--------------------------
Kini, di Bali ada 479 sentra peternakan sapi dan kambing, yang dikembangkan dengan sistem pertanian terintegrasi (simantri), yang menghasilkan puluhan ton pupuk organik per hari.
Di tangan petani kopi Kintamani, kopi bukan hanya sebatas rasa. Komoditas pertanian itu tak lagi berdiri sendiri, tapi mereka secara kreatif menyatukan kopi dalam nilai kekerabatan Bali.
--------------------------
[1] Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo, saat meresmikan pelepasan ekspor sejumlah komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan, di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, pada Senin (3/8/2015). Jokowi optimistis bahwa di balik pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika, ada manfaat yang bisa mendatangkan keuntungan lebih. Kata Jokowi, pemerintah daerah tidak perlu khawatir, asalkan bisa memanfaatkan potensi daerah masing-masing.
[2] Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kabupaten ini menyuguhkan pesona alam nan asri, dengan hamparan tanaman kopi arabika organik, di kaki Gunung Inerie, 2.245 mdpl. Bajawa adalah ibu kota kabupaten ini. Kota Bajawa dibangun pada tahun 1958, sebagai onder afdeling Ngada, bersamaan dengan pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
[3] Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, saat mendampingi Presiden Joko Widodo di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin (3/8/2015). Rachmat Gobel mengingatkan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sebagai pasar tunggal ASEAN, segera diimplementasikan awal tahun 2016 mendatang. Untuk itu, pemerintah provinsi diminta untuk menggali komoditas ekspor potensial daerahnya, demi meningkatkan ekspor nasional.
[4] Bajawa adalah ibu kota Kabupaten Ngada. Ba atau Bha artinya lembah, kuali, dan jawa artinya sejahtera. Bajawa atau Bhajawa berarti lembah kesejahteraan. Bajawa berada di lembah, diapit gunung dan bukit.
[5] Kekhawatiran akan bahaya pestisida dalam bahan makanan, membuat banyak orang beralih mengonsumsi produk pertanian yang ditanam secara organik, menggunakan pupuk alami. Ketua Gabungan Kelompok Tani Simpatik, Tasikmalaya, Jawa Barat, Hendra Affandi, dalam diskusi Praktik Terbaik Adaptasi Perubahan Iklim, di Jakarta, pada Jumat (19/6/2015), mengatakan, dengan memakai pupuk organik, kemampuan tanah mengikat air, tinggi. Artinya, pertanian organik, hemat air. Jika pakai pupuk kimia, kemampuan tanah mengikat air, rendah.