matahari menerjang garang
jalanan sesak berdebu
kurasakan derap hati yang tegar
menuju ke arahmu
hendak bersimpuh
dengan segala sesal
ada beribu maaf yang tak terungkapkan
meski kata sudah di ujung lidah
semua terasa kelu
disapu air wajah
segalanya luruh
diseka mata yang teduh
kita bagai setitik debu
yang beterbangan
letih menempuh tempat singgah
kita bagai setetes air
yang hinggap di tanah kerontang
menyabung waktu susuri bumi
akankah kita tiba pada waktunya
sebelum fajar sebelum takbir
sebelum maut menjemput
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 21 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H