Benarkah kita tidak kejam? Orangutan mengabdi kepada manusia. Mereka menjaga hutan. Mereka merawat hutan. Tapi, sebagian dari kita, menghabisi habitatnya. Bahkan, membunuh orangutan dengan semena-mena.
Kenapa? Karena, sebagian dari kita tidak menyadari kegunaan hutan. Juga, tidak memahami pentingnya orangutan bagi kelangsungan hidup manusia. Padahal, kita sudah mengalami akibatnya. Banjir, longsor, dan climate change hanya beberapa contoh dari akibat kerusakan hutan.
Bencana tersebut tentulah harus kita cegah, antara lain dengan melindungi hutan serta menjaga keberlangsungan hidup orangutan. Salah satu institusi yang concern akan hal itu adalah Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation. Pada Jumat (24/6/2016), BOS Foundation sharing tentang berbagai upaya penyelamatan orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur.
Orangutan Menyuburkan Hutan
Banjir, longsor, dan climate change hanya beberapa contoh dari akibat kerusakan hutan. Maka, sudah menjadi tugas kita bersama untuk menjaga hutan, agar berbagai bencana tersebut tidak terjadi. Terus, apa kaitannya dengan orangutan?
Dr. Ir. Jamartin Sihite, CEO BOS Foundation, menggambarkan bumi ini sebagai sebuah pesawat terbang. Hutan adalah salah satu komponen pesawat tersebut. Artinya, kerusakan hutan, yang merupakan salah satu komponen bumi, akan merusak bumi secara keseluruhan.
Climate change, misalnya. Salah satu penyebabnya, karena karbondiokasida yang dihasilkan berbagai aktivitas manusia, tidak mampu lagi diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Karena, luas hutan sudah jauh berkurang. Tumbuh-tumbuhan di hutan pun terus berkurang. Ruang terbuka hijau di perkotaan pun sangat minim. Itulah yang menyebabkan suhu bumi makin panas. Banjir dan longsor terjadi di mana-mana. Iklim menjadi tidak menentu. Musim panas dan musim hujan, makin sulit diprediksi.
. Jamartin Sihite menceritakan, orangutan tiap hari berkeliaran di hutan. Mereka makan buah-buahan, yang bijinya dibuang orangutan di kawasan hutan. Secara alamiah, orangutan menyebarkan biji-bijian tersebut, hingga tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Regenerasi tumbuhan di hutan akan berlangsung alamiah. Hutan menjadi lebat karena penuh dengan pepohonan. Otomatis, fungsi hutan menjadi maksimal. Antara lain, mencegah terjadinya banjir dan longsor. Kemampuan tumbuhan menyerap karbondiokasida pun jadi maksimal, mencegah terjadinya climate change. Untuk itulah, antara lain, BOS Foundation menjaga serta merawat urangutan. Sementara, hutan terus dibabat manusia. Habitat orangutan makin berkurang. Populasi orangutan pun terus menyusut, karena banyak orangutan yang dibunuh oleh manusia.
Merawat dan Melepasliarkan
Penduduk membunuh orangutan untuk mendapatkan kulitnya, kemudian dijual. Penduduk juga menangkap orangutan yang masih kecil, kemudian memperdagangkannya. Ini menjadi salah satu faktor yang menggerus fungsi hutan. Karena itulah, sejak tahun 1991, BOS Foundation concern merawat orangutan yang masih kecil hingga menjadi besar, kemudian melepasliarkannya di hutan. Sebagian penduduk, menyerahkan orangutan yang masih kecil, yang pernah mereka tangkap. Selanjutnya, dirawat oleh tim BOS Foundation. Setelah besar, dilepasliarkan di hutan.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), menyadari hal tersebut. Ia menyadari sepenuhnya fungsi hutan bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Karena itulah, sejak tahun 2012, Bank Central Asia secara teratur memberikan dukungan dana bagi aktivitas pelestarian orangutan yang dilakukan BOS Foundation.
Pada Jumat (24/6/2016) lalu, Jahja Setiaatmadja menyerahkan donasi kepada BOS Foundation senilai Rp 200 juta. Donasi itu diberikan di Menara BCA, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat.
”Kami berterima kasih kepada BOS Foundation, yang sejak tahun 1991, telah berupaya keras melestarikan habitat dan populasi orangutan di Kalimantan,” ujar Jahja Setiaatmadja, yang sore itu didampingi oleh Inge Setiawati, Corporate Secretary BCA. Pada kesempatan itu, Jahja Setiaatmadja menegaskan, Bank Central Asia sebagai institusi perbankan, mendukung penuh upaya pelestarian satwa dan alam tersebut.
Menurut Jahja Setiaatmadja, jika orangutan bisa diselamatkan, maka secara alamiah, beragam spesies yang ada di alam pun dapat diselamatkan. Dengan demikian, penyelamatan orangutan, secara tidak langsung, akan menjaga kekayaan ekosistem hutan serta keberlangsungan hidup anak cucu kita di masa depan. Efek berganda dari penyelamatan orangutan inilah sesungguhnya yang menjadi hakekat dari perjuangan BOS Foundation. Hingga, secara keseluruhan dan secara jangka panjang, fungsi hutan akan menjadi maksimal. Bencana alam pun bisa diminimalkan, dicegah sejak dini.
Ada fakta yang selama ini mungkin belum diketahui orang banyak. Orangutan adalah spesies kera besar satu-satunya di Asia. Dan, 90 persen populasi orangutan, hidup di Indonesia. Iya, hidup di Indonesia. Karena itulah kawasan hutan di negeri ini, yang dihuni orangutan, menjadi tumpuan hidup kera besar tersebut. Dengan kata lain, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang penting untuk pelestarian orangutan di Asia. Alangkah menyedihkan, jika kekayaan alam itu punah karena sebagian dari kita memburu serta membunuh orangutan.
Upaya BOS Foundation sudah sepatutnya kita apresiasi, sebagai bagian dari gerakan menyelamatkan kekayaan alam negeri ini. Demikian pula halnya dengan kepedulian Bank Central Asia, yang secara teratur menyerahkan donasi untuk penyelamatan orangutan. Bungaran Saragih, mantan Menteri Pertanian era Presiden Megawati Sukarnoputri, yang menjadi pendiri BOS Foundation, mengapresiasi kepedulian Bank Central Asia tersebut.
“Kepedulian Jahja Setiaatmadja, sangat patut kita apresiasi. Bukan hanya pada donasinya. Tapi, karena Pak Jahja dengan BCA telah menjadi pionir bagi kepedulian perusahaan nasional terhadap penyelamatan kekayaan alam,” ujar Bungaran Saragih pada Jumat (24/6/2016) tersebut.
Bungaran Saragih hadir di Menara BCA, Jl. MH. Thamrin No. 1, Jakarta Pusat, untuk memberikan apresiasi kepada kepedulian Jahja Setiaatmadja terhadap pelestarian lingkungan hidup. “Kepedulian BCA ini, merupakan contoh aksi nyata sektor swasta nasional, dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan.
Kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup yang telah ditunjukkan BCA, langsung maupun tidak langsung, turut memotivasi para nasabah Bank Central Asia mendukung gerakan ramah lingkungan,” lanjut Bungaran Saragih, yang sore itu membangkitkan optimisme hadirin di lantai 22 Menara BCA tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, dukungan Bank Central Asia terhadap BOS Foundation adalah wujud dukungan untuk menyelamatkan Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Apalagi ini sangat relevan dengan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017.
Peduli pada lingkungan sudah seharusnya menjadi gerakan nasional, untuk menyelamatkan kualitas hidup generasi mendatang. “Gerakan ini sangat diperlukan untuk mengubah perilaku masyarakat, menjadi ramah lingkungan,” ungkap Jahja Setiaatmadja.
isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 26 Juni 2016
------------------------
Tulisan Terkait
1. BCA Merangkul Anak Muda hingga Tiada Henti Berinovasi
2. e-Rate BCA, Solusi untuk Transfer Uang dari Luar Negeri ke Tanah Air
3. Bakti BCA dari Bank Central Asia Menginspirasi Pelajar dengan Program Wayang Day on School
4. Bank Central Asia Merawat Nilai-nilai Bangsa Melalui Wayang
5. Strategi Bank BCA Merangkul 8.000 UKM di Pasar Beringharjo Jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H