Mohon tunggu...
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Manusia yang hobi berpikir dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Curhat Debat Capres 2019? Yang debat Capres atau Netizen?

1 Maret 2019   17:00 Diperbarui: 1 Maret 2019   17:25 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah, kubu ini kok Capresnya gaptek sih, Startup Unicorn aja gak tahu, payah."

Mindset-mindset ini yang justru bisa makin memecah belah bangsa kita ini, netizen super benar kita ini. Saya tidak terlalu mengikuti Paslon nomor urut 10, Nurhadi-Aldo karena yang saya tahu mereka masih mengutamakan pekerjaan utama mereka, yaitu ngurut.

Dari sedikit-banyaknya twit para Selebtwit yang bisa saja mengubah pola pikir netizen polos tapi selalu benar ini, alangkah baiknya mereka yang bisa dijadikan sebagai tempat utama para netizen polos tapi selalu benar ini untuk bisa mengambil sikap yang baik sebagai penengah. Untuk lebih memahami data untuk dijadikan fakta. Gak sedikit loh mereka yang ngomongin A, setelah tahu A itu salah, malah mengalihkan ke B.

Yang menarik selain pengaruh kuat para Selebtwit adalah, meme baru. Banyak meme yang beredar tentang Pak Jokowi, dan banyak pula tentang Pak Prabowo. Kalau untuk sedikit melepas penat pasca debat tidak masalah menurut saya. Tapi kalau untuk dijadikan bahan ejekan berlebih untuk satu pihak itu yang bisa menjadi permasalahan baru yang akan selesai di keturunan kita yang ke tujuh nanti.

Meme yang beredar tentang ciat-ciut mata Pak Jokowi, hingga "Unicorn? Yang online-online itu?" yang menjadi meme Pak Prabowo. Perlu diketahui, kita sebenarnya bisa menilai berapa meme itu sendiri, dari kualitasnya hingga periodenya. Tapi tidak di artikel ini.

Perlu kita ketahui, Debat Pilpres di adakan untuk menjelaskan pada masyarakat bahwa Calon Presiden memiliki visi dan misi yang berbeda, yang bisa menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk memilih, siapa yang cocok menjadi Presiden kita. Calon Presiden merupakan orang terbaik dari Partai Politiknya, yang dianggap mampu untuk memimpin Bangsa kita. Untuk masalah stock meme itu bisa dicari kalau udah ada yang viral lagi, tapi untuk seorang pemimpin yang akan memimpin Bangsa ini untuk 5 tahun kedepan, kita gak bisa seenaknya asal milih karena paksaan keluarga (semisal) atau bahkan bodo amat dengan urusan negara.

Pesta Demokrasi yang akan digelar pada tanggal 17 April 2019 nanti akan menjadi penentu masa depan kita Republik Indonesia. Sebagai masyarakat yang cinta dengan negaranya, wajib menggunakan hak pilih kita untuk menentukan masa depan bersama, dari namanya aja udah 'Hak' berarti itu adalah yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.

Siapapun Presidennya, kita tetap saudara, kita tetap teman, kita tetap keluarga, kita tetap suami-istri, kita tetap pacaran, dan yang jelas kita tetap hidup, dibawah kepemimpinan yang baru, atau yang lama tapi dengan visi dan misi yang baru.

Terakhir sebelum menyelesaikan artikel ini, apresiasi yang sebesar-besarnya untuk Deaf Communicator yang telah menjalankan tugasnya untuk memberikan informasi untuk para Tunawicara yang ingin tahu apa yang terjadi selama Pilpres. Deaf Communicator menurut saya sendiri adalah sesuatu yang lucu, melihat gestur tubuh yang saya sendiri tidak mengerti artinya, tapi sangat berarti bagi mereka para Tunawicara. Bagi saya, jasa mereka lebih besar dibanding Selebtwit yang saya singgung tadi, tapi jangan senggol dan bacok saya kalau ketemu dijalan, ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun