Generasi milenial sangat gandrung pada ranah visual. Setidaknya, ada dua komunitas di Indonesia Community Day yang menginspirasi secara visual: Komunitas Paguyuban Filmmaker Jogja dan Komunitas Papermoon Puppet Theatre. Tak bisa diingkari, kita tidak mungkin melepaskan diri dari ranah audio visual. Sama halnya dengan kita tak mungkin berpisah dengan koneksi internet. Di ruang tunggu, di mall, di kendaraan umum, di restoran, bahkan di parkiran, koneksi internet dan content audio visual senantiasa menyambut kita.
Bisakah kita menghindar? Nyatanya, tidak. Karena itu, kehadiran Komunitas Paguyuban Filmmaker Jogja dan Komunitas Papermoon Puppet Theatre adalah bagian dari inspirasi visualisasi. Para pengelola komunitas bisa sama-sama belajar, bagaimana memvisualisasikan komunitas masing-masing. Baik menyangkut aktivitas, maupun produk dan jasa yang dihasilkan komunitas. Kita tahu, dengan visualisasi, kita bisa menyampaikan message secara lebih menarik.
Beberapa hari di Jogja, sebelum dan setelah Indonesia Community Day, saya bisa merasakan serbuan visualisasi mengenai servis start-up, hasil kerja kreatif sejumlah komunitas. Hampir di setiap penyeberangan jalan di Jogja, saya melihat ads atau videotron mengenai servis start-up. Dari data yang saya susuri, dalam lima tahun terakhir, berbagai komunitas di Jogja telah melahirkan 190 start-up. Wow. Ini salah satu hal yang membuat saya ingin kembali dan kembali ke Jogja.
isson khairul –dailyquest.data@gmail.com  Â
Jakarta, 23 Mei 2017
Tulisan saya yang lain tentang Indonesia Community Day 2017
1. Tertawa a la Jogja Versi Komunitas Kompasiana
2. Ekonomi Berbagi di Indonesia Community Day 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H