Siap Mental, Siap Teknologi
Cara ketiga pihak (murid-guru-orang tua) dalam menyikapi UN Online ini, memang berbeda-beda. Murid tentulah takut tak lulus. Orang tua pastilah takut bila anak mereka tak lulus. Guru juga takut jika murid mereka tak lulus, apalagi bila angka ketidaklulusan membengkak. Berbagai latihan dilakukan untuk mengurangi rasa takut tersebut. Dengan kata lain, latihan berguna untuk meningkatkan kemampuan serta menyiapkan mental, tentunya.
Perangkat serta infrastruktur teknologi, adalah juga komponen yang harus dipersiapkan dengan cermat. Menurut Kasubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud, Agung Budi Santoso, sekolah yang siap melaksanakan UN Online adalah sekolah yang sudah mempunyai jaringan local area network (LAN), bukan jaringan Wi-Fi.
Perbandingan perangkat komputer 1:3 dengan siswa, sehingga UN bisa dibagi dalam tiga shift, yakni shift pertama pukul 08.00–10.00, shift kedua pukul 11.00–12.00, dan shift ketiga 13.00–15.00.Sekolah tersebut juga harus sudah memiliki server sendiri, agar tidak ada kekacauan jaringan ketika UN berlangsung. Berkaitan dengan server tersebut, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13, Jakarta Utara, memiliki pengalaman pahit, hingga mereka menunda pelaksanaan ujian nasional secara online pada tahun ini.
Menurut penuturan Nursamsiah, dari bagian hubungan masyarakat SMA 13, ujian secara online atau biasa disebut Computer Based Test (CBT), sebenarnya sudah sering dilakukan di sekolah itu. Ujian yang mereka lakukan pernah gagal, karena server down. Sejak saat itu, siswa mengalami trauma dan khawatir gagal. Mereka memutuskan untuk menunda mengadakan UN Online tahun ini. Penundaan itu berkaitan dengan ketakutan para murid karena belum siapnya sarana dan prasarana teknologi informasi di sana.
Pelaksanaan UN Online 2015 ini, memang sangat bergantung pada kesiapan sekolah masing-masing. Kesepakatan ketiga pihak (murid-guru-orang tua) di tiap sekolah, tentulah penting artinya, karena ini kan menyangkut kepentingan secara menyeluruh. Dengan demikian, ada interaksi antar pihak, hingga sama-sama menyadari situasi-kondisi di sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya, masing-masing pihak membenahi diri, agar di tahun berikutnya siap untuk melaksanakan UN Online.
[caption id="attachment_357943" align="aligncenter" width="630" caption="Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, mengingatkan, agar sekolah tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ujian nasional dengan sistem online. Sistem tersebut ditawarkan kepada sekolah yang memang sudah mampu untuk melaksanakannya. Foto di atas diambil saat siswa kelas XII SMA Negeri 108, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mengikuti ujian nasional secara manual tahun lalu, Senin (15/4/2014). Foto: kompas.com"]
SMA 70, Sejak 2 Tahun Lalu