Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

2 Buku Baru dari Kompasianer Peniti Community, sebagai Life Investment

24 Agustus 2015   08:20 Diperbarui: 24 Agustus 2015   08:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku ini ditulis secara keroyokan oleh 30 penulis, yang selama ini aktif menulis di Kompasiana. Thamrin Sonata merupakan inisiator sekaligus editor dari buku tersebut. Ini adalah buku ke-17 yang diterbitkan Kompasianer Peniti Community (KPC), yang sejak tahun 2013 mewadahi para Kompasianer yang hendak menerbitkan buku. Pepih Nugraha, selaku COO Kompasiana, men-support penerbitan buku ini, sebagai upaya memajukan dunia literasi Indonesia. Foto: koleksi thamrin sonata  

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Selasa l 25 Agustus 2015 l 15.30 WIB. Buku Refleksi 70 Tahun Indonesia ini, akan dibedah rame-rame di Gedung Kompas Gramedia, Lantai 6, Ruang Studio, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat. Acara ini free of charge, silakan konfirmasi kehadiran ke Thamrin Sonata[1] melalui e-mail thamrin_sonata@yahoo.com, bila berminat.

Thamrin Sonata merupakan inisiator, editor, sekaligus penerbit buku ini, dengan institusi Peniti Media[2], yang telah bermetamorphosis menjadi Kompasianer Peniti Community (KPC). Ini adalah penerbit independen yang dikelola oleh Pak TS, demikian sapaan akrab Thamrin Sonata. Dimulai dengan menerbitkan buku 36 Kompasianer Merajut Indonesia pada tahun 2013, Pak TS gencar menjadi provokator di Kompasiana. Ia mengajak, bahkan lebih sering mendorong, para Kompasianer untuk menerbitkan buku. Pepih Nugraha[3], selaku COO Kompasiana, juga senantiasa men-support, sebagai upaya memajukan dunia literasi Indonesia. Menjelang Kompasianival 2014 lalu, Pak TS sukses mencegat Tjiptadinata Effendi[4], dengan menerbitkan sejumlah tulisan Pak Tjip menjadi buku Beranda Rasa. Tiba di Jakarta dari Wollongong, kota terbesar ketiga di negara bagian New South Wales, Australia, Pak Tjip bukan hanya disalami, tapi langsung disuguhi buku tersebut.

Pak Tjip dan Pak TS Penuh Kejutan

Pak Tjip dan Pak TS memang selalu penuh kejutan. Misalnya, ketika pada Kamis l 20 Agustus 2015 l 08:21:11 WIB, Pak TS memposting tulisan Bedah Buku Baru Kompasianer, Yuk Daftar Jadi Pesertanya! di Kompasiana, Pak Tjip menulis di kolom komentar: Kompasiana beruntung memiliki life investment[5] seperti Pak Thamrin Sonata. Berkat motivasi Pak Thamrin, saya yang semula sama sekali tidak terpikir untuk menerbitkan buku, ternyata bisa memiliki buku Beranda Rasa. Istri saya, Roselina Tjiptadinata, juga sudah menerbitkan buku Penjaga Rasa. Semua itu berkat Pak Thamrin Sonata. Salam dari Malaysia.

Komentar Pak Tjip di atas, saya edit sebagian, untuk kebutuhan tulisan ini. Dari komentar Pak Tjip tersebut, juga dari demikian banyak tulisan Pak Tjip di Kompasiana, kita tahu bahwa sesungguhnya Pak Tjip dan Pak TS setali tiga uang: mereka berdua life investment. Kejutan yang mereka suguhkan kepada kita adalah kejutan yang penuh inspirasi, yang menggugah kita untuk terus dan terus berkarya. Pak Tjip, melalui tulisan jelajah dunia, bukan hanya mengajak kita ke berbagai tempat wisata yang menakjubkan, tapi Pak Tjip tiada henti memotivasi spirit of life kita.

Bagi kita, setidaknya bagi saya, Pak Tjip dan Pak TS adalah ruang yang lapang, tempat banyak orang bisa belajar dengan leluasa. Mereka juga mata air yang nyaris tak pernah kering, yang menyirami nurani kita dengan makna kehidupan yang sesungguhnya. Apa yang dilakukan Pak TS, dengan menerbitkan 36 Kompasianer Merajut Indonesia pada tahun 2013, 25 Kompasianer Perempuan: Merawat Indonesia tahun 2014,   dan Pancasila: Rumah Kita Bersama tahun 2014, sesungguhnya adalah kerja lahir-batin, demi membangkitkan kesadaran kita dalam berbangsa dan bernegara.

Pak Tjip dan Pak TS bukan aparat pemerintah yang secara organik berada di lembaga negara. Mereka adalah Kompasianer, warga biasa. Tapi, mereka telah dengan sepenuh hati menggugah kita, memotivasi kita, melalui langkah-langkah yang sungguh inspiratif. Di tengah silang-sengketa, di antara berhamburannya intrik, juga sebaran praduga yang merajalela, Pak Tjip mewanti-wanti kita dengan Jangan Biarkan Pikiran Negatif Merampok Diri Kita, yang ia posting pada Rabu l 05 Agustus 2015 l 00:53:31 WIB. Itulah wanti-wanti ala Pak Tjip. Dengan kata lain, Pak Tjip dan Pak TS setali tiga uang: mereka berdua life investment.

Catatan Kecil Perjalanan PNPM-MPd ini, adalah buku yang ditulis secara perseorangan oleh Iskandar Zulkarnain, yang tentu saja juga seorang Kompasianer. Aktivitasnya di bidang pemberdayaan masyarakat, melalui PNPM-MPd, telah membawanya menjejakkan jiwa-raga ke berbagai pelosok tanah air. Sebagian dari keterlibatannya secara langsung dengan masyarakat, ia tuliskan di Kompasiana. Kini berbagai tulisan tersebut dibukukan, untuk menginspirasi sekaligus sebagai upaya memajukan dunia literasi Indonesia. Foto: koleksi thamrin sonata

Indonesia dari Pinggiran, dari Daerah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun