan tenaga kesehatan pada peringatan Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020) lalu. Perjuangan kemanusiaan mereka, patut menjadi teladan bagi anak-anak bangsa. Foto: isson khairul
Letkol Muhamad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, bersama sejumlah relawan tenaga kesehatan pada peringatan Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020) lalu. Perjuangan kemanusiaan mereka, patut menjadi teladan bagi anak-anak bangsa. Foto: isson khairul
Mereka ikhlas mempertaruhkan nyawa, melayani ratusan pasien Covid-19. Mereka tidak menjauh, tapi justru mendekati para pasien tersebut, melayani kebutuhan para pasien. Mereka adalah orang-orang muda dari beragam suku, tapi satu dalam tekad: berjuang memulihkan ratusan pasien Covid-19.

Bagi saya, mereka adalah pahlawan ... pahlawan kemanusiaan. Karena itulah, ketika mereka meneriakkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa ... terasa sangat menggetarkan. Meski, tubuh mereka berbalut APD. Meski suara mereka teredam face shields. Daya juang mereka untuk menyelamatkan anak-anak bangsa yang terpapar Covid-19, sungguh luar biasa.

Dengan kata lain, kecintaan mereka terhadap anak-anak bangsa, tak kalah hebatnya dengan para pemuda yang menggelorakan Sumpah Pemuda, 92 tahun yang lalu. Spirit kemanusiaan telah menyatukan mereka, telah meleburkan jiwa-raga mereka menjadi Indonesia, demi membebaskan anak-anak bangsa Indonesia dari pandemi Covid-19.

Sumpah Relawan Beragam Etnis

Orang-orang muda yang menjadi pelayan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, berasal dari beragam profesi. Mereka adalah para relawan, pejuang kemanusiaan. Ada dokter, perawat, psikolog. psikiater, ahli gizi, serta tenaga medis lainnya. Selain dari beragam profesi, mereka juga berasal dari beragam etnis. Dalam konteks peringatan Sumpah Pemuda, tentulah sangat relevan.

Mayjen Tugas Ratmono (kiri depan), Koordinator RSDC Wisma Atlet dan Letkol Muhamad Arifin (kanan depan), Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, bersama sejumlah relawan tenaga kesehatan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia, dan warga sipil pada peringatan Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020) lalu. Semua bertekad bersatu memerangi Covid-19 sebagai gerakan kemanusiaan. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono (kiri depan), Koordinator RSDC Wisma Atlet dan Letkol Muhamad Arifin (kanan depan), Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, bersama sejumlah relawan tenaga kesehatan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia, dan warga sipil pada peringatan Sumpah Pemuda, Rabu (28/10/2020) lalu. Semua bertekad bersatu memerangi Covid-19 sebagai gerakan kemanusiaan. Foto: isson khairul
"Aktivitas orang-orang muda di RSDC Wisma Atlet, sejatinya adalah cerminan dari semangat Sumpah Pemuda," tutur Mayjen Tugas Ratmono, Koordinator RSDC Wisma Atlet. "Semangat orang-orang muda itulah yang kami kelola, untuk melayani pasien Covid-19. Pengalaman kemanusiaan ini tentu sangat berharga, yang kami harapkan bisa lebih menumbuhkan kecintaan mereka kepada sesama anak bangsa," ujar Mayjen Tugas Ratmono lebih lanjut.

Pada Rabu (28/10/2020) pagi itu, kepada sejumlah relawan, Mayjen Tugas Ratmono berpesan agar semua sama-sama menyerap makna perjuangan orang-orang muda yang menggelorakan Sumpah Pemuda tahun 1928. "Spirit mereka patut kita teladani. Mereka bersatu demi tanah air, demi bangsa, dan demi bahasa tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan ras," ungkap Mayjen Tugas Ratmono.

Secara panjang lebar, Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet yang juga Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI), menggarisbawahi bahwa tugas relawan kesehatan adalah tugas kemanusiaan yang bersifat universal. Artinya, memberikan pelayanan, tanpa membeda-bedakan status sosial serta status ekonomi mereka.

Apa yang digarisbawahi Mayjen Tugas Ratmono itu, sesungguhnya untuk mengingatkan para relawan, bahwa pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet sangat beragam. Baik secara suku, agama, maupun ras. Baik secara sosial maupun ekonomi. Dengan demikian, keberagaman para relawan sama dan sebangun dengan keberagaman pasien Covid-19.

Ketika sejumlah warga berlibur, para relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet tetap bekerja setelah memperingati Sumpah Pemuda, pada Rabu (28/10/2020) pagi lalu. Mereka konsisten bekerja untuk percepatan penanganan Covid-19. Foto: isson khairul
Ketika sejumlah warga berlibur, para relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet tetap bekerja setelah memperingati Sumpah Pemuda, pada Rabu (28/10/2020) pagi lalu. Mereka konsisten bekerja untuk percepatan penanganan Covid-19. Foto: isson khairul
Keberagaman itulah yang disatukan Mayjen Tugas Ratmono ke dalam konsep pelayanan kesehatan, dengan prinsip kemanusiaan. Sejak para relawan mulai menginjakkan kaki di RSDC Wisma Atlet, hal itu sudah dipesankan oleh Mayjen Tugas Ratmono. Tidak dalam wujud perintah, tapi disampaikan dengan narasi ajakan yang menggugah.

Sikap yang senantiasa "mengajak dan menggugah" itulah yang membuat para relawan kesehatan di RSDC Wisma Atlet leluasa mengekspresikan kepedulian mereka kepada sesama. Mereka memberikan pelayanan terbaik, karena tergugah untuk berbuat demi membebaskan negeri ini dari pandemi Covid-19.

Sumpah Tanpa Jeda

Mayjen Tugas Ratmono, lengkapnya Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990, yang kemudian mengambil spesialis syaraf.

Selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, ia didampingi Komandan Lapangan bernama Letkol Muhamad Arifin. Ia seorang dokter gigi, spesialis orto, yang secara militer berpangkat Letnan Kolonel Laut. Selaku Komandan Lapangan, Letkol Muhamad Arifin tanpa jeda terus menggelorakan semangat kepada seluruh relawan kesehatan di semua lini di RSDC Wisma Atlet.

Isson Khairul bersama para relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, sebelum memperingati Sumpah Pemuda, pada Rabu (28/10/2020) pagi lalu. Kesadaran warga untuk bersama-sama menjaga diri dan menjaga sesama dari Covid-19, sangat dibutuhkan, untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut. Foto: isson khairul
Isson Khairul bersama para relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, sebelum memperingati Sumpah Pemuda, pada Rabu (28/10/2020) pagi lalu. Kesadaran warga untuk bersama-sama menjaga diri dan menjaga sesama dari Covid-19, sangat dibutuhkan, untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut. Foto: isson khairul
Pada Rabu (28/10/2020) pagi itu, ia mengumpulkan relawan berdasarkan kelompok tugas masing-masing. Dengan penuh semangat, Letkol Muhamad Arifin memotivasi tiap kelompok tugas tersebut, agar meneladani semangat para pemuda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda tahun 1928.

"Kita punya contoh orang-orang muda yang bersatu demi bangsa, yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Kini, saatnya kita bersumpah, untuk berjuang bersama-sama membebaskan saudara-saudara kita dari serangan Covid-19. Jangan takut, jangan menyerah, mari kita lawan Covid-19 tanpa jeda," teriak Letkol Muhamad Arifin, yang disambut dengan penuh semangat oleh para relawan.

Selaku Komandan Lapangan, Letkol Muhamad Arifin memang tidak pernah kendor semangatnya. Di tiap kesempatan, ia tanpa jeda, memotivasi para relawan. Tanpa kenal lelah, ia mendatangi tiap kelompok tugas secara bergiliran. Dengan suara lantang yang sesekali diselingi humor, Letkol Muhamad Arifin menjadi sosok Komandan Lapangan yang tegas sekaligus luwes di RSDC Wisma Atlet.

Salah satu tagline yang ia gelorakan adalah Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang. Tagline tersebut menjadi penyemangat yang ampuh, yang tertanam dalam diri tiap relawan sebagai sumpah tanpa jeda. "Saya harus menjaga semangat tiap relawan agar tidak kendor. Saya pastikan, semua penuh semangat. Semua berjuang," tukas Letkol Muhamad Arifin dengan suara lantang.

Semangat Mayjen Tugas Ratmono, Letkol Muhamad Arifin, dan para relawan sudah sepatutnya menjadi teladan bagi kita untuk berjuang melawan Covid-19 dengan rajin mencuci tangan, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.

Jakarta 31-10-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun