Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Daya Beli vs Potensi Desa vs Ekonomi Desa

9 Agustus 2017   11:59 Diperbarui: 9 Agustus 2017   17:56 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani pangan adalah tumpuan harapan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani anjlok, upah riil pekerja pertanian pun turun secara beruntun. Kita santap hasil kerja keras mereka, tapi kita belum sepenuhnya paham tentang kehidupan mereka. Nyatanya, kita belum mampu membuat mereka mandiri. Mereka belum berdaya secara daya beli, masih lemah secara ekonomi. Foto: muhamad syahri romdhon-KompasTV

"Saya harus ngomong apa adanya," ujar Presiden Joko Widodo. "Di lingkungan hutan-hutan jati itu, justru yang banyak kemiskinan. Benar enggak?" tanya Jokowi saat berpidato di acara Hari Lingkungan Hidup 2017, di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, pada Rabu (02/08/2017). Joko Widodo memang tidak membeberkan, seperti apa daya beli warga desa di seputaran hutan jati. Namun, dengan penekanan di lingkungan hutan-hutan jati, justru yang banyak kemiskinan, kita tentu paham kondisi daya beli warga di desa-desa tersebut.

Dalam konteks membangun dari pinggiran serta meningkatkan ekonomi warga desa, triliunan dana dialirkan ke 75.000 desa di tanah air. Dalam APBN-P 2015, dana yang dialirkan ke desa sebesar Rp 20,76 triliun. Pada APBN-P 2016, sebesar Rp 46,98 triliun. Dan, di tahun 2017 ini, sebesar Rp 60 triliun. "Meski dana desa tiap tahun meningkat, tetapi desa tertinggal dan sangat tertinggal besar sekali," kata Teguh Widodo Boediarso, Direktur Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan (Kemkeu), dalam diskusi publik di Demang Restaurant & Lounge, Sarinah, Jakarta Pusat, pada Kamis (03/08/2017).

Ini kondisi sekolah di salah satu lingkungan hutan jati. Walaupun kondisi bangunan sekolah kurang layak, murid-murid Kelas Jauh SDN 4 Mulyasejati, Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (17/07/2017), tetap semangat belajar. Sekolah yang terletak sekitar 63 kilometer sebelah timur Jakarta tersebut, belum mendapat aliran listrik. Foto: benediktus krisna yogatama-Kompas
Ini kondisi sekolah di salah satu lingkungan hutan jati. Walaupun kondisi bangunan sekolah kurang layak, murid-murid Kelas Jauh SDN 4 Mulyasejati, Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (17/07/2017), tetap semangat belajar. Sekolah yang terletak sekitar 63 kilometer sebelah timur Jakarta tersebut, belum mendapat aliran listrik. Foto: benediktus krisna yogatama-Kompas
Nyanyian Franky & Jane di tahun 1982 itu, agaknya perlu kita cerna baik-baik. Tuturan Turut Raharjo dari Desa Clumprit, perlu kita maknai dengan sungguh-sungguh. Paparan Badan Pusat Statistik (BPS) hendaknya kita cermati, karena itu bukan deretan angka-angka semata. Demikian pula dengan apa yang diomongkan apa adanya oleh Presiden Joko Widodo. Nilai konsumsi petani mungkin kecil, mungkin tidak signifikan pengaruhnya terhadap turun atau tidaknya daya beli. Tapi, dengan mengabaikan indikator tersebut, sama saja dengan kita mengabaikan potensi desa.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 09 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun