Maklumlah, keberadaan toilet selama ini dianggap remeh-temeh dan disepelekan. Barangkali sikap menyepelekan kebersihan toilet ini bukan hanya terjadi di Banyuwangi, juga di sejumlah wilayah lain di tanah air. Keberanian warga Banyuwangi untuk melakukan introspeksi diri, membenahi hal yang selama ini mereka sepelekan, mungkin bisa menjadi inspirasi bagi warga di wilayah lain.
Memang, membersihkan toilet secara teratur, bukan termasuk kategori inovasi teknologi tinggi. Juga, tidak tergolong program unggulan yang digembar-gemborkan demi meraih pencitraan. Tapi, bila mau sedikit mengukur perasaan, terganggukah selera makan Anda bila menemukan toilet yang jorok di sebuah restoran? Atau, bagaimana penilaian Anda terhadap tuan dan nyonya rumah, bila menemukan toilet di rumah mereka bau pesing?
Dalam konteks wisata, pengunjung tentulah tidak nyaman menghadapi toilet yang tidak terjaga kebersihannya. Karena itulah, keberadaan toilet umum di tempat wisata, termasuk fasilitas vital yang tak boleh diabaikan. Festival Toilet Bersih yang dilakukan warga Banyuwangi ini, memang bukan satu-satunya cara untuk menjaga kebersihan toilet. Ada banyak cara yang bisa dikembangkan secara kreatif, sesuai situasi-kondisi suatu wilayah. Namun, bagaimanapun juga, warga Banyuwangi sudah memulainya dan sudah selayaknya upaya mereka diapresiasi.
Jakarta, 08-03-2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H