Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berlinale Film Festival Sebagai Soft Power Diplomacy

12 Februari 2015   02:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:22 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini, film Lembusura karya Wregas Bhanuteja di kategori Berlinale Shorts, akan berkompetisi dengan 27 film pendek lain dari 18 negara, termasuk dari Amerika Serikat, India, Perancis, Jerman, Swedia, Spanyol, Austria, Brasil, dan Jepang. Sementara, film Onomastika, garapan Loeloe Hendra di kategori Generation akan bersaing dengan 65 film dari 35 negara.

Di Berlinale Film Festival tahun 2012, film Postcards from the Zoo yang disutradarai Edwin, berhasil masuk dalam sesi Kompetisi Utama di International Competition Berlinale. Untuk menunjukkan suka cita atas prestasi tersebut, Duta Besar RI di Berlin masa itu, Dr. Eddy Pratomo, mengadakan jamuan cocktail bertajuk Indonesia Cinema Night.

Dubes Eddy Pratomo memberikan selamat kepada semua Sineas Indonesia yang telah ikut menggaungkan nama Indonesia di Jerman khususnya, dan kepada dunia umumnya. Dalam kesempatan tersebut, Eddy Pratomo mengatakan, film dapat menjadi sarana diplomasi yaitu soft power diplomacy, di mana secara tidak langsung, masyarakat dunia dapat lebih mengenal Indonesia seperti yang diceritakan dalam film-film tersebut.

Tak hanya sampai di situ. Eddy Pratomo meyakinkan segenap insan film yang hadir kala itu, yang terdiri dari para sutradara internasional, distributor, serta pemain film dari berbagai negara, bahwa alam Indonesia yang indah, sangatlah tepat untuk dijadikan tempat shooting film-film internasional.

Jakarta, 11-02-2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun