[caption id="attachment_348527" align="aligncenter" width="699" caption="Jusuf Kalla makan bersama Syafii Maarif, di Kedai Soto Kadipiro, Wates, Yogyakarta, Senin (2/6/2014). Jusuf Kalla menjabarkan bahwa semua pergantian pejabat penting seperti Kepala Polri, pasti diusulkan Presiden, semua penggantian penting itu diusulkan, ditandatangani, dan direkomendasikan oleh Pak Presiden. Tidak ada orang lain yang bisa putuskan, selain Pak Presiden. Foto: kompas.com"]
Jusuf Kalla: Pasti dari Presiden
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyangkal pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI disebut bukan atas inisiatif Presiden Joko Widodo. Menurut Kalla, semua pergantian pejabat penting seperti Kepala Polri, pasti diusulkan Presiden. "Saya kira tentu semua penggantian penting itu diusulkan, ditandatangani, dan direkomendasikan oleh Pak Presiden. Tidak ada orang lain yang bisa putuskan, selain Pak Presiden," kata Kalla di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Klarifikasi Jusuf Kalla ini, menyangkal pernyataan Syafii Maarif di atas. Dengan posisi sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla tentulah memiliki otoritas formal untuk memberikan klarifikasi. Dengan gamblang, Jusuf Kalla menjabarkan bahwa semua pergantian pejabat penting seperti Kepala Polri, pasti diusulkan Presiden, semua penggantian penting itu diusulkan, ditandatangani, dan direkomendasikan oleh Pak Presiden. Tidak ada orang lain yang bisa putuskan, selain Pak Presiden.
Harap diingat, Jusuf Kalla bukan orang baru di dunia pemerintahan. Pengalaman serta pemahamannya tentang tata-kelola pemerintahan, dipastikan melebihi Syafii Maarif dan Joko Widodo. Dari sisi jabatan yang pernah disandang, misalnya. Jusuf Kalla sudah dua kali menjadi Wakil Presiden. Sebelumnya, ia menjadi Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk satu periode pemerintahan Yudhoyono, 2004-2009.
Ia juga pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid selama enam bulan 1999-2000. Ia pun pernah menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa Presiden Megawati Soekarno Putri. Latar belakang pengalaman di pemerintahan dan otoritas formal yang ia jabat saat ini sebagai Wakil Presiden, tentu bisa menjadi tolak ukur untuk menganalisa tingkat akurasi dari klarifikasi yang ia diberikan.
[caption id="attachment_348528" align="aligncenter" width="730" caption="Joko Widodo saat sowan ke kediaman mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr HA Syafii Maarif, di Jalan Halmahera, Perum Nogotirto Elok II, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (03/05/2014). Setelah disambut dengan pelukan, Jokowi dan Buya Syafii langsung masuk ke ruang tamu dan tampak berbincang akrab. Di sela pembicaraan mereka, berdua tampak saling berbisik. Foto: krjogja.com"]
Tim 9: Pembela dan Pelindung