Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hana Bank Membidik Anak Muda dengan Beasiswa

28 Oktober 2014   15:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Track pendidikan yang ditempuh Bank Hana, juga menjadi bagian dari strategi corporate communication bank ini untuk menunjukkan kepada publik bahwa mereka concern pada proses peningkatan kualitas manusia. Dan, sebagaimana kita tahu, bertahun-tahun negeri ini keteteran serta terus berjuang untuk itu, agar lahir sumber daya manusia yang handal, yang mampu membawa negeri ini pada kemajuan.

Bank Hana, dengan program beasiswa untuk mahasiswa, turut masuk barisan, menjadi bagian dari perjuangan masyarakat negeri ini. Barangkali, ini yang disebut sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Sepertinya, profesional Korea Selatan paham benar dengan kondisi dunia pendidikan Indonesia. Mereka rupanya tak sekadar tahu tapi juga piawai mengeksekusi how to communicate dari ide yang mereka miliki, sebagaimana dikemukakan Lee Jae Hak, CEO KEB Bank Hana, dan Jin Sung Oh, Presiden Direktur KEB Foundation.

14144591241272320163
14144591241272320163

Membangun manusia, meningkatkan kualitas manusia, memang bukan perkara membalikkan telapak tangan. Perjalanan seni bela diri Taekwondo, juga dieja Tae Kwon Do atau Taekwon-Do, di Indonesia setidaknya menunjukkan hal tersebut. Tak bisa diingkari, Taekwondo menjadi channel komunikasi yang penting bagi pengenalan Korea kepada masyarakat Indonesia.

Dan, itu sudah dimulai sejak tahun 1972, sekitar 42 tahun yang lalu. Tahun 80-an, ada sekitar 200.000 anggota Taekwondo di Indonesia yang secara aktif berlatih. Saya tidak punya data, berapa total orang Indonesia yang pernah tercatat menjadi anggota Taekwondo. Dalam skala internasional, diperkirakan kini, ada sekitar 60 juta orang di 156 negara yang pernah menekuni seni bela diri Korea tersebut.

Taekwondo untuk Latihan Kehandalan

Pada dasarnya, Taekwondo adalah seni bela diri dengan tangan kosong. Untuk menjadi manusia yang handal dengan tangan kosong, tentulah diperlukan latihan secara teratur dan terus-menerus. Spirit untuk terus berlatih demi menjadi manusia handal, itulah yang sudah tertanam 42 tahun dalam diri sebagian manusia Indonesia, sejak usia muda, di kala mereka berada di rentang usia produktif.

Tak bisa diingkari, di kalangan anak muda Indonesia, Korea pada tahun 70-an itu adalah Taekwondo dan Taekwondo adalah Korea. Dengan kata lain, Taekwondo menjadi brand of nation Korea. Secara budaya, Taekwondo menjalar ke seluruh pelosok negeri ini by nature. Perjalanan spirit itu pulalah yang agaknya tengah disusuri Bank Hana, dengan mengayomi anak muda, sejak mereka menjadi mahasiswa. Ini juga sekaligus menunjukkan strategi global yang positif dari bank asal Korea Selatan tersebut di bidang pendidikan, salah satunya dengan menggalang kerjasama dengan The British Council.

14144591601424182001
14144591601424182001




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun