Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kapal Bank, Solusi Keren untuk Warga di Kepulauan

4 Agustus 2019   07:54 Diperbarui: 4 Agustus 2019   11:19 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank BRI sudah mengoperasikan 3 kapal bank sebagai solusi jasa keuangan untuk warga yang tinggal di gugusan kepulauan. Pertama, melayani warga di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kedua, melayani warga di wilayah kepulauan sekitar Labuan Bajo, NTT. Ketiga, melayani warga di kepulauan sekitar Halmahera Selatan, Maluku Utara. Ini saat Presiden Joko Widodo meresmikan kapal bank ketiga di Pelabuhan Perikanan Nusantara, Ambon, Maluku. Foto: dokumentasi Biro Kepresidenan

Sabtu (03/08/2019), Harian Kompas melansir Asa Bersemi pada Sebuah Kapal. Ini tentang solusi keuangan untuk warga kepulauan di sekitar Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gerakan keuangan tersebut tentu saja mempercepat aktivitas ekonomi rakyat. Ini membuat kita makin optimis.

44 dari 1.100 Pulau 
Kita tahu, ada sekitar 1.100 pulau dalam kawasan Provinsi NTT. Dari sekian banyak pulau tersebut, 44 pulau di antaranya, sudah berpenghuni. Sudah ada penduduknya. Nah, 1.056 pulau lainnya adalah pulau kosong. Belum ada penghuninya. Sesekali memang ada nelayan yang singgah di sana, tapi bukan sebagai penduduk yang menetap.

Di 44 gugusan pulau berpenghuni tersebut, ada enam pulau besar, yakni Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Alor, Pulau Sabu, dan Pulau Rote. 

Dari semua itu, barangkali yang paling kita kenal adalah Labuan Bajo, yang berada di ujung barat Pulau Flores. Antara lain, karena Labuan Bajo adalah salah satu destinasi dari program 10 Bali Baru.

Di sekitar Labuan Bajo, ada sejumlah pulau kecil. Antara lain, Pulau Messah, Pulau Rinca, Pulau Papagarang, Pulau Komodo, Pulau Longos, Pulau Boleng, Pulau Seraya Besar dan Kecil, serta Pulau Kukusan. 

Gugusan pulau-pulau kecil tersebut, menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya, untuk menopang Labuan Bajo sebagai destinasi wisata internasional.

Nah, di gugusan pulau-pulau kecil tersebut, tidak ada bank. Karena itulah, untuk urusan keuangan yang terkait dengan bank, warga sejumlah pulau itu ya harus datang ke Labuan Bajo, yang berada di Pulau Flores. 

Warga Pulau Komodo, misalnya. Untuk mengakses jasa perbankan, mereka harus menempuh perjalanan laut selama 4 jam naik kapal, menuju Labuan Bajo.

Untuk pulang-pergi Pulau Komodo-Labuan Bajo, mereka harus menguras dompet untuk ongkos kapal Rp 60.000.- per orang. Karena keterbatasan kapal, mereka terpaksa menginap di Labuan Bajo, baru esok harinya kembali ke Pulau Komodo. Artinya, mereka harus merogoh dompet lebih dalam lagi untuk biaya makan serta biaya penginapan.

Akibatnya, biaya untuk urusan keuangan di bank, membengkak berkali-kali lipat. Itulah realitas yang dihadapi para penghuni pulau-pulau kecil di NTT, selama bertahun-tahun. Bandingkan dengan mereka yang mendiami enam pulau besar di NTT. Mereka cukup menggunakan sepeda motor, dengan ongkos yang relatif murah, untuk menangani urusan keuangan yang terkait dengan bank.

Kapal Bank Jadi Solusi
Maka, sangat pantas bila warga pulau-pulau kecil tersebut berharap ada solusi terkait urusan keuangan dengan bank. Bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, tapi terutama untuk kebutuhan berusaha. Warga Pulau Messah, misalnya. Ada sekitar 800 keluarga yang tinggal di pulau ini. Mereka adalah suku Bajo, yang mata pencaharian utamanya mencari ikan sebagai nelayan.

Selain menangkap ikan di laut, warga Pulau Messah juga mengembangkan perikanan budidaya. Mereka memiliki sejumlah keramba untuk beternak ikan, antara lain, udang lobster. Aktivitas tersebut tentu membutuhkan jasa keuangan. Baik untuk permodalan, maupun untuk operasional sehari-hari. Karena tidak tersedia jasa keuangan di sana, ya mereka harus melintasi lautan untuk mengaksesnya ke Labuan Bajo.

Demikian juga dengan aktivitas pertanian dan peternakan di sejumlah pulau kecil lainnya di sekitar Labuan Bajo. Karena tak ada jasa keuangan ya mereka sepenuhnya bergantung ke Labuan Bajo, meski harus menguras isi dompet lebih banyak, untuk ongkos dan biaya lain. Untunglah, pada 29 Desember 2016, titik terang mulai nampak. Bank BRI mengoperasikan Teras BRI Kapal Bahtera Seva II untuk warga gugusan pulau-pulau tersebut.

Ini adalah bank yang beroperasi dalam wujud kapal. Maksudnya, Bank BRI tidak membangun kantor bank di pulau-pulau tersebut, tapi membangun kantor bank di kapal yang dinamai Teras BRI Kapal Bahtera Seva II. Di kapal tersebut tersedia infrastruktur keuangan, sebagaimana layaknya kantor bank di daratan, termasuk ada ATM, yang fungsinya setara dengan ATM di daratan.

Kapal Bank tersebut kerap disebut bank apung, karena memang mengapung di laut. Kapal Bank ini mengunjungi pulau demi pulau sekali seminggu, dengan jadwal yang sudah ditentukan. Di Pulau Komodo, misalnya. Kapal Bank ini akan bersandar di dermaga pulau itu, dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WITA. Warga yang akan memanfaatkan jasa perbankan, dipersilakan masuk ke kapal.

Ada ruang tunggu untuk nasabah, yang sejuk karena ber-AC. Ada petugas teller, customer service, dan ATM. Juga, ada ayunan ombak yang menenangkan, sembari mengurus transaksi perbankan. Di Kapal Bank ini, warga bisa menabung, transfer uang, meminjam dana, sampai tarik tunai. Suasananya menyenangkan, setara dengan suasana di kantor bank di daratan.

Aktivitas Ekonomi Dinamis 
Sejak 29 Desember 2016, Teras BRI Kapal Bahtera Seva II tersebut telah berkontribusi menggairahkan ekonomi warga di gugusan pulau itu. Keterangan Kepala Unit BRI Labuan Bajo, Elias Gudi, bisa menjadi indikator dinamika ekonomi yang dimaksud. 

Pada awalnya, total penabung di Teras BRI Kapal Bahtera Seva II, sebanyak 371 nasabah dengan total dana Rp 1,4 miliar. Total pinjaman yang digulirkan menjangkau 260 nasabah dengan nilai Rp 6,1 miliar.

Tahun 2017 terjadi peningkatan yang signifikan. Nasabah yang menyimpan dananya di Kapal Bank menjadi 529 orang, dengan total dana Rp 2,3 miliar. Jumlah peminjam pun meningkat menjadi 640 nasabah, dengan total pinjaman Rp 10,6 miliar. Hingga 31 Desember 2018, total penabung menjadi 753 nasabah dengan total dana mencapai Rp 5,29 miliar.

Per Juni 2019, dana yang disimpan nasabah di Kapal Bank sudah mencapai Rp 9,4 miliar. Sementara, pinjaman yang disalurkan tercatat Rp 11 miliar. Pergerakan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi warga di gugusan pulau itu, semakin dinamis. Warga makin leluasa melakukan aktivitas ekonomi. Baik di bidang pertanian, peternakan, perikanan, yang menjadikan arus perdagangan kian lancar.

Maka tepat sekali Harian Kompas pada Sabtu (03/08/2019) itu, melansir Asa Bersemi pada Sebuah Kapal. Teras BRI Kapal Bahtera Seva II telah menumbuhkan banyak peluang. Juga, telah mempertemukan banyak harapan dengan semakin banyak kenyataan. Kapal Bank dari Bank BRI ini adalah satu-satunya jasa keuangan berwujud kapal yang beroperasi di gugusan kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada Kamis (25/07/2019), Direktur Utama Bank BRI, Suprajarto, melakukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo. Ia menjelaskan, saat ini sudah ada tiga kapal sejenis dari Bank BRI. Bahtera Seva I melayani warga di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. 

Bahtera Seva II melayani wilayah kepulauan sekitar Labuan Bajo, NTT. Bahtera Seva III melayani kepulauan sekitar Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Menurut saya, jasa keuangan menggunakan kapal ini, adalah solusi yang jitu untuk warga yang bermukim di gugusan kepulauan. Mengingat wilayah kita terdiri dari banyak gugusan kepulauan, maka jasa keuangan jenis ini seharusnya lebih banyak lagi. 

Saat ini, memang baru Bank BRI yang melakukannya. Ke depan, bukan tidak mungkin hal ini akan diadopsi oleh bank yang lain. Artinya, gairah ekonomi di berbagai gugusan kepulauan akan tumbuh lebih cepat. Hal itu akan membuat kita makin optimis.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 04 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun