Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bung Karno dengan Io Vivat Nostrorum Sanitas

10 Juni 2017   04:56 Diperbarui: 10 Juni 2017   12:01 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Io Vivat Nostrorum Sanitas adalah lagu kegemaran Bung Karno. Pada peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2013 di Ende, sekitar 500 murid SMA Negeri 1 Ende, dengan berpakaian adat daerah masing-masing, menyanyikan lagu tersebut. Sehari sebelumnya, 31 Mei 2013, sebelum diselenggarakan seminar dengan topik Makna Soekarno bagi Ende dan Ende bagi Soekarno, dinyanyikan pula lagu Io Vivat, oleh paduan suara Universitas Flores. Suara rakyat Ende itu menggema begitu indahnya.

Ende Selalu Istimewa

Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2013 di Ende adalah peringatan yang istimewa. Pertama, karena itulah peringatan Hari Lahir Pancasila dilakukan pertama kali di luar Jakarta. Kedua, Ende dipilih sebagai tempat peringatan karena Ende menjadi cikal-bakal lahirnya butir-butir Pancasila yang dipidatokan Bung Karno di depan Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), 1 Juni 1945.

Yang juga tidak kalah istimewanya, karena di Ende pula Bung Karno meletakkan dasar-dasar model pemberdayaan untuk mencerdaskan kalangan masyarakat kelas bawah melalui pendidikan. Kala itu Bung Karno melakukannya secara non-formal, melalui latihan toneel. Hal itu menunjukkan kepada kita bahwa sejak awal Bung Karno sudah sangat concern pada upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Perhatian yang tinggi pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ini, menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Saya hanya ingin ingatkan, negara ini akan jadi kuat ekonominya, mampu bersaing, kalau anak-anak pintar dan sehat. Karena persaingan antar negara ketat sekali. Anak perlu disiapkan sedini mungkin,” ujar Joko Widodo di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Jumat, 24 Maret 2017, lalu.

Kesehatan, Pendidikan, Pondasi Persaingan

Kita tahu, persaingan kini sudah menjadi persaingan global. Strategi suatu negara, bersaing dengan strategi negara-negara lain. Di balik semua strategi tersebut, sesungguhnya yang bersaing adalah suatu bangsa dengan bangsa lain. Artinya, kualitas sumber daya manusia suatu bangsa akan menjadi penentu dalam memenangkan persaingan tersebut. Apa yang harus kita persiapkan, agar menjadi pemenang dalam persaingan?

Bung Karno di Ende pada tahun 1934-1938 menyertai latihan toneel dengan nyanyian Io Vivat Nostrorum Sanitas, yang bila diterjemahkan berarti sehat dan sejahteralah kawan-kawan kita. Dengan kata lain, Bung Karno mengingatkan, betapa pentingnya menjaga kesehatan. Bung Karno juga mendidik anggota toneel, melalui diskusi tiap hari, untuk menambah pengetahuan serta memperluas wawasan.

Ya, kesehatan dan pendidikan. Pada Rabu, 8 Februari 2017, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kesehatan dan pendidikan menjadi pondasi penting untuk menghadapi era persaingan antarnegara yang semakin ketat. "Jangan melupakan yang namanya gizi, jangan lupakan pendidikan, karena itu merupakan pondasi yang kita perlukan untuk menghadapi kompetisi, persaingan antarnegara,” kata Presiden Joko Widodo usai menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di SMP Negeri 2 Ambon, Kelurahan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu, 8 Februari 2017.

Dari apa yang dilakukan Bung Karno di Ende pada tahun 1934-1938 dan apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo di bumi nusantara ini, sudah sepatutnya kita optimis: bangsa Indonesia akan menjadi bangsa pemenang!

isson khairul –dailyquest.data@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun