[caption id="attachment_354536" align="aligncenter" width="640" caption="Para pelajar diajak membersihkan toilet dengan riang-gembira. Dengan melakukannya bersama-sama, mereka diharapkan menyadari bahwa menjaga kebersihan toilet adalah demi dan untuk kepentingan bersama. Dengan kata lain, gerakan ini sekaligus merupakan momentum untuk menanamkan kepedulian akan pentingnya kebersamaan. Foto: sunriseofjava.com"]
Substansinya, Berani Introspeksi
Kalau mau dilihat lebih dalam, sesungguhnya substansi dari Festival Toilet tersebut lebih dari sekadar gerakan kebersihan. Sebagaimana kita tahu, toilet adalah area yang sangat pribadi. Tiap orang tak ingin aktivitasnya dalam toilet dilihat serta diketahui orang lain. Apalagi sampai ada yang mengusik. Karena itulah, toilet dibuat tertutup, terhindar dari pandangan umum.
Karena itu pulalah, Festival Toilet ini lebih merupakan ajakan agar warga Banyuwangi berani melakukan introspeksi untuk membenahi salah satu bagian yang sangat pribadi di tempat beraktivitas dan rumah masing-masing. Manfaatnya bukan untuk orang lain, tapi untuk anggota keluarga warga yang bersangkutan. Festival Toilet ini dijadikan momentum untuk membiasakan warga, untuk membangun kebiasaan warga menjaga kebersihan.
Dengan demikian, kebiasaan membersihkan toilet yang sudah tertanam di rumah, akan terbawa ke tempat beraktivitas selanjutnya. Misalnya, pedagang makanan, akan menjaga kebersihan toilet di warung makan mereka. Karyawan kantor dengan sendirinya akan menjaga kebersihan toilet di kantor mereka. Demikian pula halnya pelajar dan mahasiswa di tempat belajar mereka. Karena sudah concern akan pentingnya kebersihan toilet, maka ke depannya pembiaran toilet yang tak bersih, bisa diminimalkan.
Menyadari bahwa untuk membangun kebiasaan baik itu tidak bisa dalam sekejap, maka festival itu dilaksanakan dalam kurun waktu yang panjang, selama tahun 2015. Ya, berlangsung setahun penuh. Agar benar-benar menyeluruh, Festival Toilet Bersih ini juga melibatkan pengelola tempat wisata, perhotelan, pondok pesantren, sekolah, tempat ibadah, kantor swasta, hingga instansi publik.
Dalam festival ini, yang dikedepankan adalah suka-cita membersihkan toilet, agar menjadi kebiasaan yang menyenangkan seluruh warga. Karena itu, kedatangan juri dirahasiakan, supaya kebersihan toilet senantiasa terjaga sepanjang waktu, bukan hanya saat penjurian berlangsung. Hadiah pun bukan sesuatu yang digembar-gemborkan, karena capaian yang hendak diraih adalah kesadaran warga secara menyeluruh, bukan jor-joran membangun toilet mewah.
[caption id="attachment_354537" align="aligncenter" width="643" caption="Konferensi Pers Festival Toilet Bersih dilakukan di halaman, dengan kemasan sederhana. Karena, kebersihan tidak identik dengan kemewahan. Toilet yang sederhana, bila senantiasa dibersihkan serta dirawat, tentu akan terjaga higienis-nya. Foto kanan, salah satu toilet di destinasi wisata Taman Sritanjung, Banyuwangi. Toilet ini bersih. Lokasinya dibuat lebih rendah dari permukaan tanah, sehingga pengunjung nyaman keluar-masuk toilet, terhindar dari pandangan umum. Foto: 2.bp.blogspot.com dan detik.com"]
Agar Nyaman, Agar Terkesan
Festival Toilet adalah festival untuk seluruh warga. Karena, untuk membersihkan toilet secara teratur, tidaklah dibutuhkan skill khusus atau jenjang pendidikan khusus. Siapa saja, bisa melakukannya, yang penting ada kemauan dan kesadaran untuk hidup bersih dan sehat. Gerakan toilet bersih ini, menurut Abdullah Azwar Anas, bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur kepedulian warga terhadap kebersihan.