---------------------------
SMK Negeri 3 Bulukumba, Sulawesi Selatan, adalah salah satu dari 900 SMK perikanan dan kelautan di tanah air, yang menyiapkan SDM untuk mendukung Pembangunan Kemaritiman di Indonesia:
--------------------------
Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani, di konferensi Indonesia Green Infrastructure Summit (IGIS) 2015, di Hotel Fairmont, Jakarta, bicara tentang industri maritim yang ramah lingkungan:
--------------------------
[1] Menurut Joko Widodo, mesin pendorong pertumbuhan ekonomi yang selama ini menopang perekonomian Indonesia, seperti bahan mentah, tidak lagi bisa diandalkan. Maka dari itu, Jokowi menekankan perlunya pendekatan industrialisasi. Hal itu dikemukakan Jokowi dalam acara yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, pada Kamis (9/7/2015).
[2] Menurut Suhana, Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, sejak pemberlakuan kebijakan moratorium dan larangan cantrang, perbaikan industri pengolahan perikanan belum signifikan. Suhana menyampaikan hal itu di Jakarta, pada Rabu (15/7/2015). Selengkapnya, silakan baca Industri Pengolahan Kurang Bahan Baku, yang dilansir print.kompas.com, pada Kamis (16/7/2015). Hal terkait juga bisa dibaca Industri Pengolahan Ikan Kekurangan Bahan Baku, yang dilansir swa.co.id, pada Rabu (15/4/2015).
[3] Pelarangan tersebut berdasarkan Permen KP No.2/PERMEN-KP/2015. Pada pasal 2 beleid itu disebutkan, setiap orang dilarang menggunakan alat penangkappan ikan pukat hela (trawls) dan alat penangkapan ikan pukat tarik (seine nets) di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Berdasarkan aturan tersebut maka cantrang merupakan alat penangkapan ikan yang dilarang dioperasikan di seluruh WPP-NRI. Selengkapnya, silakan baca Menteri Susi Larang Penggunaan API Jenis Cantrang, yang dilansir kompas.com, pada Selasa l 24 Februari 2015 | 18:36 WIB.
[4] Data peredaran uang pada akhir Maret 2015 yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pekan lalu dan dikutip Kompas pada Minggu (10/5/2015) menunjukkan, total penyaluran kredit industri perbankan umum mencapai Rp 3.713,7 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit pada Februari 2015, sebesar 12 persen.