Mochamad Basoeki Hadimoeljono memaparkan contoh tersebut dalam acara Kompasiana Nangkring Kementerian PUPR, yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Jalan Aipda K. S. Tubun No. 7, Slipi, Jakarta Barat, pada Selasa, 31 Mei 2016. Kita tahu, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua adalah empat pulau besar di tanah air yang memiliki banyak potensi destinasi wisata. Dengan dibangunnya sejumlah infrastruktur skala besar tersebut, tentulah akan membuka akses transportasi di berbagai wilayah. Dengan demikian, terbuka pula akses transportasi yang relevan dengan industri pariwisata.
Dalam acara Kompasiana Nangkring Kementerian PUPR tersebut, Mochamad Basoeki Hadimoeljono juga memaparkan tentang otoritas infrastruktur. Pada infrastruktur jalan raya, misalnya, ada jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten-kota. Dalam Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris, menurut Mochamad Basoeki Hadimoeljono, kemampuan daerah dalam membangun serta merawat infrastruktur jalan raya berbeda-beda. Di Provinsi DKI Jakarta, misalnya, sejumlah jalan nasional diserahkan pengelolaannya kepada provinsi. Karena, secara finansial, provinsi ini mampu melakukannya.
Sebaliknya, di sejumlah provinsi dan kabupaten-kota lainnya, jalan raya yang semula merupakan infrastruktur daerah, pengelolaannya diambil alih oleh pemerintah pusat. Langkah tersebut merupakan kebijakan yang strategis, hingga jalan raya di sejumlah wilayah di tanah air bisa segera diperbaiki, dengan dana pusat. Selama ini, banyak jalan di daerah tak kunjung dibenahi, karena kemampuan daerah secara finansial, terbatas. Dalam konteks pariwisata, jalan yang rusak tentulah menghambat akses transportasi.
Dari pemaparan Mochamad Basoeki Hadimoeljono di atas, menjadi jelas bagi kita, bahwa gerakan Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris bukan hanya membangun infrastruktur baru. Tapi, sekaligus juga membenahi infrastruktur yang sudah ada, antara lain, dengan meningkatkan status infrastruktur daerah menjadi infrastruktur nasional. Menurut Mochamad Basoeki Hadimoeljono, membangun infrastruktur itu mahal, merawat infrastruktur yang telah dibangun pun mahal. Peningkatan status infrastruktur serta pengalihan pengeloaanya adalah salah satu solusi.
Dengan kata lain, gerakan Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan di sektor pariwisata. Mengingat industri pariwisata memiliki efek berganda yang tinggi, maka dengan sendirinya tingkat kemampuan ekonomi masyarakat pun meningkat. Paradigma Jawa Sentris sedang dan akan bergerak menjadi Indonesia Sentris. Ini tentu saja menggembirakan serta menumbuhkan harapan.
isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 30 Juni 2016
------------------------
Tulisan Terkait