Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

157,7 Hektar Sawah untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

9 Februari 2016   13:28 Diperbarui: 9 Februari 2016   14:18 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Endang, Ketua RT 03/RW 01, Kampung Margasari, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, pada Senin (18/7/2005), mengungkapkan, sudah hampir setahun warganya kehilangan mata pencaharian, yakni bercocok tanam. Karena, lahan pertanian mereka tertimbun dan rusak akibat buangan tanah bekas proyek Tol Cipularang. Menurut Endang, lahan pertanian warga yang tertutupi tanah buangan proyek tol tersebut, diperkirakan mencapai 15 hektar, yang dimiliki oleh 40 kepala keluarga. Ini hanya salah satu contoh, bagaimana pembangunan infrastruktur memperlakukan petani dan lahan pertanian.

[caption caption="Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung mulai beroperasi tahun 2019. Kecepatannya 250 kilometer per jam. Rute Halim Jakarta - Tegalluar Bandung sejauh 142,3 km ditempuh 35 menit. Tarifnya Rp 200.000 sekali jalan. Berhenti di stasiun Karawang dan Walini. Di Karawang, tepatnya di Dusun Kalijaya I, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, ada rumah bersejarah milik seorang petani bernama Djiauw Kie Siong. Di rumah inilah teks proklamasi ditulis, sebelum dibacakan pada 17 Agustus 1945. Foto: kompas.com dan indonesiaku.info "]

[/caption]4.500 Hektar Sawah Lenyap

Barangkali, 157,7 hektar sawah yang akan lenyap untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut dinilai terlalu sedikit, hingga Presiden Joko Widodo, Teten Masduki, Johan Budi SP, juga Andi Amran Sulaiman merasa tidak perlu mengeksplorasinya kepada publik. Baiklah. Mari kita simak tentang target Presiden Joko Widodo untuk Tol Trans-Jawa: seluruh jalan tol di Pulau Jawa telah tersambung pada 2018. Target tersebut ia nyatakan pada acara peresmian Jalan Tol Gempol-Pandaan, Jawa Timur, pada Jumat (12/6/2015). Artinya, setelah Indonesia swasembada pangan pada Selasa (26/12/2017), maka tidak lama kemudian, Tol Trans-Jawa terhubung.

Hampir mirip dengan apa yang dialami petani saat pembangunan Tol Cipularang, ratusan petani di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengeluhkan rusaknya seratusan hektar sawah mereka, akibat pembangunan Tol Solo-Kertosono (Soker). Tol sepanjang 18 kilometer itu, yang dibangun sejak tahun 2012 sampai sekarang, telah merusak saluran irigasi. Sudah 13 kali musim tanam, nasib ratusan petani tersebut tidak berketentuan. “Karena saluran irigasinya rusak, kami kadang tanam kadang tidak,” kata Sulaiman, petani asal Desa Dibal, dalam forum yang dihadiri sejumlah instansi terkait dan Kepala Satuan Kerja Tol Soker, Aidil Fiqri, di Kantor Desa Pandean, Kecamatan Ngemplak, pada Rabu (13/1/2016) siang.

Berapa hektar total lahan pertanian yang lenyap akibat Tol Trans-Jawa? Berapa ton produksi padi yang hilang akibat infrastruktur tersebut? Berapa banyak petani yang kehilangan mata pencaharian karena tidak lagi memiliki sawah? Pada Jumat (12/11/2010), Menteri Pertanian masa itu, Suswono, mengkalkulasi, setidaknya 4.500 hektar lahan pertanian lenyap. Sebagai dampak multiplier effect dari infrastruktur tersebut, 10 hingga 20 kali dari 4.500 hektar lahan pertanian tersebut, juga akan lenyap. Sebuah studi menyebutkan, Tol Trans-Jawa melenyapkan 60 hektar hutan lindung dan melenyapkan 655.400 hektar lahan pertanian.

Pada Sabtu (22/8/2015), Kompas dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), menggelar dialog Teras Kita di Balairung UGM, Yogyakarta. Pada kesempatan itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memaparkan, luas lahan pertanian kita, sekitar 7,1 juta hektar. Kita memiliki 230 bendungan besar dan 91 waduk. Seluruh infrastruktur pengairan tersebut, hanya mampu menjamin air untuk wilayah pertanian, tak sampai 1 juta hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi padi tahun 2015, turun 467.982 ton, dibandingkan tahun 2014.  

Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, yang sangat fasih bicara soal pertanian dan pedesaan secara nasional, tentu paham apa yang dimaksud Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, tersebut. Presiden Joko Widodo, yang punya perhatian pada masalah beras, besar kemungkinan sudah mendapat laporan dari Basuki Hadimuljono tentang kondisi tersebut. Sebagai Presiden, Joko Widodo tentulah memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Target Presiden Joko Widodo, jelas dan tegas, Indonesia swasembada pangan dalam waktu tiga tahun. Itu dinyatakannya di Desa Sukamandi, pada Jumat (26/12/2014).

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Jakarta, 9 February 2016

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun