Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Denpasar Heritage: Merawat Kota, Mencintai Kota

22 Februari 2015   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HUT Kota Denpasar Ke-227

Para pesepeda Samas Denpasar ini memilih kawasan Jalan Gajah Mada dan sekitarnya sebagai area aksi cabut paku, karena kawasan tersebut merupakan old town Denpasar. Kota Tua yang memang sudah sepatutnya dijaga serta dirawat. Sudah sejak lama Pemda Denpasar berupaya menata kawasan tersebut sebagai area heritage. Di samping sebagai obyek wisata, juga merawat keberadaan dua pasar tradisional di sana, Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, yang merupakan urat nadi ekonomi rakyat.

Pada mulanya, kawasan Jalan Gajah Mada, Denpasar, adalah sentra perdagangan, pusat bisnis. Dari sisi arsitektur, kentara sekali bahwa kawasan itu merupakan area pecinan, dengan gaya arsitektur modern yang dikemas dalam budaya Bali. Juga, ditandai dengan adanya sejumlah bangunan peninggalan kolonial. Gerakan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai area heritage, barangkali sudah pilihan yang tepat. Setidaknya, untuk menggerakkan roda ekonomi di sana yang sempat meredup karena pergeseran perkembangan Kota Denpasar.

Fasilitas pedestrian untuk para pejalan kaki, dibenahi dengan pembangunan fisik berupa pavingisasi, agar pejalan kaki nyaman menikmati suasana old town. Juga, dilakukan penataan pertokoan, agar barang dagangan mereka tidak merampas badan trotoar. Pada tahun 2013, Sekretaris Daerah Kota Denpasar sengaja memberikan pengumuman terkait Izin Lingkungan Penataan Kawasan Heritage Kota Denpasar.

Sejumlah kebijakan itu rupanya tak lantas membuat kawasan heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar, menggeliat. Event Denpasar Festival pun digelar di kawasan tersebut. Dua bulan lalu, misalnya, selama empat hari, dari Minggu (28/12/2014) hingga Rabu (31/12/2014), berbagai atraksi dipertunjukkan di sana, untuk meraih perhatian para wisatawan agar berkunjung ke kawasan Jalan Gajah Mada. Tahun 2014 itu merupakan tahun ke-7 penyelenggaraannya.

Aksi cabut paku yang dilakukan Komunitas Pesepeda Samas ini, mungkin terasa kecil, untuk menyambut HUT Kota Denpasar Ke-227 yang jatuh pada 27 Februari mendatang. Tapi, bila aksi ini diikuti oleh berbagai komunitas lain, dengan fokus pada berbagai bidang yang lain, tentu gema kawasan heritage Jalan Gajah Mada, akan lebih kuat. Momentum HUT Kota Denpasar bisa dijadikan pijakan untuk memotivasi sejumlah komunitas yang ada di Bali, agar bersama-sama berkontribusi pada kawasan heritage tersebut.

[caption id="attachment_352318" align="aligncenter" width="780" caption="Pada Denpasar Festival (Denfes) ke-7, dari Minggu (28/12/2014) hingga Rabu (31/12/2014), salah satu atraksi yang menyedot perhatian pengunjung adalah berfoto di depan Foto 3D Tari Baris. Stan Foto 3D (tiga dimensi) Tari Baris ini ditampilkan di depan stan Pameran Foto Denpasar Photographer Community (DPC). Stan foto 3D Tari Baris tersebut dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto bersama keluarga dan kolega. Foto: kompas.com"]

1424523885454705891
1424523885454705891
[/caption]

Partisipasi Komunitas Fotografi

Di era digital media, di abad media sosial, hampir tiap warga bisa beraksi dengan kamera. Baik dengan kamera sebagai perangkat fotografi, maupun dengan smartphone yang dimiliki warga. Artinya, komunitas fotografi memiliki keleluasaan yang besar untuk berkontribusi pada perawatan kota. Setidaknya, untuk menggugah kesadaran bersama, demi kota yang kita cintai.

Demikian pula halnya dengan momentum menyambut HUT Kota Denpasar ini. Dalam penelusuran google, HUT Denpasar menghasilkan pencarian 8,520,000 results. Ini tentu pertanda positif, juga respon positif, dari kalangan pengguna media digital terhadap Denpasar. Jika dirinci per tahun, HUT Denpasar menghasilkan pencarian 478,000 results untuk tahun 2013, 552,000 results untuk tahun 2014, dan 542,000 results untuk tahun 2015.

Dari rincian per tahun tersebut, nampaknya kampanye HUT Denpasar relatif minim, hingga perlu digalakkan dengan sungguh-sungguh. Menggalang komunitas fotografi, mungkin bisa dijadikan salah satu alternatif. Misalnya, mengadakan lomba fotografi tentang Kota Denpasar di berbagai sekolah, di berbagai kampus, dan di berbagai institusi melalui cara mengarahkan peserta untuk mem-posting karya mereka di media digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun