Datang ya ke booth Komunitas KutuBuku di Kompasianival 2015, pada Sabtu-Minggu, 12-13 Desember 2015. Kompasianer Iskandar Zulkarnain akan menggelorakan kreativitas kita dengan 40 Cerita Pendek di buku terbarunya: Mandeh, Aku Pulang. Kompasianer ini seorang Insinyur Teknik Sipil dari perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. Ia juga seorang pekerja sosial, mengabdikan hidupnya untuk orang banyak. Foto: koleksi pribadi
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Kompasianival 2015 bukan hanya merayakan kebersamaan, tapi juga menggelorakan inspirasi. Kompasianer Iskandar Zulkarnain membuktikan itu dengan 40 Cerita Pendek di buku terbarunya: Mandeh, Aku Pulang.
Kompasianer Iskandar Zulkarnain kita kenal sebagai pekerja sosial. Ia sesungguhnya seorang Insinyur Teknik Sipil dari perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. Bertahun-tahun, Bang Is, demikian sapaannya, membangun gedung-gedung bertingkat, jembatan, dan tiang-tiang beton lainnya. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di Surabaya, Medan, bahkan hingga ke Papua. Tulang-belulangnya di infrastruktur, tapi jiwa serta nati-nuraninya, tidak di sana.
Merawat Kearifan Lokal
Maka, dengan sepenuh hati, Iskandar Zulkarnain meninggalkan semen, besi, dan tiang-tiang beton tersebut. Ia pilih mengikuti jejak jiwanya. Ia penuhi panggilan hati-nuraninya. Ia pun menjadi penata kata, yang ia pungut dari serpihan jiwanya. Itu ia lakukan sejak awal tahun 80-an, ketika Iskandar Zulkarnain mulai nyemplung ke dunia tulis-menulis, secara kelembagaan. Ia pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Terbit dan Harian Pelita, keduanya di Jakarta. Ia pun pernah aktif menulis kolom di Harian Waspada, yang terbit di Medan, Sumatera Utara.
Melalui aktivitas kewartawanan inilah, Iskandar Zulkarnain banyak terlibat di berbagai aktivitas sosial-kemasyarakatan, sebagai bagian dari panggilan jiwanya. Namun, itu pun dirasanya belum cukup. Ia betul-betul ingin terlibat bersama masyarakat, tinggal bersama mereka, serta berupaya memotivasi mereka untuk menemukan solusi bersama-sama. Pucuk dicinta, ulam tiba, demikian kata pepatah. Hasrat Iskandar Zulkarnain itu pun tersalurkan, tatkala ia bergabung ke dalam program PNPM Mandiri Perdesaan (PMDM-MPd).
Hidup di desa, dengan spirit masyarakat desa, inilah sesungguhnya ranah jiwa Iskandar Zulkarnain. Dengan bekal pengetahuan sebagai seorang Insinyur Teknik Sipil dari perguruan tinggi terkemuka di Jakarta, juga dengan pengalaman kerja bertahun-tahun di bidang insfrastruktur, serta kemampuan berkomunikasi sebagai mantan orang media, Iskandar Zulkarnain bagai ikan yang dilepaskan ke dalam kolam. Ia menikmati nafas kehidupan yang demikian. Karena, dengan cara hidup yang demikian, kearifan lokal yang ada dalam sanubarinya, senantiasa terpelihara.
Kearifan lokal itu pulalah yang senantiasa dipelihara Iskandar Zulkarnain, dalam 40 Cerita Pendek di buku terbarunya ini Mandeh, Aku Pulang. Ini salah satu dari sejumlah cerita pendek itu, yang kemudian dijadikan judul buku tersebut. Iskandar Zulkarnain dengan piawai memainkan emosi tokoh aku, lelaki Minang, Sumatera Barat, berusia 30-an tahun, sudah malang-melintang sebagai perantau, tapi belum menemukan jodoh. Juga, tokoh Hera, perempuan Minang, yang sukses sebagai wanita karir di Surabaya, Jawa Timur, kota kedua terbesar di negeri ini.
Keseharian dengan Kearifan
