Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejumlah Persiapan agar Mudik Jadi Asyik

17 Juni 2017   00:33 Diperbarui: 10 Juli 2017   07:53 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk memudahkan transaksi elektronik, Bank Indonesia (BI) sudah meminta bank yang mengeluarkan e-money agar memperbanyak gerai penjualan uang elektronik. Kita bisa membeli uang elektronik di bank terdekat, gerai di tempat istirahat di tol, juga di gardu tol. Foto: infobanknews.com

Dengan telah dibukanya sejumlah jalur tol untuk mudik, maka ketersediaan e-money yang terisi cukup, sudah menjadi keharusan. Membayar tol secara elektronik sangat mudah serta memudahkan. Apalagi kini sudah tersedia beberapa pilihan uang elektronik yang available dengan sistem pembayaran tol.  Bank yang telah melayani pembayaran elektronik di tol adalah Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN, dan Bank BCA.  

Kita tahu, penumpukan kendaraan di pintu masuk dan pintu keluar tol adalah penyebab utama terjadinya kemacetan. Dan, pembayaran secara elektronik sangat membantu. Menurut Dadang Setiabudi, Senior Executive Vice President Teknologi Informasi Bank BNI, penggunaan e-money di 35 ruas tol saat ini baru mencapai 25 persen. Maklum, sebagian besar warga masih terbiasa bertransaksi secara cash. Kuno? Tidak juga. Ini soal kebiasaan saja dan mudik bisa dijadikan momentum untuk mengalihkan kebiasaan cash ke transaksi elektronik.

Untuk memudahkan transaksi elektronik, Bank Indonesia (BI) sudah meminta bank yang mengeluarkan e-money agar memperbanyak gerai penjualan uang elektronik. Kita bisa membeli uang elektronik di bank terdekat, gerai di tempat istirahat di tol, juga di gardu tol. Foto: infobanknews.com
Untuk memudahkan transaksi elektronik, Bank Indonesia (BI) sudah meminta bank yang mengeluarkan e-money agar memperbanyak gerai penjualan uang elektronik. Kita bisa membeli uang elektronik di bank terdekat, gerai di tempat istirahat di tol, juga di gardu tol. Foto: infobanknews.com
Secara kasat mata, perbedaan cash dan elektronik di gerbang tol, nampaknya tidak jauh beda. Itu kalau pakai uang pas. Kalau pakai acara uang kembalian, baru jelas perbedaannya. Roy Ardian Darwis, General Manager Tol Jagorawi, pernah meneliti perbedaan tersebut secara detail. "Transaksi manual bisa memakan waktu 11 detik. Tapi, dengan cash less, bisa cuma empat detik, bahkan kurang," ujar Roy Ardian dalam sebuah diskusi di Rest Area KM 10 Jalan Tol Jagorawi, pada Rabu (31/5/2017).

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 17 Juni 2017

Tulisan saya yang lain tentang mudik dan transportasi

01. Mudik ke Padang dengan Beragam Pilihan Moda
02. Bus Antarkota vs Keselamatan Angkutan Umum
03. 7 Kapal dari Semarang dan Surabaya untuk Arus Balik
04. Minim Sosialisasi, Pelabuhan Merak pun Penuh Sesak
05. Infrastruktur: Indonesia Sentris vs Jawa Sentris
06. Commuter Line Menjadi Andalan Transportasi
07. Bandung, Surabaya, dan Bali Tolak Uber dan GrabCar
08. 157,7 Hektar Sawah untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung
09. Kereta Api Selalu Tepat Waktu, di Era Bung Hatta
10. Tantangan: Integrasi Pengguna Commuter Line

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun