Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Unit Riset Covid-19, Percepat Pemulihan Pasien di RSDC Wisma Atlet

9 Oktober 2020   13:47 Diperbarui: 9 Oktober 2020   13:55 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unit Riset Covid-19. Ini track record baru RSDC Wisma Atlet. Langkah awal untuk menguak misteri pandemi virus corona. "Melalui riset, kita mencari jawaban secara ilmiah, yang hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," ujar Mayjen Tugas Ratmono, pada Kamis (08/10/2020) di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Unit Riset, Langkah Visioner

Mayjen Tugas Ratmono memberi arahan sambil berdiri. Di sekitarnya, sejumlah anggota tim Unit Riset mendengarkan dengan cermat, juga sambil berdiri. "Unit Riset Covid-19 ini adalah unit penting. Bukan hanya bagi RSDC Wisma Atlet secara internal, tapi juga bagi kepentingan kajian Covid-19 secara eksternal," lanjut Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, yang sudah menangani ribuan pasien Covid-19.

Ada 13.000 pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet. Itu jumlah kumulatif, sejak dioperasikan pada Senin (23/03/2020) hingga Sabtu (03/10/2020). Mereka itu dirawat di 4 tower yang ada di sana: tower 4, 5, 6, dan 7. Dari 13.000 pasien Covid-19 tersebut, sekitar 10.000 pasien sudah kembali ke rumah masing-masing. Sudah pulih. Artinya sebanyak 70 persen sudah dinyatakan sembuh.

Mayjen Tugas Ratmono (tengah) didampingi Sekretaris Unit Riset, dr. Ade Yoska Tilla Serihati (nomor dua dari kiri) ketika memberikan pengarahan kepada tim kerja Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet. Mayjen Tugas Ratmono menyebut, Unit Riset akan menjadi landasan bagi unit-unit lain di RSDC Wisma Atlet, dalam menangani pasien. Dengan demikian, penanganan pasien di sana akan lebih terukur secara saksama. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono (tengah) didampingi Sekretaris Unit Riset, dr. Ade Yoska Tilla Serihati (nomor dua dari kiri) ketika memberikan pengarahan kepada tim kerja Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet. Mayjen Tugas Ratmono menyebut, Unit Riset akan menjadi landasan bagi unit-unit lain di RSDC Wisma Atlet, dalam menangani pasien. Dengan demikian, penanganan pasien di sana akan lebih terukur secara saksama. Foto: isson khairul
Data ribuan pasien Covid-19 itulah yang dihimpun Unit Riset secara bertahap, secara digital. Data pasien itu ditabulasi satu per satu, lengkap dengan data medis serta data psikis. Ya, semacam medical record yang relevan dengan Covid-19. Data pasien tersebut, tentu saja bersifat rahasia, karena tenaga kesehatan wajib merahasiakan kondisi pasien mereka.

Hal itu ditekankan oleh Mayjen Tugas Ratmono, kepada tim kerja Unit Riset. Mereka bekerja di satu ruang tersendiri, di lantai 2 tower 2 RSDC Wisma Atlet. Di masing-masing meja kerja mereka, sudah tersedia komputer sebagai perangkat kerja. Adalah dr. Arief Riadi Arifin, Sp.P.,MARS.,FISR, yang memimpin Unit Riset tersebut.

Unit Riset ini salah satu unit kerja, dari sejumlah unit kerja lain, yang berada di bawah koordinasi Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Ini merupakan unit kerja yang baru dibentuk, sebagai bagian dari visi Mayjen Tugas Ratmono, dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional.

Mayjen Tugas Ratmono didampingi Sekretaris Unit Riset, dr. Ade Yoska Tilla Serihati, memerinci tabulasi data di layar monitor. Ini untuk memastikan bahwa akurasi serta relevansi data, merupakan dua komponen penting di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet. Karena, data tersebut akan menjadi basis data para peneliti. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono didampingi Sekretaris Unit Riset, dr. Ade Yoska Tilla Serihati, memerinci tabulasi data di layar monitor. Ini untuk memastikan bahwa akurasi serta relevansi data, merupakan dua komponen penting di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet. Karena, data tersebut akan menjadi basis data para peneliti. Foto: isson khairul
Keberadaan Unit Riset ini, tentu saja akan membawa RSDC Wisma Atlet naik kelas, secara performa penanganan pasien Covid-19. Karena, hasil kajian dari Unit Riset akan menjadi landasan bagi unit-unit lain di RSDC Wisma Atlet, dalam menangani pasien. Dengan demikian, penanganan pasien di sana akan lebih terukur secara saksama.

Langkah Internal, Kebijakan Universal

Pendirian Unit Riset tentulah langkah internal Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Tapi, karena ini ranah riset, maka langkah tersebut sesungguhnya adalah kebijakan universal. Unit Riset menjadi pintu masuk bagi berbagai pihak yang relevan untuk meneliti serta melakuan kajian tentang Covid-19.

Data medis dan psikis 13.000 pasien Covid-19 yang sudah di-record di RSDC Wisma Atlet, adalah raw material penting untuk dikaji secara mendalam. Beragam data itulah yang --antara lain- ditabulasi serta diklarifikasi oleh tim kerja Unit Riset, agar relevan untuk diolah oleh para peneliti. Artinya, akurasi serta relevansi data, menjadi dua komponen penting di Unit Riset tersebut.

Tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet melakukan seluruh aktivitas secara digital. Dengan demikian, klarifikasi data serta singkronisasi data, bisa dilakukan secara cepat dan akurat. Semua itu akan memberikan keleluasaan kepada para peneliti untuk mengolah data berbasis digital. Foto: isson khairul
Tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet melakukan seluruh aktivitas secara digital. Dengan demikian, klarifikasi data serta singkronisasi data, bisa dilakukan secara cepat dan akurat. Semua itu akan memberikan keleluasaan kepada para peneliti untuk mengolah data berbasis digital. Foto: isson khairul
Pada Kamis (08/10/2020) itu, Mayjen Tugas Ratmono memberikan pengarahan secara cermat dan detail kepada tim kerja Unit Riset. Ada beberapa hal yang langsung dikoreksi oleh Mayjen Tugas Ratmono, ketika tabulasi data itu ditampilkan di layar monitor komputer. Dengan saksama, ia menjelaskan serta merincikan argumentasinya.

Dalam hal ini, Mayjen Tugas Ratmono bukan hanya kompeten melakukan koreksi selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Tapi, secara keilmuan, ia memiliki kompetensi yang lebih dari cukup untuk hal tersebut. Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H adalah Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Artinya, secara keilmuan maupun secara jabatan, Mayjen Tugas Ratmono memiliki otoritas untuk mendirikan serta mengembangkan Unit Riset Covid-19 ke arah yang lebih jauh. Boleh jadi, Unit Riset ini akan menjadi pusat data terpadu pasien Covid-19 di Indonesia. Secara skala data, agaknya, tidak ada tempat lain di Indonesia yang memiliki data medis dan psikis hingga 13.000 pasien Covid-19.

Mayjen Tugas Ratmono memberikan arahan ke masing-masing tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet, secara detail dan cermat. Tujuannya, antara lain, untuk memastikan kompetensi tiap sumber daya manusia di unit tersebut, relevan dengan arah pengembangan Unit Riset ke depan. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono memberikan arahan ke masing-masing tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet, secara detail dan cermat. Tujuannya, antara lain, untuk memastikan kompetensi tiap sumber daya manusia di unit tersebut, relevan dengan arah pengembangan Unit Riset ke depan. Foto: isson khairul
Karena itulah, Unit Riset Covid-19 tersebut patut dicatat sebagai track record baru RSDC Wisma Atlet, di bawah kepemimpinan Mayjen Tugas Ratmono. Pada Kamis (08/10/2020) itu, ia memberikan arahan ke masing-masing tim kerja Unit Riset. Pertama, untuk memastikan kompetensi tiap sumber daya manusia di unit tersebut. Kedua, untuk menanamkan kesadaran, bahwa akurasi serta relevansi data adalah dua komponen utama di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.

Lebih dari 30 Proposal Riset

Keberadaan Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet tersebut, langsung mendapat sambutan dari berbagai pihak yang relevan. Antara lain, dari institusi Departemen Kesehatan (Depkes), TNI, Polri, LIPI, serta dari sejumlah perguruan tinggi seperti UI, UGM, Unpad, Unhas, dan Unair. Saat ini, sudah masuk lebih dari 30 proposal riset dari berbagai lembaga tersebut ke Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.

Bukan hanya itu. Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga sudah mengajukan 17 topik penelitian. Mayjen Tugas Ratmono tentu saja mengapresiasi antusiasme sejumlah lembaga itu. Ia menilai, hal tersebut merupakan bagian dari gerakan untuk mempercepat penanganan Covid-19 secara nasional.

Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Mayjen Tugas Ratmono, dan Sekretaris Unit Riset, Dokter Ade Yoska Tilla Serihati. Melalui Unit Riset ini, tercermin visi jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang Mayjen Tugas Ratmono dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional, serta kontribusi yang lebih luas untuk bidang ilmu pengetahuan. Foto: isson khairul
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Mayjen Tugas Ratmono, dan Sekretaris Unit Riset, Dokter Ade Yoska Tilla Serihati. Melalui Unit Riset ini, tercermin visi jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang Mayjen Tugas Ratmono dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional, serta kontribusi yang lebih luas untuk bidang ilmu pengetahuan. Foto: isson khairul
"Hasil penelitian yang akurat diharapkan bisa mempercepat penyelesaian masalah Covid-19, baik secara nasional maupun internasional," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, yang membuka kesempatan kepada berbagai pihak yang relevan, untuk memanfaatkan data-data Covid-19 yang ada di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.

Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, kesempatan tersebut terbuka untuk peneliti dari institusi maupun peneliti personal, antara lain, dokter umum, dokter paru, spesialis penyakit dalam, radiologi, psikiatri, dan psikologi. Dengan kata lain, Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet sekaligus ditujukan untuk pengayaan khazanah keilmuan.

Dalam hal ini, Unit Riset tersebut memiliki tujuan jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang. Semua itu mencerminkan visi Mayjen Tugas Ratmono dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional, serta memberikan kontribusi yang lebih luas untuk bidang ilmu pengetahuan.

Jakarta 09-10-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun