Bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut. Restorasi gambut pada umumnya didukung dengan kegiatan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat untuk memastikan keberhasilan restorasi dalam jangka panjang.
* Inovasi Pertanian BerkelanjutanÂ
 Berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan metode pertanian ramah gambut. Dengan teknik seperti paludikultur (budidaya tanaman air di lahan basah), generasi ini membantu masyarakat lokal mengembangkan potensi ekonomi tanpa mengeringkan lahan gambut. Tanaman seperti sagu dan nanas merupakan contoh tanaman yang bisa tumbuh di lahan basah tanpa merusak ekosistem.
* Edukasi dan Penyuluhan LingkunganÂ
 Kesadaran masyarakat sekitar adalah kunci keberhasilan pemberdayaan gambut. Generasi Pemberdaya Gambut berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem gambut, terutama dalam mencegah kebakaran hutan. Mereka mengadakan berbagai pelatihan, seminar, dan kegiatan langsung bersama masyarakat untuk mengubah paradigma bahwa gambut bukan sekadar lahan yang bisa dikeringkan, tetapi aset yang harus dijaga.
* Pemanfaatan Teknologi untuk Monitoring dan Pencegahan
 Generasi ini juga memanfaatkan teknologi modern seperti drone, satelit, dan sensor untuk memonitor lahan gambut dan mencegah kebakaran sejak dini. Sistem peringatan dini dengan menggunakan data real-time memungkinkan pemantauan lebih efektif, sehingga risiko kebakaran dapat ditekan.
* Membangun Kesadaran Publik Melalui Kampanye SosialÂ
 Kampanye di media sosial dan kegiatan publik menjadi cara generasi ini untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya gambut. Mereka menggunakan berbagai platform untuk menyuarakan urgensi pelestarian gambut, mulai dari Twitter, Instagram, hingga YouTube, dengan konten yang kreatif, informatif, dan mudah diakses oleh semua kalangan.
Tantangan yang Dihadapi
 Meski berkomitmen tinggi, Generasi Pemberdaya Gambut menghadapi berbagai tantangan dalam upaya mereka. Minimnya dukungan dana, kurangnya pemahaman masyarakat, dan kebijakan yang terkadang belum mendukung sepenuhnya menjadi hambatan yang sering muncul. Namun, generasi ini tak mudah menyerah; mereka terus mencari cara untuk melibatkan lebih banyak pihak, baik melalui kolaborasi dengan lembaga non-profit, pemerintah, maupun sektor swasta.