Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Waspada Air Minum Oplosan dengan "Barcode"

26 Agustus 2017   17:21 Diperbarui: 28 Agustus 2017   08:19 44376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai konsumen, saya mencermati galon Aqua yang ada di rumah saya. Ada enam tutup galon Aqua yang belum sempat dibuang. Di tiga tutup galon, saya menemukan kode 040819CBIZ2. Di tiga tutup galon lainnya, kodenya susah saya baca, meski sudah berkali-kali saya cermati.

Aqua memang sudah beberapa kali melakukan modifikasi terhadap tutup galon. Namun, para pemalsu masih memiliki celah untuk menyiasatinya. Nampaknya, tutup galon belum cukup efektif untuk melindungi konsumen dari produk palsu. Pemanfaatan teknologi digital, barangkali bisa mempersempit ruang gerak para pemalsu tersebut. Foto: isson khairul
Aqua memang sudah beberapa kali melakukan modifikasi terhadap tutup galon. Namun, para pemalsu masih memiliki celah untuk menyiasatinya. Nampaknya, tutup galon belum cukup efektif untuk melindungi konsumen dari produk palsu. Pemanfaatan teknologi digital, barangkali bisa mempersempit ruang gerak para pemalsu tersebut. Foto: isson khairul
Saya sama sekali tidak menemukan kode di leher galon, sebagaimana disebutkan Arif Mujahidin, meski sudah berkali-kali saya cermati. Menurut saya, hal ini perlu diketahui pihak Aqua, bahwa ternyata tidak mudah bagi konsumen untuk melakukan check and recheck, sebelum mengonsumsi air galon Aqua yang mereka beli. Jadi, saya sangat mengerti, pengoplos di Pondok Cabe itu, sampai leluasa berkiprah lebih dari setahun. Karena, kode serta tanda keaslian, tidak mudah diketahui konsumen.

Barcode di Oli Belanda

Sebagai konsumen, di tiga tutup galon, saya menemukan kode 040819CBIZ2. Di tiga tutup galon lainnya, kodenya susah saya baca, meski sudah berkali-kali saya cermati. Dan, saya sama sekali tidak menemukan kode di leher empat galon Aqua yang saya miliki. Oh, ya, dari empat galon Aqua yang saya miliki, di satu galon ada kode print hitam BB 200719 dan di satu galon lain kodenya BB 040819. Tapi, di dua galon Aqua lainnya, tidak ada kode print. Apa artinya semua itu bagi saya sebagai konsumen? Terus-terang, tidak mudah bagi saya sebagai konsumen untuk melakukan check and recheck, sebelum mengonsumsi air galon Aqua yang saya beli.

Sebagai perbandingan, saya membaca di tribunnews.com pada Minggu (23/07/2017) tentang Cara Sederhana Ketahui Pelumas Mobil yang Dibeli Asli Bukan Palsu. Seseorang membeli oli merek terkenal asal Belanda, yang pabriknya ada di Jerman, melalui situs belanja online. Di bagian tutup kemasan oli tersebut, terdapat segel kertas yang tertera barcode. Yang bersangkutan kemudian memindai barcode tersebut dengan aplikasi barcode scanner, yang di-download dari Play Store di smartphone Android. Selanjutnya, otomatis nomor seri pada kemasan oli yang dibeli, langsung tertulis pada halaman pengecekan keaslian produk tadi, di halaman situs resmi merek oli tersebut.

Seperti ini barcode yang dimanfaatkan produk oli untuk melindungi konsumennya dari produk palsu. Melalui barcode tersebut, konsumen terhubung dengan situs resmi produsen oli tersebut. Kemudian, konsumen dengan leluasa melakukan check and recheck, untuk memeriksa keaslian oli yang dibeli. Foto: tribunnews.com
Seperti ini barcode yang dimanfaatkan produk oli untuk melindungi konsumennya dari produk palsu. Melalui barcode tersebut, konsumen terhubung dengan situs resmi produsen oli tersebut. Kemudian, konsumen dengan leluasa melakukan check and recheck, untuk memeriksa keaslian oli yang dibeli. Foto: tribunnews.com
Jika dikorelasikan dengan pernyataan Penny Kusumastuti Lukito di atas, jelas sekali bahwa fungsi barcode pada produk oli itu untuk mengawasi legalitas. Dengan barcode, konsumen dengan leluasa melakukan check and recheck, yang berguna untuk memeriksa keaslian oli yang dibeli. Konsumen memiliki kesempatan untuk mengetahui, apakah produk yang ia beli asli atau palsu. Cara tersebut menunjukkan bahwa produsen oli itu telah menggunakan teknologi informasi untuk melindungi konsumennya dari pemalsuan. Ini bagian dari tanggung jawab produsen kepada publik.

Mekanisme melindungi konsumen dari produk palsu, seperti yang dilakukan produk oli Belanda itu, barangkali bisa menjadi salah satu jalan bagi Aqua untuk meminimalkan pemalsuan. Dengan barcode, konsumen dengan leluasa melakukan check and recheck, untuk mengetahui asli atau palsu. Tentu saja dengan dukungan teknologi informasi. Setidaknya, mekanisme tersebut akan membuat pemalsu atau pengoplos akan berpikir lebih keras, bila hendak memalsukan Aqua.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 26 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun