Jakarta, 8 Juli 2015
--------------------------
Semangat kalangan muda untuk menjadi guru, patut kita apresiasi, khususnya kesediaan mereka untuk mengajar di pedalaman:
--------------------------
[1] Sumarna Surapranata menggarisbawahi temuan tersebut, terlepas dari ada yang mempermasalahkan validitas atau alat ukur UKG, nyatanya memang kondisi guru kita masih berat. Karena itu, hasil UKG menjadi salah satu dasar penting untuk mendesain pendidikan dan pelatihan guru yang sesuai untuk tiap guru. Selengkapnya bisa dibaca Mutu Guru Belum Menggembirakan yang dilansir print.kompas.com pada Selasa, Siang | 7 Juli 2015 14:47 WIB.
[2] USAID PRIORITAS mengadakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) untuk guru di Malang pada 1-2 Juli 2015 untuk 10 kabupaten/kota, kemudian pada 6-7 Juli 2015 untuk sembilan kabupaten/kota. Untuk 10 kabupaten/kota diikuti 73 peserta dari Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Lamongan, Pasuruan, Sidoarjo, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, dan Bojonegoro.
[3] Gaji berikut tunjangan seorang profesor riset yang berada dalam pangkat tertinggi golongan IV/E, masih lebih rendah daripada gaji guru Sekolah Dasar di Jakarta dan sekitarnya. Selengkapnya bisa dibaca Di Indonesia, Gaji Profesor Lebih Rendah dari Guru SD, yang dilansir kompas.com, pada Selasa, 25 Oktober 2011 | 06:12 WIB.
[4] Kualitas guru buruk itu terlihat dari tes kompetensi yang pernah dilakukan Pemprov DKI Jakarta terhadap guru di Jakarta. Hasilnya, dua per tiga dari guru di DKI Jakarta mendapatkan nilai di bawah 50. Selengkapnya bisa dibaca Tes Kompetensi, Mayoritas Guru DKI Dapat Nilai di Bawah 50, yang dilansir beritasatu.com, pada Jumat, 02 Mei 2014 | 15:07 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H