Cilegon dikenal sebagai kota industri, tapi serapan tenaga kerja lokal masih minim. Tahun lalu, angka pengangguran 12 persen, tahun ini hanya turun menjadi 11,6 persen. Ini tantangan bagi Pemda Cilegon untuk segera mewujudkan Kawasan Industri Padat Karya.
Ada yang membuat kita terkesiap, ketika hadir di Job Fair Cilegon 2017. Hanya 40 perusahaan saja yang berpartisipasi dalam kegiatan bursa kerja tersebut. Padahal, jumlah industri di Kota Cilegon, Provinsi Banten, mencapai ribuan. Job Fair Cilegon 2017 itu dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon di Sari Kuring Indah, pada Kamis (18/5/2017), lalu. Ini tentu menimbulkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya, bagaimana hubungan Pemda Cilegon dengan kalangan dunia usaha di sana?
Kebersamaan Menjadi Tantangan
Apa yang tampak pada Job Fair Cilegon 2017 itu, setidaknya menunjukkan kepada kita bahwa kebersamaan Pemda dengan dunia usaha, harus dibangun lebih intens lagi. Kenapa? Karena, kebersamaan tersebut menjadi salah satu instrumen guna terciptanya lapangan kerja. Sebagai regulator, Pemda menciptakan berbagai kemudahan berusaha. Sebagai pelaku bisnis, dunia usaha akan menyerap tenaga kerja.
Ada kebersamaan, juga ada saling dukung, demi kesejahteraan warga Cilegon. Nah, dengan sudah adanya ribuan industri di Cilegon, setidaknya itu menjadi indikator bahwa Kota Cilegon merupakan kota yang ramah investasi. Bila dikorelasikan dengan Job Fair Cilegon 2017, tentu ini menjadi indikator bahwa Pemda dan dunia usaha belum saling dukung, dalam artian sepenuhnya. Sinergi kedua pihak tersebut masih harus ditingkatkan.
Pemda Menggalang Kadin
Sebagai gambaran, berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKPS) terkini, jumlah penduduk Cilegon sekarang sekira 454.824 orang. Dengan angka pengangguran sekitar 11,6 persen, maka jumlah pengangguran di Kota Baja tersebut mencapai sekira 52.759 orang. Nah, 40 dunia usaha di Job Fair Cilegon 2017 tersebut menyediakan sekitar 1.419 lowongan kerja. Memang, masih jauh dari yang diharapkan.
Jika saja jumlah dunia usaha yang berpartisipasi lebih banyak, tentu ketersediaan lowongan kerja juga bertambah. Di sinilah dibutuhkan kebersamaan, karena kesejahteraan warga Cilegon sesungguhnya menjadi tanggung jawab bersama: Pemda dan dunia usaha. Bila kita merunut ke belakang, sebenarnya sudah sejak lama Pemda Cilegon mengajak dunia usaha untuk sama-sama menekan angka pengangguran.
Pada rapat kerja Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon, misalnya. Ketika itu, Walikota Cilegon, Tb. Iman Ariyadi, merangkul serta mengajak para pelaku usaha untuk bersama menekan angka pengangguran. “Gerakan Kadin itu tidak sempit dan tidak terkotak dalam proyek-proyek yang sifatnya instan saja. Saya minta Kadin bersama pemerintah turut memikirkan persoalan pengangguran dan bersama-sama menciptakan lapangan kerja,” ujar Tb. Iman Ariyadi di Hotel The Royale Krakatau, Cilegon, pada Rabu (10/12/2014).
Angka pengangguran di Cilegon, tidak sepenuhnya bisa kita sikapi dengan skema hitam-putih. Kenapa? Karena, sebagian besar industri di Cilegon adalah industri kategori padat modal, juga padat teknologi. Dengan demikian, level tenaga kerja yang mereka butuhkan adalah lulusan perguruan tinggi dari bidang-bidang tertentu yang spesifik. Misalnya, bidang kimia. Kita tahu, industri kimia skala besar cukup banyak di Cilegon. Sementara, ketersediaan tenaga lokal, terbatas.
Demikian juga dengan ketersediaan calon tenaga kerja level menengah. Dari penelusuran saya terhadap jurusan di sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Cilegon, hanya ada satu SMK yang memiliki jurusan Kimia Industri. Ini hanya salah satu contoh yang menggambarkan, sesungguhnya ada ketimpangan yang signifikan antara kondisi calon tenaga kerja di Cilegon dengan spesifikasi kebutuhan sejumlah industri di sana.
Kondisi ini sudah disadari oleh Tb. Iman Ariyadi, juga Buchori. Karena itulah, sudah sejak lama sang walikota menginginkan adanya Kawasan Industri Padat Karya, yang diharapkan mampu menyerap ketersediaan calon tenaga kerja di Cilegon. Salah satu langkahnya adalah dengan membangun Jalan Tol Lingkar Selatan. “Tol Lingkar Selatan akan menghubungkan Cilegon dengan kota-kota lain. Saya berharap Cilegon dapat menjadi kota tujuan bisnis, sehingga masyarakatnya lebih sejahtera,” ungkap Tb. Iman Ariyadi, pada akhir tahun lalu.
isson khairul -dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 9 Juni 2017
Tulisan saya yang lain tentang Cilegon
1. Laura Irawati Ciptakan Market untuk UKM-UMKM Cilegon
2. Minim Sosialisasi, Pelabuhan Merak pun Penuh Sesak
3. Bukber Lesehan di Kota, Berbagi Berkah di Desa
4. Seribu Golok dari Seribu Pendekar Silat sebagai Gerakan Kreatif
5. Spirit Belajar dari Cupas Wetan dan Sumur Jurang
6. Pesona Harmoni Etnik dalam Cilegon Ethnic Carnival
7. Literasi untuk Cilegon, Inspirasi untuk Kompasianer
8. Sister Kadin Surabaya-Cilegon, Inspirasi Sinergi Ekonomi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H