Bank ING, bank internasional asal Belanda, memberikan 984 sepeda kepada siswa dari 4 sekolah di Batang Kapas, Sumatera Barat. Program bertajuk ING Orange Bike ini adalah program bantuan sepeda untuk siswa dari keluarga pra-sejahtera di Asia.
Sepeda untuk Prestasi Siswa
Batang Kapas. Ini sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Indra Sjafri, pelatih sepak bola yang berhasil mengantarkan Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013, lahir di sana. Beberapa hari terakhir ini, Batang Kapas menjadi perhatian para banker Asia. Lebih dari 40 banker dari Singapura, Hong Kong, dan Filipina hari Jumat (24/10/2014) dengan sengaja datang ke kecamatan tersebut.
Ada apa? Ternyata, Bank ING, bank internasional asal Belanda, sedang punya program di sana. Mereka menyumbangkan secara langsung 984 sepeda warna oranye kepada murid-murid dari empat sekolah di Batang Kapas. Maklum, di kecamatan itu, sebagian besar murid sekolah harus berjalan kaki 5 kilometer untuk pergi belajar. Dengan sepeda ini, waktu tempuh mereka bisa dipersingkat.
Gerakan berbagi sepeda oranye ini memang program khusus yang dirancang Bank ING. Selain karena sepeda merupakan alat transportasi praktis, juga karena bersepeda itu menyehatkan. Dalam konteks program Bank ING, sumbangan sepeda ini menjadi bagian dari support mereka terhadap dunia pendidikan. Dan, murid-murid di Batang Kapas merupakan penerima pertama di Indonesia.
ING Orange Bike, demikian nama program ini. Mark Newman, CEO of ING Commercial Banking Asia, mengharapkan, dengan adanya ING Orange Bike, anak-anak dapat sampai di sekolah lebih cepat dan aman, hingga tingkat kehadiran siswa di sekolah menjadi lebih baik. Diharapkan mereka juga dapat meningkatkan nilai akademis, yang nantinya dapat mengubah masa depan mereka menjadi lebih baik.
Sebagai bank internasional yang berasal dari Belanda, petinggi Bank ING tentulah sangat akrab dengan sepeda. Kita tahu, Belanda adalah salah satu negara Uni Eropa yang sangat ramah dengan sepeda. Di banyak tempat di negeri itu, tersedia jalur khusus untuk pesepeda. Para pekerja dan mahasiswa terutama, ke mana-mana ya pakai sepeda. Area parkir untuk sepeda pun tersedia dengan baik.
Sepeda juga ramah lingkungan, tanpa polusi. Ketika Bank ING berencana untuk berbagi kepada masyarakat lokal tempat bank tersebut beroperasi, mereka memutuskan untuk membagikan sepeda, yang kemudian di-branding dengan nama ING Orange Bike. Ya, sepeda yang dibagikan itu sengaja dicat orange. Bantuan sepeda ini relevan karena ditujukan untuk siswa dari keluarga pra-sejahtera.
Relevan dengan keluarga pra-sejahtera, relevan pula dengan kondisi alam pedesaan seperti halnya di Batang Kapas. Menciptakan program berbagi, yang relevan dengan spirit company, relevan dengan komunitas sasaran, dan relevan dengan lingkungan, tentu bukan hal yang mudah. Bank ING dengan ING Orange Bike berhasil merumuskan berbagai instrumen tersebut dalam satu formula.
Program ini dirancang untuk membantu 5.000 anak dari keluarga pra-sejahtera di negara terpilih di Asia. Tujuannya agar anak-anak sekolah dari keluarga pra-sejahtera tersebut dapat pergi ke sekolah dengan bersepeda. Kelompok keluarga pra-sejahtera yang diutamakan adalah mereka yang sehari-hari harus menempuh jarak yang jauh serta medan yang berat untuk pergi ke sekolah.
Program ING Orange Bike pertama kali diluncurkan pada Oktober 2013 di provinsi Isabela, sekitar 10 jam perjalanan dari Manila, ibu kota Filipina. Program ini ditujukan untuk salah satu komunitas terpencil dan terisolasi di Isabela karena terpisah oleh pegunungan Sierra Madre. Tidak ada jalan yang menghubungkan pusat pemerintahan dengan daerah yang dihuni komunitas tersebut.
Kemudian, Program ING Orange Bike dilanjutkan ke Zambales, provinsi dengan luas daratan 3,830 kilometer per segi, yang merupakan salah satu dari 7 provinsi di wilayah Central Luzon. Di sana, sebagaimana diceritakan seorang siswa bernama Jolina, 15, mereka harus berjalan kaki selama 1 jam untuk sampai ke sekolah. Itu dilakukannya tiap hari. Teman-temannya pun demikian.
Catherine Low, country manager ING Bank Singapura, mengatakan, para siswa jadi haus dan lapar sepanjang perjalanan menuju sekolah. Akibatnya, mereka jadi sulit berkonsentrasi dalam kelas. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami para siswa di Batang Kapas. Wilayah seluas 359 kilometer per segi ini penuh dengan perbukitan, rawa-rawa, dan hutan ditumbuhi alang-alang.
Mengingat kondisi geografis wilayah yang menjadi target program ini, maka sepeda yang disumbangkan dirancang khusus. “This bicycle is not an ordinary bicycle. It is a tool to improve someone’s life. It is the strongest bicycle you will ever see in the world and it is designed for rural conditions,” kata Brian Berkhout, Direktur World Bicycle Relief, non-government organization internasional yang memfasilitasi pengadaan sepeda untuk disumbangkan tersebut.
Berbagi dengan Strategis
Kini, lebih dari 1.100 sepeda telah diberikan kepada para siswa di Filipina. Program ING Orange Bike di Filipina dieksekusi ING Bank bekerjasama dengan World Vision Philippines, sebuah organisasi kemanusiaan, dan World Bicycle Relief. Dari apa yang telah mereka lakukan, kita paham bahwa program ini dijalankan dengan baik, yang sekaligus mencerminkan kolaborasi positif di antara berbagai pihak.
Di Indonesia, untuk program di Batang Kapas, ING Bank bekerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF), yang telah dipercaya oleh lebih dari 300 korporasi, organisasi, maupun asosiasi untuk menjalankan program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) mereka. Kepercayaan itu tentu tak datang dengan sendirinya dan tidak dibangun dalam semalam.
Kepercayaan dalam konteks bisnis, tumbuh karena kesungguhan, dan menjadi kuat karena komitmen. Program ING Orange Bike ini mencerminkan kedua hal tersebut. ING Bank bukan hanya ingin menyumbang tapi mereka ingin berbagi dengan strategis. Mereka tentukan dengan cermat apa yang akan mereka berikan serta mereka pahami dengan benar strategi mengeksekusinya.
Sebagaimana dikemukakan Ari Kunwidodo, Director of Fundraising Putera Sampoerna Foundation, PSF dan ING Bank memiliki komitmen yang sama dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan di Indonesia, terutama pada bidang pendidikan. Selain mengidentifikasi manfaat program ini bersama ING Bank, PSF juga membentuk Komite Pengawas Sepeda untuk mengawasi serta mengamati implementasi dari perkembangan program ini. Komite tersebut terdiri dari para kepala sekolah, perwakilan orang tua, guru, serta pemerintah setempat.
isson khairul -dailyquest.data@gmail.com
Jakarta 29-10-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H