Asumsi dasar behaviorisme berorientasi pada hasil yang dapat diukur serta diamati. Pengulangan serta pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan bisa menjadi suatu kebiasaan. atau bisa disebut dengan perubahan perilaku Menurut  Gredler  (1986:42)  teori behavioristik   (tingkah   laku)   adalah perubahan  tingkah  laku  sebagai  akibat dari   interaksi   stimulus   dan   respon. Kemudian para guru atau pendidikan memahami dan melihat apa sih sebenarnya kebutuhan yang dibutuhkan sebelum merencanakan pendidikan dan kurikulum  untuk memenuhi kebutuhan para pelajar.Â
Peran guru disini yaitu sebagai fasililator yang membantu para siswa atau pelajar untuk memenuhi kebutuhanya. kata behaviorisme merujuk pada beberapa teori yang mengandung tiga asumsi-asumsi dasar tentang belajar. asumsi yang artinya: fokus studi, perilaku, proses belajar, dan skinner. Disebut sebagi behavior karena Karakteristik esensial dari pendekatan behavior terhadap belajar merupakan pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang.Â
Fokus behaviorisme merupakan respon terhadap berbagai tipe stimulus. Asumsi atau aliran ini mengambil kesimpulan dari penelitian terhadap hewan, dan mengimplementasikan hasil belajarnya terhadap manusia. Para tokoh seperti Ivan Pavlov yang memberikan pengaruh kuat pada aliran ini dengan teorinya yang disebut Classical Conditioning.
Pengondisian klasik adalah suatu proses belajar yakni stimulus netral dapat memunculkan respon baru setelah dipasangkan dengan stimulus yang biasanya mengikuti respon tersebut. Untuk menghasilkan teori ini Ivan Pavlov melakukan suatu eksperimen secara sistimatis dan saintifik, dengan tujuan mengkaji bagaimana pembelajaran berlaku pada suatu organisme.
Berdasarkan hasil eksperimen Pavlov diperoleh suatu kesimpulan bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal dengan Teori Pengkondisian Klasik. Dalam pengkondisian klasik stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk menghasilkan respon yang sama. Dalam teori pengkondisian klasik ada 2 tipe stimulus dan 2 tipe respon,yang harus dipahami yaitu - Unconditioned Stimulus (US) sebuah stimulus yang secara otomatis
membuat respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. pada eksperimen
Pavlov kuliner adalah US. Unconditioned Respon merupakan respon yang tidak
dipelajari yang secara otomatis didapatkan oleh US, dalam eksperimen Pavlov air liur
anjing yang merespon makanan ialah UR (Unconditioned Respon)
 - Conditioned Stimulus  merupakan stimulus yang sebelumnya netral yang pada akhirnya
membentuk conditioned respon sesudah diasosiasi menggunakan US. dalam
ekspemen Pavlov beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing
menyantap makanan. Conditioned Respon merupakan respon yang dipelajari yang muncul
sesudah terjadi pasangan US -- CS. Â Pada eksperimennya beliau melihat bahwa subjek penelitiannya (seekor anjing) akan mengeluarkan air liur menjadi respons atas munculnya
makanan. beliau kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian
mengembangkan satu studi sikap (behavioral study) yang dikondisikan,
yang dikenal menggunakan teori Classical Conditioning. berdasarkan teori ini, ketika
makanan (makanan dianggap menjadi the unconditioned or unlearned stimulus -
stimulus yang tak dikondisikan atau tidak dipelajari) dipasangkan atau
diikutsertakan menggunakan suara bel (suara bel disebut sebagai the conditioned or
learned stimulus - stimulus yang dikondisikan atau dipelajari), maka bunyi
bel akan membuat respons yang sama, yaitu keluarnya air liur berasal si
anjing percobaan. Dengan demikian, dari akibat eksperimen dengan menggunakan
anjing tersebut, Pavlov akhirnya menemukan beberapa aturan
pengkondisian, antara lain:
Kepunahan/Penghapusan/Pemadaman (extinction).
Generalisasi Stimulus (stimulus generalization).
Pemilahan (discrimination).Â
Tingkat Pengondisian Yang Lebih Tinggi.
Pengkondisian Klasik dalam Kehidupan Nyata contoh teori pengkondisian klasik di dunia nyata yang hampir sejajar dengan percobaan asli Pavlov. Saat Anda disambut dengan aroma pizza yang baru keluar dari oven, Anda mungkin sudah mulai mengeluarkan air liur, bahkan sebelum Anda mengambil gigitan pertama. Aroma makanan yang akan datang memiliki peran yang sama dengan dering bel Pavlov. Misalnya seperti pengajar yang biasa menyampaikan pelajaran dengan latihan soal dan usai menyampaikan pelajaran menyuruh murid mengerjakan latihan soal yang terdapat pada buku.Â
Bila penyelesaian soal tadi sahih atau benar maka pengajar akan tersenyum dan berkata bagus atau memuji. Stimulus ini akan ditangkap oleh peserta didik serta dianalogikan bahwa perkataan benar berarti jawaban peserta didik tersebut benar. Ini akan tidak sama Bila peserta didik mengerjakan soal dipapan serta guru cuma tersenyum tanpa mengatakan indah, karena siswa akan
menganalogikan jawaban yang dibuatnya belum tentu benar. Jadi peserta didik akan selektif mengartikan senyum guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H