Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lantai 2 Tower 3, Jantung 1.952 Nakes di RSDC Wisma Atlet

22 Oktober 2020   08:49 Diperbarui: 22 Oktober 2020   08:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen Tugas Ratmono (kiri) Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, bersama dua tenaga kesehatan di area screening Covid-19 Lantai 2 Tower 3 Wisma Atlet. Ini untuk memastikan seluruh tenaga kesehatan (nakes) di sana clear dari Covid-19, agar maksimal melayani pasien. Foto: isson khairul

Dalam hal ini, Mayjen Tugas Ratmono menyebut, sejumlah tahapan di atas adalah bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Nakes dijaga agar tidak terpapar. Warga yang sudah terpapar, dirawat sampai sembuh. Artinya, ada kesinambungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain.

"Kami berharap, kesinambungan itu akan mempercepat proses penanganan Covid-19 secara nasional," tukas Mayjen Tugas Ratmono. Kita tahu, Mayjen Tugas Ratmono, lengkapnya Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H. adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990. Ia kemudian mengambil spesialis syaraf.

Saat ini, Mayjen Tugas Ratmono menjadi Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI), sekaligus menjadi Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Cukup banyak personel TNI yang ia libatkan di RSDC Wisma Atlet, mencapai 359 personel. Mereka terdiri dari 6 dokter spesialis, 18 dokter umum, 172 perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.

Mayjen Tugas Ratmono (kedua dari kanan) selalu memberikan arahan kepada tim kerja, agar sungguh-sungguh melayani. Baik terhadap sesama nakes, maupun kepada pasien. Semangat melayani tersebut yang terus dikembangkan di RSDC Wisma Atlet. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono (kedua dari kanan) selalu memberikan arahan kepada tim kerja, agar sungguh-sungguh melayani. Baik terhadap sesama nakes, maupun kepada pasien. Semangat melayani tersebut yang terus dikembangkan di RSDC Wisma Atlet. Foto: isson khairul
Ke-359 personel tersebut adalah bagian dari 1.952 nakes yang beraktivitas di RSDC Wisma Atlet. Bidang profesi mereka juga beragam. Ada dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, serta tenaga kesehatan lainnya. Tiap kali bertemu dengan mereka, Mayjen Tugas Ratmono selalu memulai dengan pertanyaan, apa sudah swab test? Kalau dijawab sudah, pertanyaan lanjutannya, kapan terakhir di-swab?

Itu adalah salah satu cara Mayjen Tugas Ratmono mengontrol tim kerja, untuk memastikan bahwa mereka yang beraktivitas di RSDC Wisma Atlet benar-benar clear dari Covid-19. Model kontrol yang demikian, bukan hanya ia terapkan kepada tim kerja, tapi juga kepada dirinya sendiri.

Pada Rabu (14/10/2020) lalu, misalnya. Hari itu, Mayjen Tugas Ratmono menjalani proses swab test untuk kesekian kalinya. Ketika kami bertemu sekitar pukul 19.15 WIB, ia belum beranjak meninggalkan RSDC Wisma Atlet. "Saya sedang menunggu hasil swab test, belum berani pulang," ungkapnya. Setelah dapat info hasilnya negatif, baru Mayjen Tugas Ratmono meninggalkan area RSDC Wisma Atlet.

Swab Test Tanpa Kecuali

Saya dan beberapa rekan jurnalis yang sehari-hari meliput di RSDC Wisma Atlet, juga tak luput dari kewajiban swab test. Pada Minggu (18/10/2020) lalu, misalnya. Saya dan rekan Mada Mahfud dari transindonesia.com menjalani swab test di ruang screening Covid-19 di Lantai 2 Tower 3 tersebut. Mayjen Tugas Ratmono pada hari Minggu itu juga ada di sana.

Isson Khairul (kanan) ketika menjalani proses swab test pada Minggu (18/10/2020) lalu, di RSDC Wisma Atlet. Bukan untuk gagah-gagahan. Tapi, semata-mata untuk melindungi diri serta melindungi orang-orang di sekitar. Foto: budi tanjung
Isson Khairul (kanan) ketika menjalani proses swab test pada Minggu (18/10/2020) lalu, di RSDC Wisma Atlet. Bukan untuk gagah-gagahan. Tapi, semata-mata untuk melindungi diri serta melindungi orang-orang di sekitar. Foto: budi tanjung
Beberapa hari sebelumnya, pada Sabtu (10/10/2020), kami juga sudah menjalani proses rapid test di Lantai 2 Tower 2 RSDC Wisma Atlet, yang hasilnya negatif. Ketika itu kami berlima: Isson Khairul, Budi Tanjung dari CNNIndonesia, Mada Mahfud, serta Erwin Hadi, Didik Wiratno, dan Joko Dolok dari reportasenews.com. Hasilnya, kami berlima negatif.

Sebelum rapid test dan swab test, kami mengisi formulir lengkap, sebagai persyaratan administrasi medis. Dengan demikian, semua tercatat serta bisa disusuri di kemudian hari, jika diperlukan. Pada rapid test, tenaga medis mengambil darah kami melalui salah satu ujung jari. Pada swab test, tenaga medis mengambil lendir dari lubang hidung.

Saya dan rekan Mada Mahfud tentu saja senang, karena hasil swab test kami sama-sama negatif. Budi Tanjung sudah lebih dulu swab test, hasilnya juga negatif. Sedangkan Erwin Hadi, Didik Wiratno, dan Joko Dolok belum menjalani swab test, karena sedang berada di luar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun