Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tim 9 Tidak Independen, Hanya Panggung Politik Jokowi-PDIP

28 Januari 2015   23:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panggung Jokowi-PDI Perjuangan

Dengan kata lain, Tim 9 tak akan pernah sampai pada inti masalah yang sesungguhnya, karena Tim 9 bukan jelmaan sidang pengadilan. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pakar dan para mantan petinggi di Tim 9, mereka sesungguhnya adalah pengisi acara di event seremoni politik Jokowi-PDI Perjuangan. Mungkin akan ada tepuk tangan tapi semua itu tak cukup untuk membangun kepercayaan rakyat di atas persekongkolan politik yang dipertontonkan.

Terus, untuk apa Tim 9 dibentuk? Hehehe, ini adalah panggung politik kreasi Jokowi-PDI Perjuangan, sebagai agenda partai. Mereka pikir, dengan melibatkan sejumlah pakar dan mantan petinggi di Tim 9, rakyat akan terkesima lalu memuja Jokowi-PDI Perjuangan sebagai lokomotif pemberantasan korupsi. Mereka pikir, dengan pembentukan Tim 9, mereka absah sebagai penjunjung tinggi supremasi hukum.

Remember, rakyat tidak bodoh meski sering mereka bodohi. Hanya dalam 100 hari, politik hitung dagang dengan logika ekonomi, sudah terkuak dengan sendirinya. Tapi, semua itu bukan alasan untuk berhenti memerangi korupsi. Mungkin memang sangat melelahkan, namun segala daya-upaya harus dilakukan agar negeri ini tidak hancur-lebur karena tindak pidana korupsi.

Jakarta, 28-01-2015

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun