Diduga IMB Manipulatif
Wiwiek Dwiyati menduga, IMB yang dikantongi pihak SMP-SMA Perguruan Nasional 1 tersebut adalah IMB yang sudah dimanipulasi. Kenapa? Menurut Wiwiek Dwiyati, salah satu syarat untuk mendapatkan IMB, harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang berbatasan langsung dengan area untuk IMB yang dimaksud.
"Di IMB itu, tidak ada nama dan tanda tangan saya. Malah, tetangga yang jauhnya 18 meter dari bangunan baru sekolah tersebut, dimintai persetujuan. Ya, jelas mereka tidak terganggu, karena jaraknya berjauhan," ungkap Wiwiek Dwiyati.
Oh, ya, Wiwiek Dwiyati sesungguhnya tidak mempersoalkan pembangunan gedung baru sekolah itu. Yang ia masalahkan, akibat gedung itu, jalan masuk ke rumahnya jadi tertutup. Kini, untuk keluar-masuk rumah, ia sekeluarga harus melalui "jalan tikus" yang berliku-liku dan sempit.
"Kemarin, waktu hujan malam hari, rumah saya banjir kemasukan air curahan dari bangunan sekolah yang dikerjakan sampai malam," lanjut Wiwiek Dwiyati. Ketika Wiwiek Dwiyati menegur, pihak SMP-SMA Perguruan Nasional 1 mempersilakan Wiwiek Dwiyati melaporkan hal tersebut ke pihak yang berwenang.
"Kami berharap Kemenkeu menjelaskan detail letak dan luas lahan yang dimaksud. Sebab, di surat rekomendasi pembangunan, tidak tertulis lahan mana yang diserahkan ke Pergunas," kata Wiwiek Dwiyati. Jika Kemenkeu tidak memberikan penjelasan mengenai batas luas lahan itu, Wiwiek Dwiyati menduga, sangat mungkin telah terjadi mal administrasi dalam proses penerbitan IMB itu.
Kabar terbaru, Aziz dari pihak Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu, bersedia untuk ditemui Senin (21/09/2020) besok.
Jakarta 20-09-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H