Rabu (18/5/2016) sore, Tour de Flores akan diresmikan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli, serta Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Sehari sebelumnya, Selasa (17/5/2016) sore, saya beserta tim komunikasi Menko Kemaritiman, sudah berada di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hujan baru saja reda, ketika kami menginjakkan kaki di bumi Larantuka. Sore itu, hingga tengah malam, kami langsung ke Taman Kota Larantuka. Di taman yang luas tersebut, kami menyaksikan sejumlah pertunjukan seni-budaya, yang disajikan beberapa sanggar seni-budaya yang ada di Larantuka. Yang ditampilkan adalah cerita-cerita rakyat setempat, dalam wujud nyanyian, tarian, serta drama. Mereka menggambarkan, betapa keras dan gigih perjuangan hidup rakyat Larantuka.
Kegigihan itu pulalah yang ditunjukkan Rizal Ramli dan Arief Yahya untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini: 12 juta turis. Kamis-Minggu (12-15/5/2016) lalu, misalnya, Kementerian Pariwisata baru saja usai promo wisata di Thailand Dive Expo 2016. Dan, Rabu-Senin (18-23/5/2016) ini, digelar pula Tour de Flores, balap sepeda internasional dari Kota Larantuka hingga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Maka, terasa klop kegigihan perjuangan hidup rakyat Larantuka dengan kegigihan para pengambil kebijakan, khususnya Rizal Ramli dan Arief Yahya.
Tour de Flores, Sport Tourism
Semua itu adalah bagian dari upaya Kementerian Pariwisata untuk mencapai target kunjungan 12 juta turis tersebut. Ajang tahunan Thailand Dive Expo itu, misalnya, sebenarnya sudah berlangsung selama 13 tahun dan terbukti berdampak positif pada peningkatan kunjungan wisatawan ke Thailand. Ada 94 perusahaan dan asosiasi selam dari sejumlah negara yang terlibat di pameran tersebut. Indonesia memang baru tahun ini ikut serta. Terlambat? Tidak ada kata terlambat. Kementerian Pariwisata terus meng-upgrade diri untuk mencapai target kunjungan 12 juta turis mancanegara tahun ini. Antara lain, dengan event sport tourism internasional.
Efeknya apa? Tentulah kunjungan wisatawan. Dalam hal ini, wisatawan mancanegara. Nah, dari hasil analisis terhadap sejumlah event sport tourism internasional tersebut, Arief Yahya melihat, telah terjadi peningkatan kunjungan wisatawan. Ini bisa dideteksi dari sejumlah destinasi wisata, yang menjadi bagian dari event tersebut. Artinya, penyelenggaraan acara sekaligus merupakan promosi wisata. Efek berganda ini menjadi pelajaran berharga bagi banyak pihak, khususnya Kementerian Pariwisata.
Karena itulah, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sampai pada kesimpulan bahwa, “Sport tourism sangat efektif sebagai sarana untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, agar lebih dikenal ke mancanegara. Banyak event sport tourism internasional, seperti Olimpiade, World Cup, maupun MotoGP, diperebutkan banyak negara untuk menjadi penyelenggara. Kenapa? Karena, memberikan nilai tambah ekonomi maupun publikasi,” ujar Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/1/2016).
Pada Kamis itulah, Tour de Flores 2016 dicanangkan. Agar benar-benar memberikan nilai tambah ekonomi maupun publikasi, segala sesuatunya dipersiapkan dengan sungguh-sungguh sejak awal. Pada Kamis (28/1/2016) tersebut, diadakan rapat koordinasi menyeluruh, yang dihadiri: Menko Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur NTT Beny Aleksander Litelnony, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno, Sekretaris Kementerian Koordinator Kemaritiman Asep Djambar Muhammad, dan Chairman Tour de Flores, Primus Dorimulu.
Tour de Flores, Tour de Ijen
Kini, Tour de Flores 2016 sudah dalam hitungan jam ke depan: Kamis-Senin (19-23/5/2016). Event ini tidak berdiri sendiri. Tapi, menjadi kelanjutan dari Tour de Ijen, lengkapnya International Tour De Banyuwangi Ijen, Rabu-Sabtu (11-14/5/2016). Tour de Ijen menempuh jarak sejauh 600 kilometer, dibagi dalam empat etape. Serangkaian destinasi wisata dilalui para pebalap sepeda, mulai dari wisata pantai, perkebunan, city tour, hingga kaki Gunung Ijen. Kita tahu, gunung tersebut adalah gunung berapi aktif yang terkenal di dunia, dengan fenomena api biru. Gunung Ijen berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.