Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hotel Jadi Alternatif Isolasi, Selain RSDC Wisma Atlet

7 Oktober 2020   19:02 Diperbarui: 7 Oktober 2020   19:05 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen Tugas Ratmono, mengapresiasi pengoperasian hotel untuk penanganan pasien Covid-19. Itu mempermudah serta mempercepat distribusi pasien, dari tempat tinggal mereka masing-masing. Juga, bisa menurunkan beban RSDC Wisma Atlet, sekaligus meminimalkan kelelahan petugas kesehatan. Foto: joko dolok

Penanganan pasien Covid-19, kian strategis. Isolasi mandiri kini bukan hanya bisa dilakukan di RSDC Wisma Atlet, tapi juga di sejumlah Hotel di DKI Jakarta. 

Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, mengapresiasi terobosan yang dilakukan Kementerian Pariwisata tersebut. "Ini strategis untuk mempercepat pemulihan pasien Covid-19," ujar Mayjen Tugas Ratmono pada Senin (05/10/2020) di Graha BNPB, Jakarta Timur.

Hotel Menurunkan Beban RSDC Wisma Atlet

Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi rumah sakit skala besar untuk menangani pasien Covid-19. Sejak dioperasikan pada Senin (23/03/2020), RSDC Wisma Atlet menjadi pusat penanganan terbesar pasien Covid-19. Terutama, untuk warga DKI Jakarta, juga sebagian warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Pekan-pekan lalu," tutur Mayjen Tugas Ratmono, "tingkat hunian di tower 6 dan tower 7, bisa mencapai 90 persen. Itu didominasi oleh pasien dengan gejala sedang. 

Begitu juga dengan tower 4 dan tower 5 yang diisi oleh pasien orang tanpa gejala (OTG), tingkat huniannya bisa mencapai 90 persen." Rata-rata kapasitas tiap tower, 1.500 tempat tidur.

Mencermati tren pasien OTG yang masih tetap meningkat, Mayjen Tugas Ratmono pada Selasa (29/09/2020), mengoperasikan tower 8 sebagai antisipasi. 

Secara lokasi, tower 8 ini berada di Blok C2, Jalan Benyamin Sueb, Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Tower 8 itu terdiri dari 18 lantai dengan 524 kamar, dengan kapasitas 1.500 tempat tidur.

Di waktu yang hampir bersamaan, pada Minggu (27/09/2020), Kementerian Pariwisata dengan dukungan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sudah mulai mengoperasikan dua hotel untuk perawatan pasien Covid-19.Yaitu, Hotel Ibis Style di Mangga Dua, Jakarta Utara, dan U Stay Hotel di Mangga Besar, Jakarta Barat. Di Hotel Ibis Style, misalnya, sudah ada 177 pasien OTG yang menjalani isolasi, dari sekitar 205 kamar yang disiapkan.

Pengoperasian kedua hotel tersebut untuk isolasi pasien OTG, secara langsung telah menurunkan beban RSDC Wisma Atlet. Mayjen Tugas Ratmono pada Senin (05/10/2020) di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, mengungkapkan, "Pagi ini, tingkat okupansi di tower 4 dan 5 RSDC Wisma Atlet, tercatat masing-masing sebesar 40 dan 60 persen."

Hotel yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19, dicermati secara saksama. Pasien sama-sekali tidak dikenakan biaya. Dalam hal pengadaan hotel, Kementerian Pariwisata mengontrak hotel yang bersangkutan, hingga hotel tersebut tidak menerima tamu umum. Foto: antara
Hotel yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19, dicermati secara saksama. Pasien sama-sekali tidak dikenakan biaya. Dalam hal pengadaan hotel, Kementerian Pariwisata mengontrak hotel yang bersangkutan, hingga hotel tersebut tidak menerima tamu umum. Foto: antara
Pemerataan Percepat Pemulihan

Menurunnya beban RSDC Wisma Atlet, dinilai Mayjen Tugas Ratmono sebagai sesuatu yang menggembirakan. Di Graha BNPB, ia mengungkapkan, "Kontribusi hotel sebagai tempat penanganan pasien Covid-19, membuat penyebaran pasien merata di beberapa tempat. Itu bisa meminimalkan kelelahan tenaga kesehatan yang bertugas. Bisa mempercepat proses pemulihan pasien."

Di RSDC Wisma Atlet, misalnya, tenaga kesehatan bertugas dalam tiga shift kerja. Karena tingkat hunian pasien mencapai 90 persen, maka rotasi kerja tentu saja padat. Nah, dengan tingkat hunian 40 dan 60 persen, karena sudah terdistribusi ke beberapa hotel, maka rotasi kerja tenaga kesehatan, tentu tidak begitu padat.

Mereka bisa bertugas lebih maksimal, melayani pasien lebih maksimal, otomatis juga akan mempercepat pemulihan pasien. Selain itu, menurut Mayjen Tugas Ratmono, pengoperasian hotel juga mempermudah serta mempercepat distribusi pasien, dari tempat tinggal mereka masing-masing.

Hotel Ibis Style, misalnya, bisa menampung pasien yang berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Sementara, U Stay Hotel di Mangga Besar, akan menampung pasien dari wilayah Jakarta Barat. 

Fify Mulyani, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menyebut, ada tiga tempat baru yang akan dijadikan lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19.

Tiga tempat tersebut adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) di Jakarta Utara, Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur, dan Graha Wisata Ragunan di Komplek GOR Jaya Raya Ragunan, Jakarta Selatan. Dengan demikian, jarak tempuh antara lokasi pasien ke tempat perawatan, bisa dijangkau dengan cepat.

Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dengan dr Slamet Budiarto, selaku Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), pada Senin (05/10/2020) membahas Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Pembahasan tersebut bisa diakses publik secara online. Foto: dok bnpb
Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dengan dr Slamet Budiarto, selaku Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), pada Senin (05/10/2020) membahas Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Pembahasan tersebut bisa diakses publik secara online. Foto: dok bnpb
Sinergi Meringankan Pasien

Upaya menurunkan beban RSDC Wisma Atlet dengan cara mengoperasikan sejumlah hotel untuk menangani pasien, adalah wujud sinergi pemerintah dengan berbagai pihak untuk percepatan penanganan Covid-19. Kelelahan tenaga kesehatan bisa diminimalkan, jarak pasien ke tempat penanganan lebih dekat, dan diharapkan semua itu akan mempercepat pemulihan pasien.

Poin-poin penting tersebut dibahas Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dengan dr Slamet Budiarto, selaku Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), pada Senin (05/10/2020) di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Tajuk pembahasan itu "Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet" yang bisa diakses publik secara online.

Fify Mulyani, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menyebut, seluruh biaya penanganan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet serta di sejumlah hotel tersebut, ditanggung oleh pemerintah pusat. Pasien sama-sekali tidak dikenakan biaya. Dalam hal pengadaan hotel, Kementerian Pariwisata mengontrak hotel yang bersangkutan.

Artinya, hotel yang sudah dikontrak, tidak menerima tamu umum. Hanya melayani pasien Covid-19. Krisnadi selaku Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta mengonfirmasi, saat ini sudah ada 30 hotel yang menyatakan siap untuk menampung kebutuhan isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG).

Mayjen Tugas Ratmono, lengkapnya Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H., mengapresiasi kontribusi berbagai pihak tersebut. Selaku  Koordinator RSDC Wisma Atlet serta sebagai Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Mayjen Tugas Ratmono menilai, semua itu merupakan wujud kebersamaan semua pihak untuk menangani percepatan Covid-19.

Pada saat yang sama, dr Slamet Budiarto kembali mengingatkan masyarakat, agar terus disiplin dalam penerapan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19. 

"Penerapan 3M, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak, menjadi senjata yang tepat dalam mencegah penularan Covid-19," ujar dr Slamet Budiarto, selaku Wakil Ketua Umum PB IDI, pada Senin (05/10/2020) di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

Jakarta 07-10-2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun