Ini penerbangan perdana. Rabu (17/07/2019), maskapai Turki tersebut, mendarat di Bali. 258 penumpang yang dibawanya tersenyum, disambut pesona senja Denpasar. Pintu masuk turis Eropa pun tambah terbuka. Bisnis wisata Bali semakin moncer.
Gempa Pertanda Baik
Pemahaman orang Bali tentang alam, memang mengagumkan. Pada Rabu (17/07/2019) siang, usai rapat di DPRD Bali, Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut: gempa yang mengguncang Pulau Dewata pada Selasa kemarin, adalah berkah. "Itu gempa pertanda baik, karena jatuhnya di bulan purnama kasa," ujar Koster. Ia optimistis, usai dapat musibah, Bali bakal kembali menggeliat.
I Wayan Koster agaknya benar. Sorenya, pukul 18.46 WITA, pesawat Boeing 787-9 Turkish Airlines, mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali. Boeing Dreamliner yang membawa 258 penumpang itu, take-off pukul 01.53 dini hari waktu Turki, di hari yang sama, dari Bandara Internasional Attaturk, Istanbul.
Kita tahu, tahun 2018, ada 10.658 wisatawan asal Turki, yang mengunjungi Bali. Di rentang Januari-Juni 2019, tercatat sudah 4.715 turis Turki yang masuk Bali. Nah, dengan adanya direct flight Istanbul-Denpasar, tentulah semakin terbuka kemungkinan untuk bertambahnya kedatangan turis Turki ke Bali.
Itulah berkah pertama. Berkah kedua, Turkish Airlines langsung tancap gas, dengan melayani rute Istanbul-Denpasar tiga kali dalam satu minggu: Rabu, Jumat, dan Minggu. Rute ini dilayani oleh pesawat dengan nomor penerbangan TK-66. Berangkat pukul 1.30 waktu Istanbul, tiba di Bali pada pukul 19.30 WITA.
Setelah mendarat di Bali, pesawat yang sama akan melanjutkan penerbangan kembali ke Istanbul pada pukul 21.00 WITA, dengan menggunakan nomor penerbangan TK-67, yang dijadwalkan mendarat di Istanbul pada pukul 05.25 waktu setempat, pada hari berikutnya.
Berkah ketiga, rute baru ini telah menambah jumlah rute internasional yang dilayani Bandara Ngurah Rai, menjadi 47 rute. Turkish Airlines merupakan maskapai asing ke-32, yang saat ini beroperasi melayani rute melalui Ngurah Rai. Berkah keempat, direct flight Istanbul-Denpasar ini, membuka kemungkinan turis dari negara-negara sekitar Turki, untuk berkunjung ke Bali.
Antara lain, turis dari Bulgaria, Yunani, Armenia, Azerbaijan, Iran, dan Georgia. Saya pikir, ini momentum bagi duta besar kita di Turki dan di negara-negara sekitar tersebut, untuk lebih mempromosikan Indonesia kepada warga negara bersangkutan. Toh, opsi transportasi mereka ke Bali, relatif sudah lebih mudah.
Saya ingat apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang digelar di Wisma Werdapura, Sanur, Bali, pada Jumat (22/12/2017). Jokowi meminta sejumlah menteri, membantu mempromosikan pariwisata Bali. Khusus untuk Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jokowi meminta agar aktif berkomunikasi dan memberikan informasi lengkap, kepada duta besar Indonesia di luar negeri mengenai pariwisata di Indonesia, khususnya Bali.
"Kementerian Pariwisata hendaknya terus memberikan informasi yang benar, lengkap, kepada dubes kita yang bekerja di negara lain, agar warganya berwisata ke Indonesia, khususnya ke Bali," tutur Jokowi dalam rapat terbatas tersebut. Dengan kata lain, Presiden Jokowi meminta para pemangku kepentingan bersinergi.
Salah satu contoh sinergi untuk pariwisata, seperti yang dilakukan Dubes RI untuk Laos, Pratito Soeharyo, pada Sabtu (22/09/2018). Momentumnya adalah dibukanya penerbangan langsung seminggu satu kali, dari Luang Prabang, Laos, ke Denpasar. Kementerian Pariwisata dan Kedutaaan Besar RI Laos bersinergi bikin kegiatan misi penjualan tujuh destinasi prioritas, dengan sasaran warga Laos serta negara-negara yang terletak di kawasan Indochina.