Dalam hal ini, Mayjen Tugas Ratmono menyebut, sejumlah tahapan di atas adalah bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Nakes dijaga agar tidak terpapar. Warga yang sudah terpapar, dirawat sampai sembuh. Artinya, ada kesinambungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain.
"Kami berharap, kesinambungan itu akan mempercepat proses penanganan Covid-19 secara nasional," tukas Mayjen Tugas Ratmono. Kita tahu, Mayjen Tugas Ratmono, lengkapnya Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990. Ia kemudian mengambil spesialis syaraf.
Saat ini, Mayjen Tugas Ratmono menjadi Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI), sekaligus menjadi Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Cukup banyak personel TNI yang ia libatkan di RSDC Wisma Atlet, mencapai 359 personel. Mereka terdiri dari 6 dokter spesialis, 18 dokter umum, 172 perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
Itu adalah salah satu cara Mayjen Tugas Ratmono mengontrol tim kerja, untuk memastikan bahwa mereka yang beraktivitas di RSDC Wisma Atlet benar-benar clear dari Covid-19. Model kontrol yang demikian, bukan hanya ia terapkan kepada tim kerja, tapi juga kepada dirinya sendiri.
Pada Rabu (14/10/2020) lalu, misalnya. Hari itu, Mayjen Tugas Ratmono menjalani proses swab test untuk kesekian kalinya. Ketika kami bertemu sekitar pukul 19.15 WIB, ia belum beranjak meninggalkan RSDC Wisma Atlet. "Saya sedang menunggu hasil swab test, belum berani pulang," ungkapnya. Setelah dapat info hasilnya negatif, baru Mayjen Tugas Ratmono meninggalkan area RSDC Wisma Atlet.
Swab Test Tanpa Kecuali
Saya dan beberapa rekan jurnalis yang sehari-hari meliput di RSDC Wisma Atlet, juga tak luput dari kewajiban swab test. Pada Minggu (18/10/2020) lalu, misalnya. Saya dan rekan Mada Mahfud dari transindonesia.com menjalani swab test di ruang screening Covid-19 di Lantai 2 Tower 3 tersebut. Mayjen Tugas Ratmono pada hari Minggu itu juga ada di sana.
Sebelum rapid test dan swab test, kami mengisi formulir lengkap, sebagai persyaratan administrasi medis. Dengan demikian, semua tercatat serta bisa disusuri di kemudian hari, jika diperlukan. Pada rapid test, tenaga medis mengambil darah kami melalui salah satu ujung jari. Pada swab test, tenaga medis mengambil lendir dari lubang hidung.
Saya dan rekan Mada Mahfud tentu saja senang, karena hasil swab test kami sama-sama negatif. Budi Tanjung sudah lebih dulu swab test, hasilnya juga negatif. Sedangkan Erwin Hadi, Didik Wiratno, dan Joko Dolok belum menjalani swab test, karena sedang berada di luar kota.