Bekerja Menciptakan Lapangan Kerja
Bila dikorelasikan dengan apa yang tengah dijalani Subandi Purwo Widodo, kita menemukan jawaban kongkritnya. Setelah bekerja puluhan tahun, kemudian pensiun sebagai PNS, Subandi tidak menambah angka pengangguran. Dulu pegawai negeri, kemudian menjadi wirausahawan. Ia tetap tercatat sebagai pekerja aktif dengan usaha jamurnya. Bahkan, sebagai pensiunan PNS, Subandi telah turut mengurangi beban pemerintah, dalam hal menciptakan lapangan kerja.
Melalui usaha budidaya jamurnya, dengan brand Julira, Subandi telah menciptakan lapangan kerja untuk 10 orang yang kini menjadi karyawannya. Ini tentulah sebuah capaian yang mengesankan, yang mestinya dicermati oleh berbagai pihak, dalam konteks memberdayakan potensi yang dimiliki kalangan pensiunan. Baik pensiunan PNS maupun pensiunan swasta. Dari sisi skill, pengalaman kerja, dan network, para pensiunan tentulah telah memilikinya.
Tahun 2015 ini, ada sekitar 100 ribu PNS yang memasuki masa pensiun. Jumlah itu sudah mengacu pada kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) yang memberlakukan perpanjangan batas usia PNS, pada jabatan administratif, dari 56 tahun menjadi 58 tahun. Kebijakan tersebut berlaku per 1 Febuari 2014, berdasarkan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) tanggal 17 Januari 2014 yang berisi petunjuk teknis untuk perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi PNS.
Dari sekitar 100 ribu pensiunan PNS, ada berapa banyak yang akan mengikuti jejak Subandi Purwo Widodo untuk berwirausaha? Barangkali, ini pertanyaan sebagian dari kita. Andai saja ada 1.000 pensiunan yang mengikuti jejak Subandi, dengan berwirausaha di berbagai bidang yang mereka minati, kemudian masing-masing bisa menyerap 10 orang tenaga kerja, maka ada 10.000 lapangan kerja baru terbuka di negeri ini. Tentu jumlah lapangan kerja baru tersebut akan berkali-lipat, jika digabungkan dengan pensiunan dari kalangan swasta dan pensiunan dari berbagai angkatan bersenjata serta kepolisian.
Artinya, gerakan wirausaha yang dilakukan individu-individu pensiunan tersebut, akan sangat berarti bagi pengurangan angka pengangguran di negeri ini. Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri, mengatakan, tingkat pengangguran terbuka menunjukkan kenaikan. Hal itu ia katakan saat peresmian Padat Karya Pembangunan Jembatan Gantung Berbasis Sumberdaya Lokal di Desa Slukatan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Kamis (15/1/2015).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah pengangguran di tanah air memang terus bertambah. Bahkan, bulan Februari 2015, menjadi puncak angka pengangguran tertinggi di Indonesia, sejak Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012, jumlah pengangguran tercatat 7,24 juta orang, sementara pada bulan Februari 2015, jumlah pengangguran bertambah menjadi 7,45 juta orang.
Realistis Memilih Bidang Usaha
Dari Subandi Purwo Widodo, kita bisa belajar, bagaimana bersikap realistis dalam memilih bidang usaha. Ia menyadari bahwa budidaya lele, sedang digandrungi banyak orang. Ia juga paham bahwa memasarkan lele, lumayan susah, meski di berbagai penjuru kota bertebaran pedagang pecel lele. Sebagai pensiunan, Subandi secara realistis mengukur tingkat risiko yang hendak ia jangkau. Karena itulah, ia memilih budidaya jamur.
Ada tiga jenis jamur yang ia budidayakan: jamur kuping, jamur lingsi, dan jamur tiram. Selain itu, Subandi juga melayani olahan jamur, sesuai pesanan. Meski demikian, dalam realitasnya, sebagian besar kapasitas produksi Julira adalah memproduksi baglog, yakni media tanam jamur. Saat ini, setiap bulan Julira bisa memproduksi hingga 9.000 baglog jamur, dengan harga jual Rp 2.000 untuk jamur tiram, Rp 2.100 untuk jamur kuping, dan Rp 2.500 untuk jamur lingzhi.