Menurunnya beban RSDC Wisma Atlet, dinilai Mayjen Tugas Ratmono sebagai sesuatu yang menggembirakan. Di Graha BNPB, ia mengungkapkan, "Kontribusi hotel sebagai tempat penanganan pasien Covid-19, membuat penyebaran pasien merata di beberapa tempat. Itu bisa meminimalkan kelelahan tenaga kesehatan yang bertugas. Bisa mempercepat proses pemulihan pasien."
Di RSDC Wisma Atlet, misalnya, tenaga kesehatan bertugas dalam tiga shift kerja. Karena tingkat hunian pasien mencapai 90 persen, maka rotasi kerja tentu saja padat. Nah, dengan tingkat hunian 40 dan 60 persen, karena sudah terdistribusi ke beberapa hotel, maka rotasi kerja tenaga kesehatan, tentu tidak begitu padat.
Mereka bisa bertugas lebih maksimal, melayani pasien lebih maksimal, otomatis juga akan mempercepat pemulihan pasien. Selain itu, menurut Mayjen Tugas Ratmono, pengoperasian hotel juga mempermudah serta mempercepat distribusi pasien, dari tempat tinggal mereka masing-masing.
Hotel Ibis Style, misalnya, bisa menampung pasien yang berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Sementara, U Stay Hotel di Mangga Besar, akan menampung pasien dari wilayah Jakarta Barat.Â
Fify Mulyani, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menyebut, ada tiga tempat baru yang akan dijadikan lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19.
Tiga tempat tersebut adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) di Jakarta Utara, Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur, dan Graha Wisata Ragunan di Komplek GOR Jaya Raya Ragunan, Jakarta Selatan. Dengan demikian, jarak tempuh antara lokasi pasien ke tempat perawatan, bisa dijangkau dengan cepat.
Upaya menurunkan beban RSDC Wisma Atlet dengan cara mengoperasikan sejumlah hotel untuk menangani pasien, adalah wujud sinergi pemerintah dengan berbagai pihak untuk percepatan penanganan Covid-19. Kelelahan tenaga kesehatan bisa diminimalkan, jarak pasien ke tempat penanganan lebih dekat, dan diharapkan semua itu akan mempercepat pemulihan pasien.
Poin-poin penting tersebut dibahas Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dengan dr Slamet Budiarto, selaku Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), pada Senin (05/10/2020) di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Tajuk pembahasan itu "Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet" yang bisa diakses publik secara online.
Fify Mulyani, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menyebut, seluruh biaya penanganan pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet serta di sejumlah hotel tersebut, ditanggung oleh pemerintah pusat. Pasien sama-sekali tidak dikenakan biaya. Dalam hal pengadaan hotel, Kementerian Pariwisata mengontrak hotel yang bersangkutan.
Artinya, hotel yang sudah dikontrak, tidak menerima tamu umum. Hanya melayani pasien Covid-19. Krisnadi selaku Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta mengonfirmasi, saat ini sudah ada 30 hotel yang menyatakan siap untuk menampung kebutuhan isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG).