Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi Pangan Jawa Timur: 447 Ribu Ton Beras untuk 6 Provinsi

23 Januari 2015   16:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:32 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Strategis Menata Pertanian

Ada 38 kabupaten-kota di Jawa Timur. Kondisi pertanian di tiap wilayah tersebut berbeda-beda, baik karena faktor geografis maupun karena tradisi masyarakat setempat. Pemprov Jawa Timur menyikapi serta mengelola segenap potensi wilayah tersebut, dengan tetap mengedepankan kearifan lokal. Ini bagian dari strategi Soekarwo dalam menggalang partisipasi aktif masyarakat.

Rabu, 21 Januari 2015, lalu, ada sukacita di Desa Gedongarum Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur. Para petani di sana sedang panen raya, mensyukuri hasil bumi yang melimpah, berkat kerja sama positif antara pemerintah setempat dengan para petani. Sebagaimana dituturkan Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Djupari, di sela-sela acara panen raya, Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam kategori daerah lumbung padi di Jawa Timur.

Sebagai kabupaten lumbung padi, berbagai kebijakan diciptakan serta dieksekusi dengan sungguh-sungguh, mengacu kepada produksi padi. Artinya, wilayah tersebut dikembangkan selaras dengan potensi dan kearifan lokal masyarakat setempat. Pemda Bojonegoro, antara lain, merencanakan membangun 1.000 embung (bendungan kecil) untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah. Saat ini, sudah terealisasi sekitar 200 embung.

Kemudian, Pemda Bojonegoro juga berencana membangun tiga bendungan besar. Yang sudah terealisasi, yaitu Bendungan Gerak di aliran Bengawan Solo, dan yang sedang dibangun yaitu Bendungan Gongseng di Kecamatan Temayang. Terakhir, tengah dirancang pembangunan Bendungan Karang Nongko di aliran Bengawan Solo. Tahap demi tahap pembangunan infrastruktur pertanian tersebut, bisa dieksekusi sebagaimana mestinya, karena manajemen pertanian sudah ditata sejak awal, sejak dari tingkat provinsi.

[caption id="attachment_347669" align="aligncenter" width="600" caption="Ketekunan serta kesungguhan petani adalah salah satu kunci utama dalam menyukseskan swasembada pangan. Keberpihakan pada petani tercermin dalam berbagai kebijakan Jawa Timur dari waktu ke waktu. Di areal persawahan Mojoroto, Kediri, petani tekun mencabut bibit padi untuk dipindahkan ke areal tanam. Bibit yang unggul, penanganan yang baik, tentu akan menghasilkan panen yang maksimal. Foto: antaranews.com"]

14219809061013590946
14219809061013590946
[/caption]

Peta Detail Lahan Pertanian


Bidang pertanian adalah sektor yang konkret, nyata. Karena, menyangkut hajat hidup orang banyak. Target pertanian yang bombastis, yang ditetapkan dengan landasan wacana, memang terkesan hebat. Apalagi bila kemudian disanjung-sanjung oleh para pendukung politis, hingga target wacana tersebut terkesan sebagai sesuatu yang sudah nyata. Padahal, hanya sebatas omong doang.

Itu tidak terjadi di Jawa Timur. Provinsi ini berencana membangun bendungan untuk mendukung sektor pertanian. Rencana itu dikonkretkan, dieksekusi sesuai rencana. Bukan menebar target yang bombastis demi pencitraan seperti yang dilakukan penguasa saat ini, padahal bendungan tidak jadi dibangun. Alasan pun dicari-cari, misalnya, pembebasan lahan susah atau harga tanah mahal. Itu menunjukkan rencana yang omong doang, tidak didasari pemetaan lapangan yang memadai.

Untuk mencapai swasembada pangan hingga bertahun-tahun seperti ini, Provinsi Jawa Timur melakukan pemetaan pertanian dengan sungguh-sungguh. Pada Kabupaten Bojonegoro ini, misalnya. Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Djupari, menyebutkan, luas lahan pertanian saat ini sebanyak 87 ribu hektar. Rinciannya, 40 persen masuk kategori tanah produktif tinggi, hingga pertanian bisa panen dua kali per tahun. Kemudian, 45 persen lainnya masuk kategori tanah produktif sedang yang hanya bisa untuk pertanian satu kali panen. Sisanya, 15 persen sawah tadah hujan, yang penanamannya bergantung pada musim hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun