Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Dengan Oksigen Kita Bernapas, dengan ”Oxygen” Kita Kembangkan Kreativitas

4 Juli 2015   04:47 Diperbarui: 4 Juli 2015   04:47 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saatnya Anda merasakan pengalaman menyenangkan ber-internet dengan kecepatan up to 1 Gbps, melalui jaringan Fiber Optic. Padukan segenap potensi dan kreativitas Anda, dengan dukungan penuh dari http://oxygen.id/. Anda akan leluasa melakukan aktivitas browsing multi window, e-mail, upload–download file besar, bahkan melakukan video conference dengan kualitas high density. Foto: Oxygen.id

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Small Office Home Office[1]. Kembangkan kreativitas Anda dengan berbisnis dari rumah. Oxygen.id men-support Anda dengan internet Unlimited berkecepatan tinggi, berbasis Fiber Optic. Dengan bandwidth mulai dari 10 Mbps hingga 1 Gbps, Anda leluasa menjangkau dunia.

Kreativitas sesungguhnya tanpa batas. Abad internet ini menunjukkan kepada kita bahwa ketidakterbatasan tersebut bukan hanya dalam konteks pikiran-perasaan tapi telah mewujud dalam kenyataan. Batas wilayah, garis geografis, bahkan sekat antar generasi, nyaris tak menghalangi penjelajahan kita dengan internet. Berkat internet pula, kita menyaksikan, bahkan mengalami sendiri, bagaimana kita yang tinggal di Jakarta, misalnya, bisa berinteraksi secara real time dengan mereka yang berada di belahan benua lain. Semua itu bisa kita lakukan dengan cost yang relatif terjangkau.

Koneksi Internet Sudah Setara Oksigen

Dalam perkembangannya, interaksi melalui internet tersebut telah menjelma menjadi ladang usaha, lahan bisnis, yang menggiurkan. Berjuta orang menciptakan produk dan jasa, yang kemudian dipasarkan melalui internet, secara online. Pada saat yang sama, ada berjuta pula orang yang memosisikan diri sebagai pemasar melalui jaringan internet, yang kerap disebut sebagai online marketer. Itu semua bisa terjadi, karena ada berjuta orang yang melakukan pembelian produk dan jasa melalui internet, yang dikenal sebagai konsumen online.

Interaksi sosial melalui internet, secara bertahap, bergerak menjadi transaksi bisnis. Aktivitas sosial dan aktivitas bisnis kemudian berkolaborasi secara alamiah. Kekuatan aktivitas sosial di jaringan internet, berpengaruh secara signifikan pada lompatan aktivitas bisnis. Realitas ini telah membuat berjuta orang di dunia kecanduan internet, sepanjang waktu tak ingin terputus dari koneksi internet. Dengan kata lain, koneksi internet telah menjelma menjadi oksigen, setara dengan kebutuhan oksigen untuk kehidupan.

Artinya, mereka nyaris tak bisa bernapas bila tanpa koneksi internet. Mereka langsung sesak napas, ketika tiba-tiba koneksi internet terputus. ”Di kantor, sebagian besar aktivitas kerja terhenti, bila internet mati. Di rumah, anggota keluarga tiada henti menggerutu, jika internet mati. Di perjalanan, orang-orang panik, saat internet mati,” ujar Rizki Taufiqurrahman Hamzah, GM Corporate Sales Oxygen.id, menggambarkan betapa tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan koneksi internet.

Hal itu ia ungkapkan kepada 60 lebih Kompasianer yang mengikuti acara Kompasiana Nangkring Bareng Oxygen.id di Comic Cafe, Jalan Tebet Raya No. 53D, Tebet, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/7/2015). Tingkat kebutuhan itulah yang menjadi salah satu alasan yang mendasari lahirnya Oxygen.id. ”Teknologi Fiber Optic yang dimiliki Oxygen.id,” lanjut Rizki Taufiqurrahman, ”memungkinkan pengguna menikmati akses internet yang cepat dan stabil. Baik untuk aktivitas di kantor, kebutuhan keluarga di rumah, maupun saat di perjalanan.”

Anda kini leluasa menikmati akses internet dengan kecepatan tinggi, andal, dan stabil. Teknologi Fiber Optic dari http://oxygen.id/ memberi Anda pengalaman baru dalam berinternet, hingga Anda merasakan potensi internet yang sesungguhnya. Aktivitas Anda menjadi efektif dan produktif, karena fasilitas Video Conference, Home Automation, Virtual Private Server, CCTV Surveillance, Cable TV, Hosting Services, dan IP PBX terintegrasi dalam akses internet berkualitas tinggi. Foto: Oxygen.id

Koneksi Internet yang Sudah Teruji

Sebagai sebuah brand di industri telekomunikasi, Oxygen.id memang sebuah brand baru. Pertanyaannya, bagaimana sebuah brand baru, mampu menghadirkan akses internet yang cepat dan stabil? Bahkan, dengan kecepatan up to 1 Gbps, melalui jaringan Fiber Optic. Jawabannya bisa kita susuri dari seorang anak bangsa bernama Galumbang Menak Simanjuntak. Pria ini lahir di Tarutung, 17 Januari 1966.

Kita tahu, Tarutung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 294 kilometer dari pusat Kota Medan. Masyarakat Tarutung secara turun-temurun, hidup dari menenun Ulos dengan tangan, bukan mesin. Benang, helai demi helai, ditata dengan cermat menjadi selembar Ulos, kain tenun yang bernilai tinggi, yang senantiasa hadir dalam tiap acara adat Batak. Seorang perempuan antropolog senior asal Kanada, Sandra Niessen[2], sejak tahun 1979, dengan tekun melakukan studi tentang Ulos. Tahun 2009, Sandra Niessen menerbitkan buku Legacy in Cloth: Batak Textiles of Indonesia, yang menghimpun 100 motif desain Ulos.

Dari kecamatan yang memiliki tradisi tinggi menenun benang helai demi helai itulah lulusan Jurusan Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Indonesia, ini berasal. Galumbang Menak Simanjuntak memelihara kecermatan tradisi menenun tersebut. Namun, yang ia tenun, yang ia tata dengan cermat, bukan benang, tapi jaringan internet, jaringan telekomunikasi. Sejak mendirikan perusahaan Mora Telematika Indonesia tahun 2000, yang merupakan induk Oxygen.id, Galumbang Menak Simanjuntak serius menggarap bisnis jaringan telekomunikasi.

Proyek perdana yang ditanganinya adalah membangun jaringan telekomunikasi internasional, Jakarta–Batam-Singapura melalui microwave. Kemudian, ia lanjutkan dengan membangun jaringan kabel Fiber Optic[3]. Di Singapura, Mora Telematika Indonesia, yang kerap disingkat Moratel, mendirikan Mora International, operator sekaligus pemegang lisensi jaringan kabel di Singapura. Berjuta orang Indonesia telah melintasi Orchard Road Singapura, tapi tak banyak yang menyadari bahwa Galumbang Menak Simanjuntak adalah putra bangsa kita yang membangun jaringan kabel Fiber Optic di sepanjang jalan utama Singapura tersebut.

Itu hanya salah satu contoh keseriusan serta keandalan Moratel, induk dari Oxygen.id, dalam membangun serta mengelola jaringan telekomunikasi Fiber Optic. Dari sejumlah proyek telekomunikasi yang ditangani Moratel di Singapura, kita tahu bahwa induk Oxygen.id ini turut berkontribusi pada kecanggihan jaringan internet di Negeri Singa tersebut. Spirit kecanggihan itu pulalah yang diimplementasikan Galumbang Menak Simanjuntak di bumi Indonesia. ”Saat ini, Oxygen.id merupakan layanan internet pertama di Indonesia, dengan kecepatan 10 Mbps hingga 1 Gbps, berbasis teknologi Fiber Optic,” ujar Yeni Kurnaen, Marketing & Communication Manager Oxygen.id, dalam acara Kompasiana Nangkring Bareng Oxygen.id di Comic Cafe tersebut.

Dari kiri ke kanan: John Sihar Simanjuntak, Head of Business Development, Yance Arliansyah, Sales Manager, dan Rizki Taufiqurrahman Hamzah, GM Corporate Sales. Inilah tiga petinggi http://oxygen.id/ yang Membuka Potensi Internet yang Sesungguhnya kepada para Kompasianer di acara Kompasiana Nangkring Bareng Oxygen.id. Mereka jadi lokomotif sebagai penyedia akses internet dengan kecepatan tinggi, andal, dan stabil dengan teknologi Fiber Optic. Foto: dokumentasi Dzulfikar Al-A'la

Menjaga Komitmen Service Level

Bila mengacu kepada keseriusan Galumbang Menak Simanjuntak dengan Moratel, yang pada tahun 2008 membangun kabel Fiber Optic sepanjang 2.600 kilometer di Pulau Jawa dan Sumatera, kemudian tahun 2009 membangun kabel Fiber Optic laut dan darat, yang menghubungkan Batam-Dumai dan Dumai-Malaka, sepanjang 380 kilometer, tentulah kita layak berharap Oxygen.id akan menjadi pelopor gerakan penyedia layanan koneksi internet yang canggih di Indonesia. Karena, secara infrastruktur teknologi informasi, mereka sudah menyiapkannya sejak jauh-jauh hari.

John Sihar Simanjuntak, yang tampil sebagai pembicara pertama dalam acara Kompasiana Nangkring Bareng Oxygen.id tersebut, melihat bahwa ketersediaan akses internet dengan kecepatan tinggi, andal, dan stabil dengan teknologi Fiber Optic, sudah menjadi keharusan di Indonesia. Ia mengacu pada jumlah pengguna internet[4] yang terus tumbuh pesat, yang hingga akhir 2014 sudah mencapai 88,1 juta pengguna. Menurut John Sihar Simanjuntak, berbagai penelitian di dunia membuktikan bahwa keberadaan infrastruktur teknologi informasi, berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian wilayah setempat.  

Inilah yang menjadi concern Moratel sebagai induk dan Oxygen.id sebagai anak perusahaan, sebagaimana diungkapkan Yance Arliansyah, yang tampil di sesi kedua diskusi. Ia ingin memastikan bahwa di tiap wilayah yang sudah menjadi program Oxygen.id, akses kecepatan tinggi, andal, dan stabil dengan teknologi Fiber Optic, benar-benar teruji. ”Ini menyangkut komitmen service level dan menjaga kepercayaan publik,” tukas Yance Arliansyah, yang mempersilakan para Kompasianer melakukan speed test serta merasakan pengalaman berselancar di kecepatan up to 1 Gbps tersebut.  

Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, tempat acara Kompasiana Nangkring Bareng Oxygen.id tersebut berlangsung, memang menjadi wilayah program pertama Oxygen.id. Rizki Taufiqurrahman Hamzah, yang tampil di sesi ketiga diskusi, ingin program di kawasan Tebet ini benar-benar matang, yang kemudian strateginya akan diadopsi untuk diimplementasikan di seluruh wilayah Jakarta. Tahap berikutnya, Oxygen.id akan menyasar wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. ”Karena insfrastruktur dasarnya sudah tersedia, maka proses implementasi ini bisa dengan cepat dieksekusi,” kata Rizki Taufiqurrahman Hamzah, meyakinkan.

Smartphone menjadi andalan para pengguna internet dan mereka nyaris tak pernah lepas dari koneksi. Sebagian kalangan pelaku industri e-commerce memprediksi, berbelanja online melalui smartphone, akan menjadi tren pada tahun-tahun mendatang. Realisasi 10.000 titik WiFI Gratis dari http://oxygen.id/ tentulah sangat dinanti-nanti para pengguna smartphone, mengingat tingginya mobilitas warga DKI Jakarta. Foto: print.kompas.com dan markplusinstitute.com

Koneksi WiFi Gratis di 10.000 Titik

Bersamaan dengan pengembangan wilayah sasaran tersebut, Rizki Taufiqurrahman Hamzah mengungkapkan rencana khusus Oxygen.id, yaitu memasang fasilitas WiFi Gratis di 10.000 titik di seantero DKI Jakarta. Ini bagian dari upaya Oxygen.id untuk melayani warga DKI Jakarta, dengan memenuhi oksigen ibukota ini dengan Oxygen.id. Artinya, tiap warga DKI Jakarta, setelah terkoneksi dengan Oxygen.id, maka ke arah manapun mereka move on, mereka tak akan kehilangan akses dengan internet di perangkat mobile[5] mereka.

Hal tersebut tentu saja akan membuka peluang bagi banyak pihak. Mereka yang saat ini menjadi produsen, memiliki kesempatan untuk mempercepat proses guna memperluas skala bisnis. Mereka yang berada di posisi pemasar, tentulah semakin tertantang untuk mengeksplorasi strategi kreatif guna memikat calon konsumen secara online. Konsumen juga memiliki kesempatan yang luas untuk meng-compare tiap produk dan jasa dengan seketika, karena keberadaan fasilitas WiFi Gratis di 10.000 titik dari Oxygen.id.

Artinya, produsen makin tangkas, pemasar kian kreatif, dan konsumen kian cermat. Tahap inilah barangkali yang disebut sebagai value conscious consumer, konsumen sadar nilai. Hanya produk dan jasa yang benar-benar mereka butuhkan, yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka, yang akan mereka beli. Dengan kata lain, pada tahap tersebut kelak, tingkat persaingan menjadi merata di sebagian besar lini produk dan jasa. Hanya mereka yang tangguh yang akan mampu untuk tumbuh.

Jakarta, 4 Juli 2015       

-------------------------------------

Oksigen DKI Jakarta bakal dipenuhi Oxygen.id, warga Jakarta makin leluasa mencermati transparansi data Pemprov DKI Jakarta

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/jakarta-open-data-peluang-untuk-usaha-serta-inspirasi-di-tengah-era-transparansi_559314d2729373a1048b4568

-----------------------------------

[1] Oxygen.id mengapresiasi pelaku bisnis di segmen Small Office Home Office (SOHO), dengan menyediakan solusi internet Unlimited berkecepatan tinggi, melalui media Fiber Optic sebagai media penghantaran data. Tersedia pilihan bandwidth mulai dari 10 Mbps hingga 1 Gbps dengan harga yang kompetitif. Setidaknya, sejak tahun 2000-an, makin banyak orang yang bekerja atau berkantor di rumah. Lebih leluasa mengelola waktu dan bisa mengurangi tekanan psikis akibat kemacetan lalu lintas, begitu umumnya alasan mereka berkantor di rumah.

[2] Sandra Niessen adalah perempuan berkebangsaan Kanada dan memilih tinggal di Belanda. Ia sudah seperti kamus hidup tentang ulos, kain tenun etnis Batak. Ia fasih menjelaskan sejarah, teknik pembuatan, pewarnaan, dan filosofi dari setiap tahap pembuatan ulos. Kecintaannya pada ulos telah membawanya mendalami ulos secara ilmiah. Ulos menjadi subyek penelitiannya untuk meraih gelar doktor antropologi dari Universitas Leiden, Belanda. Sekitar 30 tahun, ia melakukan penelitian tentang ulos. Hasil disertasinya dibukukan dan diberi judul Legacy in Cloth: Batak Textiles of Indonesia, yang diterbitkan pada tahun 2009.

[3] Moratel pada tahun 2008 telah membangun kabel Fiber Optic sepanjang 2.600 kilometer di Pulau Jawa dan Sumatera. Tahun 2009, Moratel menyelesaikan pembangunan kabel Fiber Optic laut dan darat, yang menghubungkan Batam-Dumai dan Dumai-Malaka, sepanjang 380 kilometer. Moratel memiliki hak labuh di Malaysia.

[4] Jumlah pengguna internet di Indonesia, naik dengan pesat, dari 71,9 juta pengguna pada tahun 2013, menjadi 88,1 juta pengguna hingga akhir tahun 2014. Ini artinya pengguna internet sudah mencapai sekitar 34,9 persen dari total jumlah penduduk saat ini. Catatan tersebut dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerjasama dengan PusKaKom Universitas Indonesia, kemudian disampaikan Ketua Umum APJII, Semuel A. Pangerapan, di kantor Sekretariat APJII di Jakarta, pada Kamis (26/3/2015).

[5] Perangkat mobile semakin jadi andalan, termasuk untuk berbelanja online. Tren belanja online di tahun 2015, diprediksi akan melonjak lewat mobile. Tujuh puluh persen orang Indonesia yang awalnya menggunakan handphone tanpa kemampuan internet, akan beralih ke smartphone dan mencoba berbelanja online. Ini diungkapkan SVP Marketing and Business Development Lazada Indonesia, Andry Huzain, di Jakarta, pada Kamis (11/12/2014).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun