Bagi saya, Jose Rizal Manua lebih dari seorang pendidik. Ia sesungguhnya sosok penting dalam pendidikan anak-anak, melalui jalur seni. Hakekat keberagaman, ia tanamkan melalui permainan. Spirit hidup, ia tularkan melalui latihan kolaborasi. Tentang hal tersebut, silakan baca tulisan saya pada 28 November 2015 Anak-anak Pantang Menyerah di Teater Tanah Air, Sebuah Edukasi Alternatif.
Bagaimana Jose Rizal Manua memaknai harapan beragam warga di Tanah Air kini? Mari kita simak petikan sajak Tanah Air karya Jose Rizal Manua, yang dilansir nusantaranews.co pada 13 Mei 2018:
Rakyat hanya menyimpan
Harapan-harapan sederhana.
Rakyat ingin hidup
Tanpa takut akan hari depannya.
Rakyat ingin bekerja
Tanpa cemas kehilangan orang tercinta
Tanah Air dalam Bacaan
Selaku pengasuh, pembimbing, dan pembina Teater Tanah Air, Jose Rizal Manua sangat menyadari pentingnya membaca sejak dini. Selaku dosen Teater dan Film di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ia paham pentingnya membaca bagi mahasiswa. Jose Rizal Manua juga sangat paham, betapa pentingnya buku untuk pengembangan wawasan serta pendalaman ilmu pengetahuan.
Di luar hal yang penting-penting tersebut, Jose Rizal Manua juga paham, harga buku tidak murah. Untuk mendapatkan buku yang sesuai dengan kebutuhan, juga tidak mudah. Salah satu solusi yang ia lakukan adalah dengan mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada 27 April 1996.
Jose Rizal Manua menyiapkan ribuan buku secondhand berkualitas dengan harga terjangkau. Galeri Buku Bengkel Deklamasi tersebut praktis tidak pernah tutup. Kita bisa leluasa memilih buku, sembari wisata seni budaya ke TIM. Boleh dibilang, ribuan buku di Galeri Buku Bengkel Deklamasi tersebut adalah bagian dari perjuangan literasi Jose Rizal Manua.
Semua itu bermula ketika ia berkunjung ke Broadway dan menyaksikan, betapa berjuta buku secondhand dijajakan di jalanan kota jantung dunia tersebut. Kita tahu, Broadway adalah destinasi impian para pelaku seni dunia, terutama para pekerja seni pertunjukan dan pekerja seni teater.
Broadway berada di distrik teater New York City, Amerika Serikat. Dan, Broadway sesungguhnya nama sebuah jalan di Manhattan, yang membentang melalui distrik teater pada satu titik, yang di sana bertaburan panggung teater. Di Broadway itulah Jose Rizal Manua membeli buku-buku secondhand, yang menjadi cikal-bakal ribuan buku di Galeri Buku Bengkel Deklamasi kini.
Perjuangan literasi tersebut dilanjutkan Jose Rizal Manua dengan berburu buku secondhand di berbagai penjuru dunia yang dikunjunginya, termasuk ke berbagai pelosok tanah air. Bagi saya, Jose Rizal Manua sejatinya bukan pedagang buku meski ia mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi. Â
Ia agaknya lebih tepat disebut penolong para pecinta buku. Kenapa? Karena, buku secondhand berkualitas yang menjadi koleksi galeri-nya adalah buku-buku yang menjadi impian para pecinta buku. Seringkali, para pecinta buku dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam melompat-lompat kegirangan, karena menemukan buku di galeri Jose Rizal Manua, setelah bertahun-tahun mereka cari.
Warga dari berbagai pelosok tanah air kerap berdialog dan berdiskusi di Galeri Buku Bengkel Deklamasi. Demikian pula dengan warga dari berbagai negara yang berkunjung ke sana. Bagaimana Jose Rizal Manua memaknai konflik antar warga yang kerap terjadi di Tanah Air kini? Mari kita simak petikan sajak Tanah Air karya Jose Rizal Manua, yang dilansir nusantaranews.co pada 13 Mei 2018: