Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

3 Provinsi Serius Sambut GMT 2016: Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, dan Sumatera Selatan

2 Maret 2016   12:45 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:08 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Perhelatan Gerhana Matahari Total di Jembatan Ampera pada Rabu (9/3/2016), akan dimulai pada pukul 07.20 WIB. Sebelumnya, acara akan diawali dengan sarapan bersama di sana. Durasi GMT 2016 di sana selama 1 menit 59 detik. Di awal berdirinya, Jembatan Ampera diberi nama Jembatan Musi, karena jembatan ini melintasi Sungai Musi. Kemudian, nama tersebut sempat diganti menjadi Jembatan Bung Karno. Warna jembatan ini sudah mengalami 3 kali perubahan, dari awal berdiri berwarna abu-abu, kemudian tahun 1992 diganti dengan warna kuning, dan terakhir di tahun 2002 diganti lagi menjadi merah, sampai sekarang. Foto: print.kompas.com"]

[/caption]Sumatera Selatan

Palembang, sebagai ibu kota Sumatera Selatan, akan menjadi pusat perhelatan menyambut Gerhana Matahari Total 2016. Persisnya, di Jembatan Ampera dan sekitarnya, yang selama ini dikenal sebagai icon provinsi tersebut. Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palembang, sudah menyiapkan replika naga raksasa berbentuk lampion sepanjang 18 meter. Mereka menamainya Naga Sumatera. Sisik sang naga didominasi warna kuning dan merah, yang terbuat dari rangka besi berbalut kain. Kepala naga itu dibuat dari bahan styrofoam. Puluhan bola lampu di setiap ruas rangka sang naga, akan menyala.

Sosok Naga Sumatera dengan ketinggian 4,5 meter tersebut akan bertengger di Jembatan Ampera, sejak sehari sebelum gerhana, yakni pada Selasa (8/3/2016). Artinya, kemeriahan di Palembang, khususnya di kawasan Jembatan Ampera, sudah akan terasa sejak beberapa hari sebelum hari H GMT 2016. Dibandingkan dengan wilayah lain, Sumatera Selatan memang termasuk yang serius menyambut GMT 2016, demi mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ke sana. Pada Senin (25/1/2016), Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, sengaja mengadakan Jumpa Pers Gerhana Matahari Total di Hotel Sari Pan Pacific, Jl. Thamrin 6, Jakarta‎ Pusat.

Dengan demikian, persiapan yang dilakukan di Palembang, juga ditindaklanjuti dengan strategi komunikasi secara nasional, regional, dan internasional. Langkah tersebut tentu patut diapresiasi. Bukan hanya itu. Pada hari H GMT 2016, Rabu (9/3/2016), pemda Sumatera Selatan akan menutup arus lalu-lintas kendaraan di Jembatan Ampera selama 12 jam. Ini tentu saja untuk memberi keleluasaan kepada para wisatawan serta warga setempat menikmati suasana gerhana. Dalam konteks pariwisata dan partisipasi publik, kebijakan Sumatera Selatan memanjakan pengunjung gerhana ini, dengan sendirinya akan menumbuhkan kesan positif.

Kita tahu, kesan positif itulah yang akan membuat para wisatawan termotivasi untuk berbagi kemeriahan perhelatan GMT 2016 di Palembang, melalui media sosial. Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, bahkan sejak pagi Rabu (9/3/2016) sudah akan berada di Jembatan Ampera. Ia akan bersama wisatawan dan warga di sana. Alex Noerdin akan mengawali hari H GMT 2016 dengan sarapan bersama di Jembatan Ampera. Sebagai informasi, jembatan ini melintasi Sungai Musi, yang menghubungkan wilayah seberang ilir dan seberang hulu. Panjang jembatan ini lebih dari 1.000 meter, dengan lebar 22 meter, dengan 4 lajur kendaraan, dan dengan ketinggian mencapai 63 meter. Dibangun tahun 1957, yang pada masanya, tercatat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Pada Minggu (7/2/2016), fotografer senior harian Kompas, Arbain Rambey, merekomendasikan Jembatan Ampera sebagai salah satu titik ideal untuk mendokumentasikan gerhana matahari pada Rabu (9/3/2016). Menurut Arbain Rambey, selain posisi bulan benar-benar menutup matahari, fenomena ini juga dipermanis oleh landscape Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang memang sudah memesona. Arbain Rambey mengemukakan hal itu, ketika menjadi narasumber pada seminar fotografi yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Sumatera Selatan dan Kelompok Kompas Gramedia di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Palembang.

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Jakarta, 2 Maret 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun