Peluang? Iya, peluang ekonomi dengan memberdayakan warga serta meningkatkan kualitas dunia usaha yang sudah ada. Dalam konteks ekonomi, peluang tentulah tidak datang dengan sendirinya.Â
Seluruh stakeholder di tiap wilayah tersebut, hendaknya bergerak, mencari berbagai kemungkinan agar tercipta peluang ekonomi yang bisa dieksekusi. Ini tentu membutuhkan perencanaan yang melibatkan pemda dan swasta. Pemerintah pusat sudah sejak jauh-jauh hari mengingatkan agar pemda menghilangkan berbagai aturan daerah, yang menghambat investasi.
Kebijakan pemda Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan misalnya, haruslah pro-bisnis, agar keberadaan jalan tol Jakarta-Semarang ini memberi manfaat ekonomi untuk warga. Dan, jangan lupa, sejumlah wilayah Pantura Jawa sesungguhnya bersaing, berkompetisi, untuk meraih manfaat ekonomi semaksimal mungkin.Â
Ini kredo bisnis, ini konsekuensi ekonomi. Inilah tantangan bisnis. Jika strategi pemda dan swasta di berbagai wilayah tersebut tidak berubah, artinya sama saja dengan sebelum dan setelah adanya jalan tol, maka boleh jadi ekonomi rakyat di sana akan terus menyusut.
Keberadaan jalan tol Trans Jawa telah membuka ruang publik. Publik punya alternatif. Peta persaingan berubah. Dan, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, tentu ingin warga sepanjang Pantura terangkat kesejahteraan mereka, ditopang oleh jalan tol Trans Jawa.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 07 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H