Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bolak-balik Liputan di Wisma Atlet, Alhamdulillah Kami Masih Baik dan Sehat

10 Oktober 2020   07:13 Diperbarui: 11 Oktober 2020   09:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Budi Tanjung dari CNN Indonesia, Letkol Muhamad Arifin, Mada Mahfud dari Kabare Magazine, serta Erwin Hadi dan Didik Wiratno dari reportasenews. Bersama merawat kegembiraan di taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet, di sela-sela aktivitas meliput berbagai peristiwa Covid-19. Foto: joko dolok

Sejak awal September 2020 hingga kini, sudah berkali-kali kami bolak-balik ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Kami meliput berbagai peristiwa di sana.

Alhamdulillah, hingga kini, kami masih baik-baik dan sehat-sehat. Setidaknya, kami masih leluasa berkabar dari pusat perawatan terbesar pasien Covid-19.

Teduh dan Penuh Pepohonan
RSDC Wisma Atlet yang berada di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dibangun di atas tanah seluas 10 hektar. Ada 10 tower di sana, dengan rata-rata ketinggian tiap tower 18 lantai, dengan rata-rata 500 kamar per tower. Area yang demikian luas, dibagi ke dalam tiga zona: zona hijau, zona kuning, dan zona merah.

Ada empat tower yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19, yaitu tower 4 dan 5 untuk pasien orang tanpa gejala (OTG) serta tower 6 dan 7 untuk pasien orang dengan gejala sedang. Keempat tower tersebut berada di zona merah. Ada tanda merah di tiap pintu masuk ke area zona merah.

Sejak dioperasikan sebagai RSDC Wisma Atlet pada Senin (23/03/2020) hingga Sabtu (03/10/2020), sudah 13.000 pasien Covid-19 yang dirawat di sana. Dari 13.000 pasien Covid-19 tersebut, sekitar 10.000 pasien sudah kembali ke rumah masing-masing. Sudah pulih. Artinya sebanyak 70 persen sudah dinyatakan sembuh.

Suasana di taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet. Sebagian relawan menggunakan waktu istirahat mereka dengan duduk-duduk santai di taman ini sembari berinteraksi dengan sesama. Ini bagian dari upaya merawat spirit kerja serta bersama menjaga agar tetap gembira untuk menaikkan imunitas tubuh. Foto: isson khairul
Suasana di taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet. Sebagian relawan menggunakan waktu istirahat mereka dengan duduk-duduk santai di taman ini sembari berinteraksi dengan sesama. Ini bagian dari upaya merawat spirit kerja serta bersama menjaga agar tetap gembira untuk menaikkan imunitas tubuh. Foto: isson khairul
Dalam aktivitas peliputan, kami tentu saja menaati protokol kesehatan Covid-19: rajin cuci tangan dan selalu mengenakan masker. Di sela-sela meliput, kami kerap memilih istirahat di taman samping tower 2. Taman itu cukup luas dan teduh. Banyak pepohonan tumbuh di sana. Ada juga bangku-bangku beton untuk tempat duduk-duduk santai.

Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet memang menyarankan kami untuk istirahat di taman tersebut. Itu area zona hijau.

Kami leluasa ngobrol di sana, juga makan dan minum. Pada siang dan sore hari, para tenaga kesehatan yang bertugas di RSDC Wisma Atlet, juga banyak yang beristirahat di taman itu.

Karena area taman itu luas, maka banyak tenaga kesehatan yang memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan berolahraga di sana. Terutama, untuk jogging, berlari-lari kecil mengitari taman. Ada juga para relawan yang sengaja makan-makan di taman, sekaligus berinteraksi dengan sesama kala istirahat.

Semua itu merupakan bagian dari upaya untuk merawat kegembiraan, yang selalu dipesankan Mayjen Tugas Ratmono. Intinya, dengan terus bergembira, dengan tetap menaati protokol kesehatan Covid-19, tentulah imunitas kita terjaga. Dengan begitu, tubuh kita akan relatif kuat untuk menahan terpaan virus corona.

Sisi lain taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet. Pepohonan yang hijau, ruang yang lapang untuk berolahraga, bangku-bangku beton untuk berinteraksi, serta kibaran merah putih. Semua itu menumbuhkan harapan, membangkitkan kegembiraan, serta menaikkan imunitas tubuh. Suasana lingkungan RSDC Wisma Atlet ini turut mempercepat pemulihan pasien Covid-19. Foto: joko dolok
Sisi lain taman samping tower 2 RSDC Wisma Atlet. Pepohonan yang hijau, ruang yang lapang untuk berolahraga, bangku-bangku beton untuk berinteraksi, serta kibaran merah putih. Semua itu menumbuhkan harapan, membangkitkan kegembiraan, serta menaikkan imunitas tubuh. Suasana lingkungan RSDC Wisma Atlet ini turut mempercepat pemulihan pasien Covid-19. Foto: joko dolok
Berlompatan dan Bergembira

Saat-saat istirahat di taman samping tower 2 itu menjadi seru, ketika Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin datang mendekat. Ia adalah Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet.

Tiap hari, secara berkala, Letkol Muhamad Arifin mengelilingi kawasan Wisma Atlet, dari tower ke tower, dengan sepeda. Dengan pakaian dinas lengkap, dengan masker yang terjaga, ia meng-gowes sepeda untuk memastikan semua berjalan sesuai prosedur.

Yang khas, Letkol Muhamad Arifin selalu mengenakan sepatu boots warna orange, dengan tulisan Cobra. Tulisan Cobra juga tertera di sepeda yang tiap hari ia gowes itu.

Muhamad Arifin menuturkan, cobra itu mengacu ke nama ular. Kita tahu, simbol ular selalu ada di tiap logo apotek di seluruh dunia.

Beberapa literatur menyebutkan, ular yang dimaksud adalah ular milik Aesculapius atau Asclepius, seorang dewa yang dikenal sebagai dewa pengobatan dan penyembuh, dalam mitologi Yunani. 

Nah, spirit untuk menyembuhkan itulah yang terus digelorakan oleh Muhamad Arifin kepada seluruh pemangku kepentingan di RSDC Wisma Atlet.

Sebagai selingan untuk merawat kegembiraan, kami kadang mengajak Letkol Muhamad Arifin untuk berfoto seru. Salah satunya, melompat gembira bersama-sama. Ini sekaligus untuk mencairkan suasana di sela-sela waktu bertugas yang memang relatif padat. Kami enjoy, Letkol Muhamad Arifin juga gembira berbincang dengan kami.

Dari kiri ke kanan: Didik Wiratno dan Joko Dolok dari reportasenews, Mada Mahfud dari Kabare Magazine, Isson Khairul, Mayjen Tugas Ratmono, dan Budi Tanjung dari CNN Indonesia di ruang kerja Mayjen Tugas Ratmono. Dengan terus bergembira, dengan tetap menaati protokol kesehatan Covid-19, tentulah imunitas kita terjaga. Foto: erwin hadi
Dari kiri ke kanan: Didik Wiratno dan Joko Dolok dari reportasenews, Mada Mahfud dari Kabare Magazine, Isson Khairul, Mayjen Tugas Ratmono, dan Budi Tanjung dari CNN Indonesia di ruang kerja Mayjen Tugas Ratmono. Dengan terus bergembira, dengan tetap menaati protokol kesehatan Covid-19, tentulah imunitas kita terjaga. Foto: erwin hadi
Di perbincangan santai itulah Letkol Muhamad Arifin kerap berbagi cerita tentang perilaku para pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet. Tentu, tak semua cerita pasien tersebut bisa kami sampaikan kepada publik. Ada hal-hal yang bersifat pribadi, yang memang hanya menjadi percakapan pribadi kami dengan Letkol Muhamad Arifin.

Begitu juga dengan Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Ada juga cerita-cerita yang bersifat privasi, yang diutarakan Mayjen Tugas Ratmono kepada kami, di sela-sela wawancara.

Di sebelah meja kerjanya, ada bangku panjang warna hitam. Di sanalah kami biasanya duduk untuk berbincang santai dengan Mayjen Tugas Ratmono.

Tentu, kami tidak bisa berlama-lama di sana. Itu ruang kerja dan kami pun tak hendak menyita waktu kerja Mayjen Tugas Ratmono. Kami paham, waktu kerjanya padat dan ada staf serta tamu yang juga hendak bertemu dengan yang bersangkutan.

Terbuka dan Saling Percaya

Sejak awal September 2020 hingga kini, sudah berkali-kali kami mewawancarai Mayjen Tugas Ratmono dan Letkol Muhamad Arifin. Bukan hanya di RSDC Wisma Atlet, tapi juga di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Sejauh ini, kedua sosok tersebut relatif terbuka dan transparan dalam memberikan informasi kepada kami.

Memang, ada hal-hal yang mereka pesankan sebagai "untuk antara kita" saja. Artinya, itu bukan informasi untuk diketahui publik. Tapi, informasi tersebut mereka sampaikan, agar kami memahami latar-belakang dari sejumlah kebijakan dan atau pernyataan terkait percepatan penanganan Covid-19. Dengan demikian, kami tak sampai terjebak pada informasi yang justru membuat gaduh publik.

Kami bersama tim kerja Unit Riset Covid-19 di lantai 2 tower 2 RSDC Wisma Atlet. Menjaga kebersamaan dengan saling bekerjasama adalah bagian dari cara untuk meredam kecemasan publik menghadapi pandemi virus corona ini. Kita sudah seharusnya saling mengingatkan sekaligus saling menguatkan. Foto: isson khairul
Kami bersama tim kerja Unit Riset Covid-19 di lantai 2 tower 2 RSDC Wisma Atlet. Menjaga kebersamaan dengan saling bekerjasama adalah bagian dari cara untuk meredam kecemasan publik menghadapi pandemi virus corona ini. Kita sudah seharusnya saling mengingatkan sekaligus saling menguatkan. Foto: isson khairul
Adakalanya Mayjen Tugas Ratmono menceritakan rencana kebijakan yang akan ia gulirkan. Misalnya, tentang Unit Riset Covid-19, yang baru saja ia utarakan kepada publik.

Tentang Unit Riset tersebut sebenarnya sudah diceritakan Mayjen Tugas Ratmono jauh sebelumnya kepada kami. Di tiap kali wawancara, ia selalu menyinggung tentang betapa pentingnya Unit Riset dalam percepatan penanganan Covid-19. Namun, kami belum mempublikasikan hal tersebut, sebelum mendapat green light darinya.

Dalam hal ini, kami memahami karakter kepemimpinan Mayjen Tugas Ratmono, yang senantiasa cermat tiap kali mengomunikasikan sesuatu kepada publik. Ia tak ingin membuai publik dengan harapan yang masih jauh dari jangkauan.

Sebaliknya, ia juga tak hendak membuat gaduh publik dengan informasi yang mungkin menumbuhkan cemas. Sebab, kecemasan akan membuat imunitas tubuh turun. Itu tidak kondusif untuk menghadapi virus corona.

Nah, kematangan kepemimpinan Mayjen Tugas Ratmono itulah yang menumbuhkan rasa saling percaya antara kami dengan yang bersangkutan, juga dengan jajaran di bawah kepemimpinan Mayjen Tugas Ratmono di RSDC Wisma Atlet.

Barangkali, karena semua itu pulalah hingga kini, kami masih baik-baik dan sehat-sehat, meski bolak-balik ke RSDC Wisma Atlet untuk melakukan liputan.

Oh, ya, yang juga tak kalah keren, sejak Senin (23/03/2020) hingga Sabtu (03/10/2020), tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet terpantau dalam kondisi yang baik. Mereka dilindungi dengan seksama, agar mampu memberikan layanan terbaik kepada tiap pasien.

Jakarta 10-10-2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun